61. Latihan di lapangan kampung 2

17 9 0
                                    

  Jesse, Niall dan juga Haru mulai latihan mereka bertiga terlihat sangat jelas kalau mereka bertiga sangatlah bersemangat latihan kali ini. April menghampiriku dan mengajakku untuk bertarung juga. Tentu saja, aku tidak menolak dan kini aku juga bertarung melawan temanku ini.

  April sudah mengeluarkan begitu banyak senjata dari gambarannya itu sedangkan aku menggunakan tangan kosong. Kami berdua saling beradu kekuatan meski aku tidak menggunakan senjata apapun, setidaknya aku bisa menghindar meskipun lenganku sepertinya tergores pisau kertas yang tajam itu.

     Kedua mataku mengedip dan secara otomatis mata kuningku mulai aktif. Jika begini, aku bisa membaca setiap gerakkan yang muncul sebelum si lawan memukul target. April mulai menyerang ku dengan sigap aku menghindar dari serangannya dan ingin mencengkram kerah bajunya. Namun, ada salah satu benda yang balik menuju ke arahku bermaksud menyerang dari belakangku juga.

Ekor mataku melirik ke belakang dan tubuhku melompat tinggi. Ini yang disebut Gerakkan refleks tidak terduga dan aku bisa melihat benda yang bakal menyerangku seperti boomerang berbentuk piring tipis. Aku mendarat mulus seperti tokoh Spiderman kalau dari atas.

"Gerakkan refleks yang bagus, Atma! Bisa menghindari serangan tidak terduga dariku." puji April padaku, menyunggingkan senyuman smrik karena serangannya tidak mengenaiku.

"Terima kasih atas pujiannya. Kau juga hebat dalam menyerang, April." kataku dan berlari mengepalkan tangan ke April sehingga gadis itu terpental jauh.

Semua teman-teman yang menonton terkejut melihat pukulan kuat dariku. April memegang perutnya dan mencoba bangkit berdiri, ia terlihat meringis setelah mendapatkan pukulan maut dariku. Gadis itu mengeluarkan kucing kecil yang imut dan tiba-tiba menjadi besar juga menyeramkan. Aku mendongak melihat kucing itu menatapku tidak suka.

  Suara raungannya mirip sekali dengan harimau yang mengaung. Kucing besar tersebut mengangkat tangannya dan mengeluarkan cakar ke arahku. Dengan sigap aku menghindari cakaran tersebut dan berhasil. Mana mungkin aku akan terus mengindari terus menerus sedangkan sang musuh bisa mengikatkan banyak senjata.

"Hahaha, ayo lawan kucing besar ini kalau tidak ada penyerangan maka kamu ku anggap kalah telak, Atma." kata April memutuskan secara sepihak.

Namun, aku sama sekali tidak memprotes keputusan sepihak tersebut. "Baiklah. Sekarang aku akan serius melawan mu, April." kataku menggunakan kedua gelang pemberian kakakku ini.

  Gelang ini bukan hanya sekadar accecories melainkan teknologi canggih yang bisa digunakan sebagai senjata. Walau senjatanya tidak terlalu besar juga yaitu ada pisau kecil jika tanganku mengepal kuat dan ada sedikit sensor penuh keseriusan, pisau itu akan muncul. Jangan lupa juga, kalau ada ancaman yang datang pisau lipat yang di gelang ini juga akan muncul dengan sendirinya.

   Aku mulai menyerang kucing besar milik April sangatlah kuat dan aku belum bisa mengalahkan kucing besar ini menggunakan kedua pisau gelang ini. Tangan kucing tersebut sering kali ingin menginjak ku atau menyerangku menggunakan kukunya yang tajam. Tubuh kecil ini segera naik ke atas kepala kucing itu dan pisau kecil ini menusuk kepalanya sehingga kucing tersebut meraung kesakitan.

Raungan kucing besar itu membuat beberapa orang yang tinggal di kampung ini berbondong-bondong keluar rumah, melihat apa yang sebenarnya terjadi. Kucing tersebut menggelengkan kepalanya kuat-kuat agar aku jatuh dari sana. Akhirnya aku jatuh dan berguling-guling ke tanah.

"Atma!" teriak Mas Daniel dari tepi lapangan.

April tersenyum sumringah menganggap kalau itu sudah kalah telak. Aku yang masih belum bangun, mengukir senyuman manis lalu tidak lama kemudian kucing besar tersebut meraung raung dan menjadi kertas kecil-kecil. Gadis itu terkejut bukan main padahal aku diatas kepala kucing tersebut hanya menancapkan pisau kecil sepanjang jari tengah. Kucing tersebut sudah berubah wujud menjadi kertas-kertas kecil.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang