47 : membaik kah?

145 7 0
                                        

Vote dan komen aja meski offline di kalian, nanti pas di nyalain datanya otomatis ke kirim kok.

Happy reading

Nata menyisir rambutnya yang masih basah karna habis mandi, ia lalu mengambil hairdryer milik bunda yang pernah ia ambil diam-diam dari kamar orangtuanya. Selepas kering nata memberikan rambutnya vitamin rambut dan spray khusus rambut.

Lepas itu ia mengambil seragamnya dari dalam lemari yang baru di setrika beberapa hari lalu. Ia mengenakan seragam SMA seperti biasanya. Celana yang pas dan bajunya yang tidak ia masukan tak lupa dengan jam tangan serta gelang hitam yang selalu ia kenakan dan kalung berbandul berbentuk elang. Lepas itu ia mengambil Hoodie putih dari dalam lemari dan mengenakannya.

Merasa sudah sempurna dengan penampilannya, untuk sentuhan akhir ia mengambil parfum dan menyemprotkannya ke beberapa bagian. Lepas semuanya siap ia turun ke bawah tak lupa menggendong tas yang sebenarnya hanya berisikan satu buku paket dan satu buku tulis saja.

"Bunda, Nata berangkat dulu"

"Ke rumah Nana dulu kan?" Nata mengangguk sambil menggunakan sepatunya terlebih dahulu.

"Yaudah, hati-hati"

"Assalamualaikum" Nata mencium punggung telapak tangan bunda terlebih dahulu lalu menyambar kunci motor CBR nya dari atas nakas. "Waalaikumsalam" selepas Nata pergi, bunda menutup pintu dan kembali melanjutkan masaknya.

***

"Sena... Sena.... Sekolah yok!!!!" Nata berteriak tepat di depan pintu kamar Sena yang terkunci.

"Nyet sekolah yok!!!!" Sekali lagi Nata berteriak.

Sampai di rumah Sena beberapa menit lalu Nata langsung bersalaman pada mami berbincang sebentar. Lalu mami menyuruhnya untuk membangunkan Sena karna gadis itu masih tertidur sedangkan mami harus mengurus kerjaannya terlebih dahulu.

Nata mendengus kasar, tidak ada sahutan sama sekali dari dalam sana. Lantas Nata menggedor pintu beberapa kali dan kembali berteriak.

"Nana sekolah yok, sekolah biar nggak bego terus"

Pintu terbuka menampilkan Sena dengan piyama coklat yang tengah gadis itu kenakan. Gadis itu menatap kesal pada Nata yang tersenyum manis

"Morning cant–"

"Anjing!" Kesal Nata saat satu bantal melayang dan tepat mengenai wajahnya, bersamaan dengan itu pintu kembali tertutup dengan kencang. Nata menghela nafasnya lalu mengusap dadanya sendiri, "Orang ganteng harus sabar"

"Tunggu di meja makan, gue mandi dulu!"

"Ngintip boleh nggak Na?" Gurau Nata

"Anjing lo monyet!" Teriak Sena saat membuka kembali dan mengambil bantal yang di peluk Nata yang sempat ia gunakan untuk di lempar kemuka sok ganteng di depannya. Pintu di tutup kembali bahkan terdengar suara di kunci secara dua kali. Nata terkekeh kecil lalu turun ke bawah dan menunggu Sena di ruang televisi.

Tanpa tahu malu, nata mengambil remot televisi dan menyalakan tv tersebut. Siaran kartun Marsya and the bear menjadi pilihan Nata pagi ini. Jam enam tepat seperti ini memang biasanya kebanyakan tayang televisi cenderung kartun, berita, atau siraman rohani. Sedangkan Nata tidak pernah cocok dengan siraman rohani, merasa aneh. Dan berita tidak cocok pula untuk Nata yang lebih suka hal-hal santai di banding serius, maka pilihannya jatuh kepada kartun berlatar hutan dengan tokoh utama beruang besar dan di mungil Marsya.

"Tumben udah siap?" Sena yang sudah rapi dengan seragamnya dan tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk lantas menatap heran pada Nata.

"Kali-kali jadi anak rajin, masa lo doang? Gue juga bisa kali!"

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang