20 : nakal

164 11 0
                                        

Hai, happy reading!.

Lima menit lalu latihan band telah selesai tapi Nata dan Sena masih asik di kursinya masing-masing. "Nat gue pulang bareng lo ya..." Pinta Sena.

Namun kali ini tidak ada wajah histeris Nata ketika dipinta untuk pulang bareng sama Sena, meski biasanya Nata yang paling memohon-mohon pada Sena untuk mereka pulang bareng. Nata tampak gelisah, dia seperti khawatir akan sesuatu. Namun pada akhirnya hanya senyuman manis yang ia perlihatkan pada Sena.

"Sorry Na, gue langsung ke cafee hari ini. Gak papa kan lo naik angkot dulu?" Sena memicingkan matanya curiga, "Lo mau kemana?"

Bola mata Nata membesar dia berusaha menetralisir ekspresinya, "Gak kemana-mana, cuma ke cafee" Sena mengangguk meski ragu lantas mengambil tasnya dan menggunakan terlebih dahulu cardingannya.

"Kalo gitu gue pulang duluan, jangan lupa di kunci ruangannya" Nata mengangguk mengerti. Nata bernafas lega saat Sena telah benar-benar pulang tak lama Gimbal dan Galih masuk kedalam ruangan. "Aman?" Tanya Galih dan diangguki oleh Nata.

"Kita langsung ke gedung belakang sekolah, atur farmasi!" Nata memerintahkan kedua temanya, tak lama mereka bergegas pergi dari lingkungan sekolah Santasa', berkumpul di warung belakang sekolah. Disana sudah banyak siswa lainnya yang menunggu Nata.

Bersamaan dengan Nata yang baru sampai seorang laki-laki dengan baju seragam sekolah yang berbeda juga datang dengan tongkat baseball di tangannya. "Oh ini sekolah Santasa' yang katanya murid teladan semua" Gabriel, laki-laki dengan baju urakan itu memandang Nata dan teman-temannya lantas meludah kasar.

"Cih! Najis bangsat!"

Galih terbawa emosi dia maju ke depan langsung berhadapan dengan Gabriel, lalu menarik kerah seragam laki-laki itu, "mau lo apa hah?!" Gabriel terkekeh ringan lantas menoleh pada nata, "Mau gue?" Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Gue cuma main-main aja, kali-kali mampir ke sekolah tetangga ga masalah kan?. Oh ia Nat kayanya cewe yang waktu itu enak deh kalo gue bawa buat di tidurin" Gabriel tersenyum culas lantas menepuk bahu Galih sekilas, Galih tampak emosi dia memukul tulang rahang laki-laki di depannya.

"Bangsat lo anjing!"

Nata memisahkannya keduanya, Nata pula menyuruh Galih untuk mundur. Gimbal yang mengerti situasi memilih memegang Galih di bantu oleh yang lainnya, karna seperti yang kalian lihat, anak laki-laki keturunan Bandung itu memang yang paling mudah tersulut emosinya meski hanya barang sedikitpun.

Tangannya mengepal, tapi Nata berusaha tenang dia memejamkan matanya sesaat lalu menatap tajam pada Gabriel.

"Dilihat-lihat emang lebih pantes Sego dibandingkan lo buat jadi ketua dragon dark, tapi kenapa mereka milih lo?" Nata menatap Gabriel sambil menaikkan satu halisnya, "Lo bukan bagian dari kami, kenapa lo banyak bacot?"

"Karna lo sampah, gue ga suka lo ganggu gue waktu lagi sama cewe yang di kolam renang!"

"Dia cewe gue asal lo tau!. Cowo brengsek kaya lo nyebut gue sampah? Ngaca anjing!"

"FREAK GOBLOK GARA-GARA KALAH SAING MAINNYA KEK BEGINI, SITU COWO APA BANCI?" orang-orang tertawa mendengar lelucon yang diucapkan oleh Galih, Gabriel tidak terima dia lantas menghampiri Galih dan memukulnya keras, Nata justru lebih tidak terima temannya dipukuli.

"Lawan lo gue anjing !" Nata menarik baju Gabriel dari belakang lalu memukulinya, tak lama saat mereka berdua bertengkar anak-anak yang menggunakan baju yang sama dengan Gabriel berhamburan dan mulai memukul teman-teman Nata satu persatu. Aksi perkelahian marak dan tak terkendali. Apalagi dari pihak Gabriel yang lebih banyak membawa senjata tajam.

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang