41 : Selamat Sayang

122 6 0
                                    

Happy birthday Sego.

Jangan lupa tandai jika ada typo, dan tinggalkan jejak.

Happy Reading

Desiran ombak saling bersahutan menabrak batuan karang di tepian pantai. Sesekali menyapa pada telapak kaki para pengunjung. Sore hari pada hari ini cukup hangat dengan kesan romantis terkhususnya bagi pasangan yang memang tengah berduaan. Sesuai janjinya kemarin, sore ini Sena menemani Sego merayakan ulang tahunnya di pantai. Hanya berdua. Bermodalkan cake mini berdiameter kecil yang diberikan lilin di tengahnya.

“Happy birthday for you my boyfriend. Semoga apa yang di semogakan tersemogakan” ucap Sena lalu menyodorkan cake yang sudah di nyalakan lilinnya pada Sego.

Cepat-cepat Sego meniup lilinnya sebelum mati karna angin pantai sore ini yang cukup kencang. Sena bersorak ringan saat api sudah padam. Gadis dengan balutan dress putih tersebut lantas memotong cake tersebut dan menyuapi Sego. Merasa kurang seru Sego balas menyuapi kekasihnya dengan sendok yang sama yang barusan Sena Pegang.

Dengan senang hati, Sena menerima suapan tersebut. Cake dengan warna biru dongker dicampur kilauan warna putih persis dengan warna favorit Sego.

"Enak?" tanya Sena.

"Banget, Lo bikin sendiri kan?"

Sena tersenyum malu-malu lantas menganggukkan kepalanya. Dia sengaja sepulang sekolah langsung melimpir ke market terdekat demi membeli beberapa bahan kue yang ternyata sudah habis di rumah. Beruntungnya lagi tidak sia-sia Sena belajar membuat berbagai macam kue bersama mami karma akhirnya ilmu itu terpakai untuk membuat kado spesial sederhana untuk kekasihnya.

Meski cukup sulit untuk Sena praktik di dapur, apalagi dia sudah lama tidak membuat apapun di dapurnya. Terbiasa apa-apa instan karna ada bibi ya seperti itu jadinya.

"manis, gurih, enak. Nggak terlalu manis dan sesuai sama selera lidah gue"

Sena terkekeh ringan dan merasa senang dengan riview yang diberikan oleh kekasihnya. "syukur kalo suka"

"Happy brithday ya, gue harap apa yang lo mimpikan, apa yang lo harapkan bisa tercapai dan gue harap segala hal baik selalu berada di sekitar lo"

"Dan gue harap kita selalu seperti ini" lanjut Sego.

Sena mengangguk setuju, sebanyak apapun nanti yang menghalangi hubungan mereka yang tengah di jalani saat ini bersama Sego semoga saja akan tetap baik-baik saja kedepannya. Karna untuk saat ini namanya tengah terisi oleh orang bernama Sego yang kini tengah berada di sampingnya.  Meski selalu ada ragu di benaknya, tapi semoga Sego lah yang terbaik untuknya.

Selesai menghabiskan cake yang memang ukurannya tidak terlalu besar mereka berdiam sambil mendengarkan lagu yang dinyalakan lewat ponsel Sego. Lagu barat yang terkesan romantis dan memberi kesan hangat bagi mereka, Sena mendekatkan dirinya pada Sego lalu menyenderkan kepalanya di bahu lelaki itu, merasa peka dengan sesuatu Sego lantas mendekap gadisnya dan sesekali mengusap surai rambut sebahu milik gadis itu.

Sena memejamkan matanya, merasakan usapan halus penuh kasih sayang yang Sego berikan. Ia harap apa yang diucapkan teman-temannya salah. Karna yang ia inginkan saat ini adalah kebahagiaan dalam percintaannya. Terlalu lelah rasanya mencoba hubungan dengan siapapun mulai dari adik kelas sampai anak kuliahan pun Sena pernah jalani tapi tidak ada yang tulus bahkan serius satu pun. Jadi tidak salah bukan jika Sena merasa ingin Sego yang terkahir? Tidak salah kan Sena merasa menjadi perempuan paling berharga di mata Sego yang selalu memperlakukannya bak ratu akhir-akhir ini?. Yang ia mau hanya Sego untuk saat ini, bahkan jika Nata melarangnya pun Sena menjadi keras kepala lebih dari biasanya. Tentu saja demi kekasihnya.

"Nanti malam, mom ngadain party brithday di rumah buat gue. Anak-anak alumni SMP bakal dateng sampai temen-temen gue yang sekrang. Lo mau kan datang dan temenin gue di acara itu?. Bukan sebagai tamu, tapi sebagai pendamping pemilik acara"

"Hmm, boleh"

"Gue jemput"

"Nggak! Gue Dateng sendiri aja. Biar suprise gitu kesannya. Dan lagi masa pemilik acara kelayapan, nanti tamunya siapa yang nemenin!"

"Aish, tamu-tamunya juga seumuran kita Sen, gak usah di temenin"

"Pokonya gausah di jemput, biar gue dateng sendiri biar ngasih suprise buat lo. Ya-ya Iya???!"

Meski agak berat karna takut Sena kenapa-kenapa di jalan pada akhirnya Sego membolehkan ucapan Sena. Dia mengangguk sebagai jawaban.

Matahari mulai terbenam menyisakan kegelapan yang malu datang perlahan-lahan. Lagu yang masih berputar di dalam ponsel menjadi suara paling dominan bersamaan dengan deru ombak. Sena bangkit dari sandarannya dan memandang lurus ke depan melihat matahari yang mulai hilang dengan sesekali menyanyikan bait lagu yang tengah berputar yang kebetulan dia memang tau lagu itu. Karna lagu happier yang liriknya tengah berputar tersebut menjadi lagu favoritnya akhir-akhir ini.

Sego menatap Sena dengan senyuman yang tidak luntur sedari tadi, ia bahkan sangat bersyukur bisa mendapatkan Sena yang cantiknya tidak ada duanya, ia bersyukur mendapatkan Sena yang bahkan bisa mewarnai hari-harinya yang tersekan dulunya monoton dan abu-abu. Sena adalah pelanginya, dunianya, bumi nya, segalanya. Meski seperti itu ada sedikit ragu yang belum bisa ia utarakan pada gadisnya, mungkin di waktu yang tepat pasti akan ia utarakan.

"Sena"

Gadis yang tengah memejamkan matanya lantas menoleh melihat pada kekasihnya.

"Makasih, buat semuanya"

"Kembali kasih, apapun buat kebahagiaan lo, kenapa enggak untuk gue lakuin"

Tatapannya sama-sama semakin dalam sampai akhirnya sesuatu berdasarkan feeling yang ada di benak Sego dia maju lebih dekat dan mendekap Sena lagi. Sena tak kalah dia juga menatap Sego dengan intesnya. Mengerti apa yang akan terjadi Sena menutup matanya, Sego menyunggingkan senyumnya tipis dengan ekspresi yang tidak terbaca. Laki-laki itu menatap dalam pada Sena, memperhatikan setiap detail dari wajah kekasihnya, halis yang simetris, bulu mata hitam dan lentik, hidung yang bertengger kecil tapi mancung, dan bibir. Bibir mungil tipis berwarna merah muda. Matanya berhenti menelisik dan diam menatap bibir itu, sekali lagi senyum kembali terlihat. Sego menutup matanya seperti sama dengan apa yang Sena lakukan lantas maju hendak menyapa sesuatu yang sedari tadi ia tatap.

"HARAM! HARAM! CIUMAN HARAM! BELUM SAH BAPA IBU!" seseorang berteriak lantas berlari lalu duduk di samping Sena.

Mereka yang hampir seja melakukan sesuatu saling memisahkan badannya canggung, Sego berdehem lalu merapihkan rambutnya, Sena tak kalah salah tingkahnya ia memainkan ponselnya tanpa tau apa.yang akan ia tuju.

Laki-laki yang baru saja berteriak lantas menyunggingkan senyumnya tipis, merasa senang dengan apa yang barusan ia gagalkan, merasa bahagia dengan Susana romantis yang baru saja ia rusak. Sedangkan Sena menatap tajam orang yang baru saja duduk di sampingnya, “Sialan lo Nata!”

"Seinci pun lo ngelakuin hal aneh sama Sena, mati lo sepupu bangsat!" gumamnya tanpa didengar oleh siapapun.

•••

Gambarannya mereka seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambarannya mereka seperti itu.

Hai, jangan lupa tinggalkan jejak.
Ending tinggal beberapa lagi. Siap?
Siapa tokoh favorit kalian?

Apa yang mau kalian sampaikan pada tokoh cerita nata Sena?

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang