Hai dengan author nata Sena disini, dengan siapa disana?.
Happy reading jangan lupa tinggalkan jejak
💗💗
Sehabis beres mandi Nata langsung mengenakan kaos berwarna mustard polos yang ia ambil secara kasar dari dalam almari, laki-laki dengan tubuh semampai itu berjalan menuju balkon kamarnya hendak menjemur handuk yang baru saja ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya asal. Selesai dari situ setelah beres menyisir dan segala macamnya dia turun ke bawah dan bergabung dengan kedua temannya yang menunggu di halaman belakang rumah, siapa lagi jika bukan Galih dan Gimbal.
Kedua laki-laki dengan ciri khas yang berbeda tengah bermain catur berdua sampai tak menyadari Nata yang datang dan sudah duduk di tengah-tengah.
"Skakmat!" Gimbal berseru senang ketika pionnya kembali menang dan mengalahkan laki-laki yang menggunakan hoodie dongker di depannya. Galih hanya mendengus kesal lalu meminum kopi hitam yang telah di sediakan oleh bibi asisten tadi.
"Eh Nat, Gue udah coba hubungin Sena" Gimbal tampak terdiam sebentar lalu melanjutkan kembali ucapannya, "Tapi dia tetep keukeuh gak mau latihan"
Nata mengambil kopi miliknya dan meminumnya. Mendengar apa yang diucapkan oleh Gimbal tidak banyak respon Nata seperti biasanya, dia hanya menaikkan halisnya sebentar lalu bergumam kasar.
"Gadis keras kepala" gumamnya
Sudah satu minggu semenjak kejadian pertengkaran kecil di ruang elang band, mereka belum berbaikan sampai sekarang terlebih lagi Nata dan Sena yang sama-sama tidak mau mengalah atau meminta maaf barang sedikitpun. Nata bukan tidak peduli pada Sena, bukan tidak ada niat membujuk gadis berambut ikal itu hanya saja, dia sedikit lelah dengan tingkah keterlaluan Sena menurutnya.
"Bujuk gih"
Nata tampak memutar bola matanya malas dan berdeham sebentar.
"Bocah, kenapa harus gue terus? Kali-kali dia yang ngalah lah. Nggak perfesional banget jadi personil. Gue udah bilang Sego bukan cowo baik-baik, buktinya dia malah gini kan?"
"Seenggaknya coba bujuk lagi"
"Males"
"Lo cemburu karna Sena lebih percaya sama sepupu lo? lo iri karna Sena lebih prioritas in Sego? lo ngerasa posisi lo ilang kan?"
Nata tersedak.
Ucapan Galih yang satu itu berhasil membuat dirinya sedikit mengerutkan kening.
"Nggak"
"Lo jatuh cinta sama sahabat lo sendiri" tebak Galih
"NGGAK ANJIR!" Nata meminum kopinya sedikit dan berdehem lantas membenarkan posisi duduknya. "Udah seharusnya gue peduli sama sahabat gue sendiri"
"Gue juga sahabat lo" timpal Gimbal
"Beda, Sena cewe. Harus di lindungin"
"Atau bisa jadi karna lo emang naruh hati dari awal buat Sena" sarkas Galih.
"Apaan sih lo pada. Kenapa mojokim gue gini?. Gak asik ah. Latihan pending aja Clara ngajak ketemuan ada yang harus di bicarain katanya"
Nata beranjak dari kursi dengan grasak grusuk lalu berlari ke parkiran dan pergi menuju komplek sebelah untuk menjemput seseorang yang memang sudah ada janji dengannya, tak lupa sebelum pergi Nata mengambil hoodie hitam yang sangat cocok dipadukan dengan celana selutut warna cream yang tengah di kenakan nya.
Laki-laki itu pergi dan meninggalkan kedua temannya yang tengah terkekeh ringan sambil memakan snakc ringan, Gimbal bergeleng heran.
"Salting pasti" Gimbal berucap sambil menyuapkan kuaci yang sudah di buka terlebih dahulu, Galih setuju dan mengangguk menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata Sena (End)
Novela JuvenilNata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu serasi jika di sambungkan. namun siapa yang tau perihal hati. Bisa saja apa yang orang ucapkan serasi...