41. Ancaman Yuta

25 12 0
                                    

"Mama!" pekik Fajar ketika masuk laboratorium melihat wanita di dalam tabung air dengan penuh alat-alat yang menempel di tubuhnya.

  Fajar melihat sekitar ruangan, tidak ada siapapun disini selain dirinya. Ia sebaik mungkin melakukan misi penyamaran, entah sampai kapan ia ada disini. Tuan, yang di maksud oleh anggota Black Hawk kelihatannya mengejar si pengacau Winda dan ini waktu yang paling tepat buat Fajar menyelidiki tempat ini.

    Melihat tombol-tombol juga bacaan di layar monitor sungguh membuat pusing kepala. Fajar mencoba untuk mencari sedikit mengenai suntikan kuning yang ia temukan pada hari itu, bekas markas Black Hawk di laboratorium. Tombol di dada Fajar mengeluarkan suara Pak Santoso.

"Apa kamu sudah menemukan sesuatu di laboratorium, Fajar?" tanyanya.

   Kedua jari tangan Fajar terus mengetik cepat mencari data-data yang disembunyikan oleh Black Hawk. Fajar ingin tahu, apa yang ada di dalam suntikkan cairan itu sehingga menyebabkan orang yang mengenai suntikkan tersebut memiliki kekuatan besar? Serta "tujuan utama" dari Black Hawk.  Alasan lain juga, Fajar ingin mengetahui kenapa mamanya yaitu Eliza masuk ke dalam foto yang ditemukan oleh Atma.

"Belum. Saya sedang mencari informasi mengenai suntikkan kuning itu dan juga mencari tau tujuan utama, Black Hawk."

"Mereka menciptakan masalah internal yang panjang dan ayah saya sepertinya, sudah hilang ingatan." lanjut Fajar menerangkan ke Pak Santoso.

Di meja Pak Santoso, beliau tengah duduk dan berpikir kritis mengenai masalah yang kasusnya akan memanjang jika tidak diselesaikan sampai tuntas. Memilih polisi terbaik yaitu Sultan Fajar Satria adalah pilihan yang tepat, ia tidak pantang menyerah buat menelusuri kasus kotor ini lebih dalam lagi.

"Saya akan mengunggu kabar informasi selanjutnya, Fajar. Waktumu sudah tidak lama lagi, saya takut kalau pemimpin Black Hawk akan mengetahui ini dan mereka akan mengacak-acak kantor polisi." kata Pak Santoso dengan cepat disela oleh Halim yang kebetulan pemuda itu menguping dibalik pintu kantor.

Mendengarkan banyak perbincangan Pak Santoso juga Fajar melewati benda canggih pemberian seorang pengusaha hebat. Ralat, bukan pengusaha tetapi seorang jenius yang mengetahui seluk beluk komunikasi dan menjadikan alat komunikasi sebagai alat berguna untuk menyelidiki kasus organisasi hitam bernama "Black Hawk".

"Tidak! Polisi tidak selemah itu!" kata Halim, detektif polisi terbaik.

"Jika anggota Black Hawk datang kesini dan Fajar ketahuan atas penyamaran. Aku akan membantu meski strategi ini bisa dibilang bisa menghalau mereka jika terjadi peperangan." kata Halim membuat Pak Santoso terkejut mendengarnya.

Di tempat Fajar, seulas senyum terukir jelas di sudut bibir pemuda itu. Halim memang partner terbaik yang ia temui dalam menganani kasus yang panjang dan juga tidak ada habisnya buat dibahas. Fajar sudah menemukan apa yang ia cari saat ia ingin menekan Enter. Ada dua orang yang masuk ke dalam laboratorium dengan cepat, Fajar mengembalikan layar seperti sedia kala. Dalam hatinya ada rasa lega dan nyaris mengumpat padahal tinggal sedikit lagi ia bakal mendapatkan isi cairan suntikkan tersebut.

    Yuta dan Kazuki datang ke laboratorium, mereka terkejut kalau di dalam sini ada Sadam. Fajar berusaha melakukan akting penyamaran sebagai anggota Black Hawk, tahu kalau melakukan akting seperti ini tidaklah mudah seperti kau menikmati film di bioskop.

"Sadam. Kenapa kau ada di laboratorium? Bukannya seorang anggota tida—" ucap Kazuki sedikit menaruh curiga ke Fajar.

"Eh Tuan dan Kazuki san. Saya di sini hanya bertugas menjaga saja karena tadi ada salah satu anggota yang menyuruh saya menjaga disini." kata Fajar jujur.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang