65. Kalah Telak

28 9 5
                                    

  Pertarungan sengit antara kedua laki-laki masih berlanjut. Terlihat Dewa sangat kualahan dan tidak sempat membalas pukulan dari pemuda ninja di depannya ini. Akhirnya, jalan satu-satunya adalah menghindari serangan.

"Jika kau mengindari serangan ku terus menerus! Pertarungan ini akan terasa membosankan." kata Taiga dari balik topeng ninja itu.

  Dewa masih belum mengetahui siapa pemuda yang ada dibalik topeng tersebut dan seenak jidatnya ia membuat keseharian Dewa menjadi buruk. Pisang keju yang ia beli menjadi sia-sia saja dan malah mendapatkan pukulan sebanyak ini.

Muka pemuda berambut hitam itu di penuhi luka lebam serta ada bengkak membiru di sebelah matanya. Pukulan ninja itu sangatlah kuat.

"Jika kau memberitahuku. Aku tidak akan menyerang mu tapi jika kau tidak memberitahuku, aku akan terus memukulmu hingga kau mengaku!" ucap Taiga lagi nada geram.

Lalu ia bergerak cepat menuju ke Dewa. Pemuda itu sudah mengetahui gerak-gerik pemuda ninja tetapi ia selalu saja telat menyadari serangannya yang begitu cepat. Tubuhnya kembali terhuyung kemudian terjatuh. Lalu, punggung Dewa diinjak oleh pemuda ninja tersebut. Ia menoleh sedikit.

"Apa mau mu dariku?!" teriak Dewa mencoba menahan rasa sakit di tubuhnya itu.

"Apa kau pelaku yang membunuh aparat yang bernama Fajar dengan pistol? Jawab!" kata Taiga mengulangi ucapannya dan terakhir membentak.

  Taiga yakin, kalau anak ini adalah salah satu anggota Black Hawk yang menyamar menjadi warga sipil. Di pikiran Taiga berkata kalau Black Hawk cukup cerdas, menyusun rencana sekaligus peristiwa yang bakal membuat beberapa polisi sekaligus anak-anak yang terkena efek "uji coba" menjadi terhalang, salah satunya adalah murid 1-E.

Murid 1-E di takdir kan sebagai penghapus organisasi hitam ilegal itu atas perbuatan mereka zaman dulu. Dewa berdecih kesal.

"Aku tidak tahu! Apa yang kau katakan! Aku sama sekali tidak tahu, orang yang kau maksud?" kata Dewa membuat pupil mata Taiga terbelalak kaget mendengarnya.

"Bukannya kau adalah anggota Black Hawk." kata Taiga ke Dewa.

"Memang aku adalah anggota Black Hawk hingga sekarang, tetapi aku sama sekali tidak memiliki niat buruk mencelakai aparat kepolisian atau mencelakai orang lain." kata Dewa apa adanya dan berharap ia bebas dari pemuda menyebalkan ini.

'Pergi jauh-jauh orang aneh. Aku tahu, Mas Fajar adalah kakaknya Atma. Tetapi kenapa kau menanyakan itu dan aku sama Sekali tidak tau? Maksud kalau aku ini pembunuh?' batinnya sekaligus bertanya-tanya mengenai tuduhan sebagai pembunuh.

Dewa tidak akan pernah membunuh orang apalagi orang itu adalah saudaranya Atma. Ia bukan orang yang jahat seperti itu dan apakah Atma sudah tau mengenai ini? Pikiran Dewa sekarang terbang kemana-mana.

"Apa hubunganmu dengan polisi bernama Fajar itu?" kata Dewa pada pemuda ninja tersebut.

"Kau tidak perlu tahu, aku memiliki hubungan apa dengannya." kata Taiga misterius.

   Taiga merasa kalau pertarungannya ini sangat membosankan dan pemuda yang sebagai targetnya ini tidak tahu apa-apa. Sekaligus ia juga terlalu kepo. Alangkah baiknya Taiga harus pergi dari sini serta pahlawan bertopeng ninja akan selalu ada dan juga misterius, identitasnya. Kakinya turun dari punggung Dewa.

Dewa pikir pemuda ninja tersebut akan menginjaknya bertubi-tubi kenyataannya tidak. Ia mencoba untung bangkit berdiri sesekali melirik ke belakang melihat punggung pemuda ninja yang perlahan-lahan menjauh. Satu kartu sudah berada di tangan Dewa.

Kartu itu segera ia lempar ke pemuda ninja tersebut. Benda kertas berwarna hitam tersebut berubah menjadi pisau tajam menembus angin menuju ke punggung pemuda ninja. Mata hitam milik Dewa melebar melihat pemuda ninja itu bisa menghindari pisaunya. Lalu menembakkan pisau ke arahnya kembali.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang