19. Evolusi?

28 13 0
                                    

  Seorang gadis tengah duduk termenung di dekat jendela. Matanya sayu rambut hitam lurusnya tergerai begitu indah ke belakang. Suara dari pikiran dan hatinya tengah beradu kontra terhadap apa yang terjadi belakangan ini terutama kejadian kemarin di sekolah. Ia pingsan, kekuatannya tiba-tiba berkurang drastis sehingga kehilangan kesadaran.

      Selama ini Yuli melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada perubahan sama sekali. Namun, sekarang berbeda setiap ia pergi  menuju ke beberapa tempat. Kekuatannya seolah di sedot oleh seseorang yang sama sekali tidak diketahui oleh Yuli bahkan gadis itu sama sekali tidak merasakan hawa kehadiran dari beberapa orang yang berlalu lalang di jalanan. Auranya sama sekali tidak bisa di baca.

Jangankan dibaca auranya, pikiran dan hatinya pun tidak bisa Yuli rasakan. Apa penyebabnya kalau orang tersebut memiliki menyedot kekuatan sehingga kekuatan dalam diri ini, orang yang kekuatannya terkuras, kekuatannya tidak bisa berfungsi optimal dan juga sampai pingsan kehabisan energi.

Di sisi lain juga Yuli ada rasa penasaran dan hatinya mengatakan kalau ada dua sahabatnya yang datang ke sini. Sahabat dan juga teman masa kecil Yuli saat di Korea Selatan. Ia sangat merindukan teman-temannya tersebut.

"Kim Jena, Park Jian. Aku kangen kalian. Aku harap, kalian baik-baik saja di sana dan sekarang aku sengaja tidak masuk sekolah." katanya menggigit bibir bawahnya hari ini tidak bisa hadir di sekolah sebab energi kekuatannya belum cukup optimal.

"Tadi langit mendung, gelap, kilat sampai hujan deras sampai sekarang, awan masih gelap." katanya mendongak melihat langit masih gelap gulita nampaknya tetesan hujan kedua akan turun sebentar lagi.

  Kedua tangan ia lipat di dekat jendela kemudian menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Lelah. Yuli tidak bisa begini terus dan kekuatannya harus sedikit bertambah jika tidak maka bisa-bisa kekuatan di dalam diri Yuli, tidak bisa terkendali seperti dulu.

"Huh, ottoke? Aku harus ? Kekuatanku berkurang sangat drastis membuatku lemah banget seperti ini." kata Yuli tersenyum tipis di dalam kedua tangannya.

    Pintu terbuka mendapati seorang wanita cantik tengah tersenyum melihat punggung putrinya itu. Beliau berjalan mendekati Yuli berkata,"bagaimana tubuhmu? Masih tidak enak?" tanyanya membuat Yuli mengangkat kepalanya menoleh mendapati ibu sudah berada di sini.

"Eh ibu. Sekarang tubuhku udah mendingan meski terkadang masih tidak enakkan." jawab Yuli tersenyum tipis lalu mengalihkan pandang ke arah luar jendela.

"Sepertinya kamu banyak pikiran akhir akhir ini. Jika iya, lebih baik kamu ceritakan ke ibu. Apa masalahmu? Apa ada masalah di sekolah?" tanya beliau nada lembut sehingga Yuli tersenyum senang.

  Ibunya sangat pengertian sekali padanya dan sekarang sang ibu tengah membatin sesuatu, memuji Yuli selalu ada di sampingnya. Yuli sebenarnya heran, mengapa ibunya selalu membatin hal itu. Mau bertanya? Tetapi memulai darimana, tidak mungkin Yuli langsung to the point ke ibunya dan juga tidak mau berbasa-basi. Lebih enakkan mengalihkan pembicaraan daripada memulai dan basa-basi dalam pembicaraan.

"Di sekolah baik-baik saja, Bu. Tidak ada yang buruk tetapi semenjak kejadian kemarin aku tiba-tiba pingsan. Badanku merasa tidak enak. Hanya itu saja, tidak ada yang lain." kata Yuli tersenyum senang.

"Kalau begitu. Ibu buatkan teh hangat dulu dan minum ya, Yuli. Setelah itu kamu tidur siang biar besok bisa bersekolah lagi." katanya mengelus kepala Yuli lembut tidak lupa senyuman sumringah dari sang ibu. Yuli memerhatikan ibunya yang mulai pergi keluar kamar dan menghilang dari balik pintu yang tertutup.

Yuli menghela nafas kasar memegang dada, syukur banget. Ia sudah beberapa kali membohongi ibunya tentang perihal ini. Matanya beralih ke ponsel yang tergeletak dekat meja. Begitu banyak pesan terkirim di sana terutama dari Niall dan juga Yugo, Trio Key. Julukan mereka bertiga untuk area contekan ketika ulangan berlangsung.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang