"Perlu dipahami bahwa konsep Trias politika ialah doktrin konstitusional yang mengenai pemisahan cabang legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Paham?"
Semua siswa mengangguk mengerti, pak Damono memicingkan matanya lalu melempar penghapus bor ke belakang yang hampir saja mengenai nata. "Pranata Adiguna! Siapa yang mengizinkan kamu tidur di mata pelajaran saya?!"
Gimbal yang duduk tepat berada di samping nata berusaha membangunkan nata tapi hasilnya nihil, anak bujang itu sangat nyenyak sekali dalam tidur singkatnya itu. Gimbal menyerah ia lanjut menulis materi yang ada di papan tulis dan membiarkan nata yang pasti akan kena omel lagi. Pak Damono menyimpan buku paket yang sedari tadi ia pegang lantas menghampiri meja nata yang berada di belakang, pak Damono menepuk beberapa kali punggung nata sampai anak laki-laki itu terusik dari tidurnya
"Diem bal gue ngantuk semalem gak bisa tidur mikirin ayang!" Pak Damono berdehem sebentar lalu bertanya. "Siapa ayang yang kamu maksud nata?"
"Clara lah. Dia marah sama gue gara-gara gak nemenin dia ke salon" dengan setengah sadar nata menjawab pertanyaan pak Damono. Satu kelas tertawa mendengar jawaban nata, Clara sendiri yang namanya ikut-ikutan di sebut hanya bisa berdiam diri menahan malu dengan ucapan mata.
"Bangun nata!" Sampai akhirnya nata Bagun dan mengerjakan matanya seakan tidak punya dosa, anak laki-laki itu tersenyum penuh sambil menatap pak Damono, "Siang pak Damono!"
"Pergi ke lapangan hormat bendera sampai jam pelajaran saya di kelas ini selesai!"
•••
Matahari sedang berada dalam terik-teriknya, pukul setengah sebelas adalah waktu paling pas untuk diam di kantin sambil makan gorengan. Sayangnya yang nata dapat adalah berjemur di lapangan berkat hukuman dari gurunya. Salahnya sendiri memang yang berani-beraninya tidur di jam pelajaran guru yang terkenal disiplin. Pada dasarnya rata-rata guru PPKn lebih disiplinnya dibanding guru-guru lainnya.
Seragam yang nata kenakan sudah tak berbentuk lagi dan sudah keluar dari tempatnya, bahkan sudah dibanjiri oleh keringat. Tepat di detik terakhir akhirnya bel pergantian pelajaran sudah berbunyi. Nata bernafas lega lalu berjalan ke pinggir lapangan dekat dengan pohon yang cukup rindang, beruntung sekolahnya sangat asri. Nata membuka bajunya lantas menyisakan kaos hitam yang ia kenakan. Nata mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karna lelah sambil mensejajarkan kakinya.
Tak lama dari itu Sena datang dengan dua botol minum di tangannya, satu es jeruk dan satu air mineral dingin. Pucuk di cinta ulang pun tiba. Nata tersenyum akhirnya tanpa repot-repot pergi ke kantin ada yang mengantarkannya minuman kesini.
"Pembantu gue baik banget sih" nata menggoda Sena, Sena yang sudah biasa dengan segala tingkah random nata hanya memutar bola matanya malas lalu menyerahkan air mineral pada nata.
"Kok gue yang ini? Yang jeruk lah na biar seger.."
"Lo abis berdiri di tengah lapangan, gak baik minum yang manis-manis, udah minum yang ada aja. Lagian gue udah cukup manis buat lo liat" Sena dengan percaya dirinya berucap seperti itu sambil membuka tutup botol dan meminum jus jeruk. Nata terkekeh lalu menganggukkan kepalanya.
"Iyain deh, si buruk rupa kalo gak di dengerin nanti marah terus jadi babi!"
"Sialan Lo!" Nata tertawa kencang saat Sena marah dan mencubit perutnya.
"Tau dari mana gue di hukum?"
"Kalo lo lupa, kelas gue depan lapangan dan gue duduk di Deket jendela yang langsung ngeliat ke lapangan" jelas Sena dan hanya dibalas anggukan ringan oleh nata.
Tak lama dari itu Clara, pacar nata datang sambil membawa kipas di tangannya. Dia duduk di samping nata sambil merapihkan Tataan rambut nata. "Sayang kamu ga papa? Maaf ya gara-gara aku kamu dihukum" nata tersenyum lantas mengacak Surai Clara, "Santai yang, gak papa. Yaudah yuk mau ke kantin?" Clara menaggguk malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata Sena (End)
Teen FictionNata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu serasi jika di sambungkan. namun siapa yang tau perihal hati. Bisa saja apa yang orang ucapkan serasi...