32. Ajakan Kencan

22 10 12
                                    

"Mas Daniel pergi latihan sepak bola lagi? Bukannya tadi pagi sudah?" tanyaku saat melihat Mas Daniel memakai sepatu.

"Ya, karena pemberitahuannya mendadak jadi mereka semua memutuskannya seperti itu. Dan..." kata Mas Daniel menali sepatunya, bangkit berdiri menoleh ke arahku yang berdiri di ambang pintu,"...bagaimana latihan bulu tangkisnya?"

   Melipat kedua tangan, berpikir mengenai tadi saat bermain bulu tangkis. Awalnya sih berjalan mulus dan membuat kami berempat bersemangat. Tetapi siapa sangka kalau ada anak les bulu tangkis yang sempat arah pandang ku dan juga teman-teman ku teralihkan, menantang kami berempat, besok.

"Bagus sih, Mas Dan. Nggak ada yang perlu di khawatirkan bahkan adikmu ini sangat hebat bermain bulu tangkis." ucapku berbangga diri ke Mas Daniel. Lebih tepatnya sombong sesaat atas kehebatan ku bermain bulu tangkis.

  Mas Daniel tertawa mendengar ucapanku barusan. "Jangan banyak mimpi, Atma. Tidak baik buat kewarasan nanti bisa gila!" ucap Mas Daniel meledek.

"Ih Mas Daniel nyebelin!" ucapku menepuk bahu Mas Daniel keras. Tidak peduli, ia meringis.

"Sakit, Atma."

"Biarin saja. Siapa suruh meledek Putri Atma Eliza? Hmm." kataku sinis.

Lalu terdengar suara klakson sepeda motor di depan gerbang membuat kami berdua menatap ke sana, bersamaan. Haru dan Niall datang menjemput Mas Daniel.

"Dan, buruan gih! Malah berdebat dengan Atma." kata Niall sambil cengengesan.

  Mas Daniel segera menaiki sepeda motornya, Haru dan Niall pamitan ke aku. Seulas senyum menerka, tidak lupa melambaikan tangan dan berkata "hati-hati" ke mereka bertiga. Setelah mereka pergi, aku masuk ke dalam rumah menjalankan hari yang membosankan sembari mencari cara untuk menyusun strategi buat mengalahkan gadis sombong yang tadi, menantang ku.

    Artinya selama ini, dirinya mengamati ku bertanding sama Mas Daisuke dan melihat permainkan ku bagus jadi ia langsung menantang ku. Mas Daisuke juga waktu itu tidak bersama kami berempat, sedang pergi ke toilet. Namun, aku tidak yakin, kalau Mas Daisuke tidak tahu soal itu. Dirinya kan punya Yuma yang mengawasi ku. Gelang pemberiannya masih ku pakai dan untungnya waterproof jadi aku tidak akan khawatir kalau gelang ini terkena air.

     Aku duduk di sofa sembari menonton televisi kartun Upin & Ipin, mengapa saat episodenya tepat bermain bulu tangkis. Jadi aku menonton serial anak-anak tersebut mencoba mengamati untuk menjatuhkan lawan. Sayangnya, baru saja aku menonton, iklan muncul di layar televisi membuatku berdecih.

"Cih. Pakai iklan segala." dengus ku.

'Hello Atma. Aku Yuma, sepertinya kamu sedang nggak mood. Apa Atma ingin melihat motivasi jadi bulu tangkis?' — Suara Yuma dari teknologi canggih muncul di ruangan tengah.

Entah mengapa rasanya seperti anak dari sultan? hahaha, batinku kemenangan.

"Tolong cari saluran televisi yang meningkatkan jadi juara bulu tangkis!  Yuma!" pintaku tersenyum senang.

  Yuma segera memenuhi perintahku dalam hitungan detik, aku tidak menyangka kalau di dunia ini lama-lama teknologi canggih-canggih bikin senyum senyum sendiri. Tetapi aku tidak mau, dunia akan dipimpin oleh teknologi. Maksudku robot-robot gitu sama halnya kayak film-film mengenai robot, itu mengerikan sekali.

   Televisi menampilkan anime yang ada kaitannya bulu tangkis. Beh, rasanya seru banget ngelihat mereka bermain bulu tangkis dan aku bisa melihat celah celah musuh serta bisa melakukan teknik dasar. Jika Mas Daniel berlatih sepak bola sehari dua kali. Aku cukup latihan bulu tangkis satu hari satu kali dalam jangka 3 hari.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang