Happy Reading,
Tandai kalo ada typo
Festival belum selesai masih ada penampilan dari band-band ternama lainnya. Sahutan setiap jelmaan manusia di depan sana masih menjadi suara-suara di jajaran pertama yang sangat amat paling kencang dan heboh. Selepas tampil beberapa menit lalu sekarang kelima anggota elang band tengah diam di ruangannya sambil tiduran di bawah lantai tanpa beralaskan karpet. Kedua perempuan yakni Mita dan Sena malah sengaja membawa kipasnya masing-masing dan di pegangnya di dekat wajah mereka.
Cucuran keringat dari pelipis mereka membuat kesan seksi dan mempesona bagi setiap pribadi masing-masing diri mereka. Gimbal dan Galih memilih beranjak dari lesehannya dan mengambil box konsumsi masing-masing. Mereka memilih makan duluan karna perut mereka yang terlanjur berbunyi nyaring. Tak lama Mita menyusul dan bergabung dengan kedua laki-laki tersebut dan ikut makan. Konsumsi yang di sediakan panitia tidak banyak, hanya paket ayam geprek dan air mineral botol lalu puding dan buah-buahan segar. Meski begitu mereka tetap bersyukur.
"Gila tadi heboh banget iya nggak sih?" Seru Mita sangat amat senang.
"Alhamdulillah ya, sekalinya comeback di sambut positif sama Feba" mereka menganggukkan kepalanya setuju.
Fans elang band yakni familly elang band yang mereka singkat menjadi FEBA adalah bentuk kebahagian yang tidak ada duanya.
"Bahkan gue pengen nangis anjir liat mereka bawa-bawa spanduk elang band. Feba emang nggak main-main kalo kita udah terjun lapangan" sahut Sena
"Alhamdulillah kalo gitu" Nata berucap.
Laki-laki itu yang asalnya tiduran agak jauh dari Sena akhirnya pindah dan berbaring menatap langit-langit tepat di samping Sena.
"Gerak cepat dong, friendzone mulu perasaan" sahut Galih agak kencang lalu di balas kekehan oleh Nata. Mita memandang keduanya dengan gelengan heran lantas menyuapi kekasihnya, Galih.
Sena hanya tersenyum tipis lalu memandang Nata yang ternyata kini tengah memandangnya juga. Pipi gadis itu merah merasa salah tingkah. Tapi tak lama ia berucap
"Maaf Nat, gue belum bisa"
Nata menjitak kening Sena, ia merasa tidak suka dengan sifat Sena yang tidak enakan seperti ini.
"Gue kan udah bilang, perihal luluhin hati lo, itu urusan gue. Lo gausah kepikiran dan merasa nggak enak karna belum bisa balas perasaan"
"Makan yu?" Ajak Sena dan diangguki oleh Nata. Nata bangkit lebih dulu lalu membantu Sena untuk berdiri. Tak lama mereka ikut bergabung dengan ketiga temannya dan ikut menghabiskan makannya.
"Enak ayamnya gue suka, meski kurang pedes" sena berkomentar, mendengar Sena berucap nata lantas terkekeh ringan.
"Perut karet kaya lo makanan apa aja disebut enak"
Sena memutar bola matanya malas tidak menanggapi ucapan Nata dan kembali melanjutkan makannya tenang seperti apa yang dilakukan oleh ketiga temannya. Meski agak kesal melihat Mita dan Galih yang makan dengan romantis saling suap-suapan.
Sena mencabik kesal ia memajukan bibirnya sambil menatap malas pada temannya. Dia lantas memandang pada makannya sendiri dan menyuapkan satu sendok nasi dan ayam geprek ke mulutnya.
"Kalo mau di suapin juga bilang, bukan malah cosplay jadi bebek jelek" Nata berucap lalu menyodorkan satu sendok nasi dan geprek pada Sena dan langsung di lahap oleh Sena. "Nah gitu kan monyet yang satu ini jadi cantik kalo nggak cemberut" lanjut Nata dan dibalas kekehan oleh semua orang di dalam ruangan tersebut.
Selesai makan mereka mengambil minumnya dari dalam box satunya lalu membersihkan mulutnya takutnya kotor menggunakan tisu basah yang sempat Mita bawa. Kedua gadis itu duduk bersebelahan sambil mengatur ulang rambutnya yang berantakan di depan cermin tak lama mereka membersihkan make up yang berada di wajahnya lalu di ganti dengan make up yang lebih simpel.
"Minta lipcream dong Sen" pinta Mita, Sena yang baru sama selesai memasangkan liptin berwarna peach lantas mengotak-atik tas makeup kecilnya lalu memberikan tiga lipcream berwarna merah gelap sampai semu terang kepada Mita.
Tak lama setelah selesai mereka saling memandang dan tersenyum satu sama lain, "Perfect" ucap mereka bersamaan dan di akhiri dengan kekehan.
"Eh beli yang dingin-dingin yu kedepan, siapa tau gitu ada yang enak" ujar Mita.
"Es krim gimana? Terus mampir beli ramen. Gue masih laper anjir" lanjut Sena dan diangguki setuju oleh Mita.
"Mau nitip sesuatu nggak? Kita mau cari makanan ke depan sekalian abisnya mau ke cafee sebentar" ucap Mita, ketiga laki-laki yang asik berbincang ringan tersebut menoleh pada Mita dan mengangguk, "Duluan aja, nanti kita nyusul ke cafee depannya"
Mita dan Sena mengangguk mereka mengambil uangnya masing-masing dari dalam dompet lalu keluar dari dalam tenda setelah mendapat izin dari panitia. Sambil berjalan lewat belakang panggung mereka berbincang beberapa hal, untung saja para penonton tidak menyadari adanya mereka yang melewat di tengah-tengah kerumunan.
"Gila tau, gue suka banget konser barusan. Seru Sen"
"Banget, next harus lebih pecah dari barusan. Iya nggak sih?" Mita mengangguk setelahnya ia fokus pada ponselnya mengangkat telpon yang baru saja tersambung dengan Galih.
"Iya kalo mau nyusul sekarang cepetan sayang"
Gadis itu menjadi lebih-lebih bucin setelah kembali balikan dengan mantannya tersebut Sena hanya bisa tersenyum dari belakang saat gadis itu terus menerus mengucapkan kalimat-kalimat alay. "Bucin" gumam Sena sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.
Dia berjalan santai di belakang Mita sambil sesekali bernyanyi kecil namun matanya melotot kaget saat satu mobil melesat cepat ketika mereka tengah menyebrang.
"Mita awas!"
Mita tersungkur ke belakang saat tiba-tiba Sena menariknya, mobil Ferrari putih tadi bahkan tidak berhenti untuk meminta maaf malah tetap melesat meninggalkan mereka Matanya melotot kaget memegang dadanya lalu tak lama ia berteriak histeris.
"SENA!!!"
Gadis berambut ikal itu tergeletak di dekat pinggir jalan dengan kepalanya berdarah penuh dengan darah yang terus mengalir. Benturan tadi cukup keras sampai membuat Mita sangat amat kaget.
Dengan badan yang bergetar hebat ia menghampiri Sena yang sudah tidak sadarkan diri, dia membawa kepala Sena kedalam dekapannya lalu tak lama ia berteriak meminta tolong. Tapi jauh dari tempat kejadian, seorang gadis yang baru saja melakukan hal gila tersenyum dan tertawa terbahak-bahak merasa sangat amat senang.
"TOLONG!!... TOLONG...!"
orang-orang berkerumun bersamaan dengan Nata dan kedua temannya yang datang, "Astagfirullah Sena!" Nata berteriak kaget lantas berlari menuju gadis itu ia membawa Sena ke dalam dekapannya. Wajahnya benar-benar panik.
"Mobil, mana mobil!. Cepet bawa Sena ke rumah sakit!"
"Galih mobil lo mana anjing!"
Galih berlari membawa mobilnya lalu mereka membantu Nata memasukan Sena ke dalam mobil.
"Gue cari tau pelakunya dulu, kalian ke rumah sakit sekarang. Kabarin orang tua Sena!" Pinta Galih sebelum ia pergi dengan motor yang ia pinjam kepada panitia.
Gimbal mengendarai mobilnya dengan secepat yang ia bisa, untung saja jalanan jakarta tidak semacet biasanya. Di belakang kursi pengemudi Nata terus bergumam sambil mengusap kepala Sena. Gadis itu benar-benar tidak sadarkan diri, darahnya di bagian pelipis terus keluar bahkan sampai membasahi celana jeans yang Nata pakai.
"Kuat na, lo kuat. Lo harus bertahan please sadar" Nata berucap sambil menyatukan kepalanya dengan kening gadis itu.
"Nat kepalanya sama kakinya bungkus pake kasa biar pendarahannya nggak terlalu banyak" Gimbal menyerahkan kasa yang ia ambil dari dalam dasboard mobil. Nata mengangguk dan menerima dua kain kasa yang di berikan oleh Gimbal. Dia memberikan satunya pada Mita agar gadis itu membantu memakaikan kain kasa di bagian kaki Sena. Dengan cekatan dan perlahan-lahan Nata memakaikan kasa tersebut pada kepala Sena.
Sampai di depan rumah sakit dia membopong Sena dan membawanya ke dalam, "SUSTER! DOKTER! TOLONG TEMAN SAYA!" Nata masuk ke dalam rumah sakit dengan panik dan terus berteriak. Tak lama beberapa perawat datang dan membantu Nata memindahkan Sena ke brankar dan di larikan ke ugd.
"Bertahan Sena, gue mohon" Nata berucap dengan gemetar sambil menggenggam tangan gadis itu.
See you di part selanjutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Nata Sena (End)
Teen FictionNata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu serasi jika di sambungkan. namun siapa yang tau perihal hati. Bisa saja apa yang orang ucapkan serasi...