29 : seaworld ancol

123 10 0
                                    

"Seaworld mengingatkan saya pada laki-laki yang lahir di bulan Desember, dia yang tampak menawan dengan segala sederhananya."

Happy reading guys!

Sesuai dengan janji Nata malam tadi yang mengatakan bahwa dia akan mengajak Sena berjalan sebelum pada akhirnya Nata sorenya harus pulang kampung. Hari ini Sena sudah bersiap rapi dengan kaos hitam yang dibalut kemeja oversize kotak-kotak lalu celana jeans yang menambahkan kesan tinggi pada badannya tak lupa dengan sneakers putih yang wajib selalu Sena pakai.

Tak lama dari itu nata datang dan memarkirkan motornya di depan rumah Sena. Dia tidak turun dari motor tapi memgkode Sena untuk segera naik keatas jok motor belakangnya, "Naik!" Sena menaggguk lalu naik dan motor kembali putar arah menuju jalanan.

Kediaman Sena kebetulan memang sepi karna pemilik rumah lainnya masih berada di rumah Nata sisanya hanya ada para pembantu dan juga satpam yang biasa.

Nata membawa motornya dengan santai sesekali menyalip mobil yang menghalanginya, Sena diam anteng di belakang sambil menikmati semilir angin yang menerpa pipinya dan rambutnya yang di gerai.

"Pegangan yang bener monyet, lo mau mati!" Nata berteriak saat Sena malah asik mengangkat tangannya seperti orang gila meski sesekali di letakan di pundak Nata.

"Bawel lo!" Kesal Sena meski tak urung meletakkan tangannya di antara perut nata.

Tak lama akhirnya mereka sampai, untung saja cukup pagi jadi mereka tidak perlu terlalu berdesakan. Nata memesan dua tiket lalu membayar administrasi lainnya terlebih dahulu. Selesai itu ia mengajak Sena langsung kedalam.

Baru saja masuk ke dalam ruangan, mereka sudah di suguhkan dengan segala sesuatu nuansa biru dengan berbagai macam jenis hewan laut atau ikan laut yang indah dilihat mata.

"Fotoin. Boleh?" Pinta Sena dan diangguki oleh nata. "Pake hp gue aja"

Nata mengambil ponsel miliknya dari dalam saku hoodie yang tengah ia kenakan lalu menekan icon camera dan memfoto Sena beberapa kali sesuai gaya yang anak perempuan itu buat, sesekali Sena memberikan gaya dua jari atau satu jempolnya tapi finish dia selalu bergaya Aestetic bak model Indonesia tak lama saat Sena selesai bergaya di dekat akuarium besar berisikan ikan pari dan ikan-ikan lainnya yang di lepaskan, nata meminta untuk dirinya di fotokan. "Gue juga mau foto, nih fotoin!" Ucapnya lalu menyerahkan ponsel miliknya pada Sena.

Sena mengangguk saja lalu mulai memfoto nata sebanyak tiga kali, "Oke, senyum! Satu... Dua... Tiga...!" Flash ponsel menyala lalu tak lama Nata menghampiri dan tersenyum melihat hasil potret Sena

"Bagus, lumayan lah..." Puji nata, Sena yang merasa besar kepala dia menyengir sambil memasang raut muka sombong, "Calon fotografer!" Ucapnya sambil menepuk dada bangga.

"Najis!" Nata mengumpat bersamaan dengan dirinya menoyor kening Sena, gadis itu meski meringis kesakitan pada akhirnya tetap tertawa ria.

"Fotbar yu?!" Ajak Sena, lalu dia melihat sekeliling dan menyuruh salah satu orang untuk memfotokan dirinya dengan Nata.

"Mas maaf tolong potoin saya sama temen saya ya, lima kali gaya pake aba-aba mas..." Ucap Sena lalu menyerahkan ponselnya pada mas-mas yang tidak dikenalnya.

"Buset banyak maunya" Nata bergumam sambil terkekeh ringan melihat tingkah Sena.

Sambil diberi aba-aba oleh sang pemotret mereka mulai bergaya dan beganti gaya beberapa kali, awalnya hanya nata yang merangkul pundak Sena lalu Sena yang hanya memberikan dua jari seperti biasanya. Tak lama dari itu berganti gaya lagi Sena yang menjulurkan lidah sambil berdecak pinggang dan nata yang tersenyum sambil memegang puncak kepala Sena.

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang