80. Kekuatan Sebenarnya (Dewa)

23 6 3
                                    

"Fian Xian Lu! Fian Xian Lu!" teriak Dewa berusaha untuk membangunkan pemuda itu tetapi tetap saja, Fian Xian Lu tidak kunjung bangun.

  Kazuki menatap moment itu tersenyum tipis dan menganggap kalau tangisan Dewa hanyalah tangisan air mata buaya. Pria itu tidak habis pikir melihat air mata buaya tersebut menetes dari kelopak matanya. Kedua tangannya bertepuk tangan membuat Dewa dan Taiga yang disana menatap ke arah Kazuki penuh amarah. Taiga mengepalkan tangan kuat-kuat, rahang lehernya terlihat otot-otot yang menunjukkan bahwa pemuda bersurai pirang benar-benar marah.

    Air mata Taiga juga menetes melihat kejadian yang sangat cepat itu terjadi. Hatinya terasa sakit sangat sakit. Melirik ke arah pemuda yang duduk di samping Fian Xian Lu, pemuda yang pernah ia lihat di malam itu ingin mengajak adiknya Atma, berkencan. Melihat Atma merasa senang saat bersamanya. Disisi lain juga, ketika melawan Yada palsu kekuatannya, Atma dan juga dirinya buat mengalahkan Yada.

"Bagus bagus! Kau menangisi pemuda payah itu dengan air mata buaya. Cukup cerdik juga." katanya membuat Dewa geram mendengar ucapan Kazuki yang sudah kelewatan batas.

"Apa yang kau bicarakan! Ha! Kau tidak bisa membedakan air mata berduka dan air mata buaya ha!" protes Dewa, suara bergetar.

"Apa kau tidak punya teman sejati selama hidupmu, Kazuki!" teriaknya lagi membuat angin berhembus kencang.

  Taiga yang melihat Dewa terkejut bukan main. Mata kuning Taiga kembali aktif dan melihat kekuatan di dalam tubuh Dewa sesungguhnya bangkit. Ini sama halnya saat kejadian waktu itu dan tanpa bantuan kekuatan Atma. Aura kekuatan hitam keluar dari tubuh Dewa keluar membuat Taiga dan Kazuki tercengang melihatnya.

"Kekuatan apa ini!" pekik Kazuki tercengang. Dia tidak percaya kalau Dewa memiliki kekuatan yang dashyat.

Angin pun berhembus kencang sehingga pandangan mereka terganggu. Kazuki dan Taiga berusaha untuk menahan agar tidak terbawa angin. Kedua kaki Taiga tidak bisa menahan, bahkan cara berjongkok pun tidak bisa, jika begini terus ia akan melayang terbawa angin. Jadi ia menarik katana yang kebetulan di bawa, katana berbentuk pena. Ujung pena itu di tekan dan jadilah katana panjang. Taiga menancapkan katana dan memegang erat-erat.

   Mata kuningnya melihat reaksi di dalam tubuh Dewa sangatlah dashyat. Aura hitam itu berubah menjadi beberapa kartu dan memutari tubuhnya bersama angin yang berhembus kencang. Di sisi lain, semua orang berteriak kencang bahkan beberapa polisi terbang terbawa angin.

     Judy, Niall dan Haku menjadi kualahan karena sebagian teman-temannya ada di rumah mewah. Winda ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi tetapi dengan cepat Zulfa mencegah gadis kecil itu tidak pergi jauh-jauh setelah melawan monster bayangan.

"Jangan pergi Winda! Ini bahaya banget!" kata Zulfa dibalas gelengan kepala Winda.

"Nggak mau! Winda harus pergi! Winda harus menenangkan Mas Dewa." katanya keras banget membuat semuanya terkejut, apa yang dikatakan oleh Winda?

"Dewa?" tanya ulang Pak Sam terkejut dibalas anggukkan mantap Winda.

"Bagaimana kau bisa tau kalau kekuatan ini milik Dewa?" tanya Pak
Sam lagi.

  Winda menceritakan ketika ia diculik oleh Black Hawk waktu itu. Pengalaman yang buruk bagi Winda mencium markas itu kembali dan bertemu bersama orang-orang yang tidak memiliki hati. Saat sampai ke markas itu lagi, Winda ditatap kebencian oleh semua anggota di dalam sana. Karena Winda sudah berstatus membela musuh yaitu Atma dan kepolisian. Namun, Winda menghiraukan tatapan itu.

Sikap hangat Tuan masih ada sama halnya waktu Winda pertama kali turun lapangan sama wanita yang selalu membelikan Ice krim. Tuan memang tak akan pernah marah, apa yang dilakukan anggotanya untuk mengkhianati atau dikhianati. Kata-kata itu sukses membuat Winda menangis dan memeluk Tuan. Namun, Winda bilang ke Tuan kalau diluar sana ia sudah memiliki Papa baru. Karena hanya Winda yang disayangi oleh tuan.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang