05 : ritual malam minggu

293 15 2
                                    

Setiap malam Minggu seperti ini Sena kadang menginap dirumah Mita. Tidak selalu sih tapi di Minggu-Minggu tertentu saat free saja. Dan mumpung malam ini Mita tidak diajak malam mingguan oleh Galih jadi Sena bisa qualty time bareng Mita. Omong-omong karna Sena dan Mita ini sama-sama anak tunggal jadi mereka selalu kesepian jadi waktu-waktu seperti ini tuh paling mereka tunggu-tunggu.

Mita sama Sena sendiri udah kenal dari jaman SD sebenernya, mereka pernah sekelas waktu Kelas 5 SD. Tapi akrab sampai jadi sahabatan gini waktu mereka masuk kelas 8 SMP, waktu ga sengaja ketemu di eskul musik. Punya hobi yang sama akhirnya bisa bikin mereka sedeket ini.

Gadis berambut ikal sebahu itu tengah memetik senar gitar sambil melantukan bait lagu beberapa kali. Mita tengah asik di depan kaca sambil  menuangkan body lotion ke pergelangan tangannya lantas menggerai rambut panjangnya lalu di sisir.

Setelah selesai Mita ikut duduk di samping Sena dan ikut bergabung dengan Sena.

Ingin ku gapai bulan dan ku petik bintang

Ingin ku berikan semua hanya untukmu

Agar kau tau besarnya cintaku kepada dirimu

Mereka berdua menyanyikan lagu milik Irwansyah dengan judul tentang perasaanku. Kedua gadis yang mempunyai suara khasnya masing-masing yang sama indahnya cukup menarik untuk di dengar terus menerus. Sena memilih fokus memainkan senarnya dan membiarkan Mita yang bernyanyi sampai akhirnya satu notifikasi masuk dan membuat mereka berhenti.

Sifa XI IPA 2 send a picture

Mita membuka ponselnya dan meneliti Poto yang dikirim temennya. Bola matanya membesar lalu menatap Sena, Sena yang merasa penasaran lantas mengangkat satu aslinya dan bertanya.

"Kenapa kok kaget gitu?" Dengan ragu Mita memperlihatkan pesan yang di kirimkan oleh Sifa tadi.

Foto Nata dan teman-temannya yang tengah bersiap untuk balapan.

"Si nata balapan lagi?!" Sena berteriak marah. Dia bergeleng tak percaya.

Sena bangkit dari atas kasur dan mengambil jaket dari dalam tasnya lantas mengikat rambutnya asal lalu mengambil topi hitam. Mita panik melihat Sena yang grasak grusuk, "Sen jangan di susul ih bahaya! Udah biarin aja biasa cowo..." Bujuk Mita tapi Sena selalu keras kepala dengan berpegang teguh dengan pendiriannya.

"Gak!. Balapan tuh bahaya!. Perasaan dia udah vakum anjir kok balik lagi?! Udah ya Mit gue mau susul tau anak dulu nanti gue balik"

"Eh... Eh... Yaudah gue ikut anjir! Jangan tinggalin gue sen bentar tunggu!"

Mita mengambil Hoodie dari dalam lemari lalu menyusul sena yang sudah menyalakan mobil di depan sana. Mita membuka pintu depan dekat kemudi lalu masuk begitu saja, "Gue ikut!"

Sena menghela nafas, dia mengangguk dan mulai menjalankan mobil, "Tolong chat si Sifa suruh kirimin lokasinya"

•••

Deruman motor saling bersahutan satu sama lain. Malam ini di jalan yang sudah bersejarah dan dikenal banyak orang akan diadakan kembali balapan dengan teruhan hadiah yang cukup besar.

Nata kembali datang kesini. Untuk pertama kalinya setelah satu tahun lebih dia vakum pada akhirnya tempat seperti ini memang miliknya, dunianya. Lelaki itu menggunakan celana jeans robek-robek dan Hoodie hitam bergambar elang. Kedua temannya menggunakan kemeja polo kotak-kotak. Gimbal tengah memainkan ponsel sambil menghirup sebatang rokok yang diselipkan di tangannya. Galih dan Nata mereka memeriksa mesin motor takut-takut ada yang menyabotase.

"Gue aja yang turun. Kalian pantau sikon takutnya polisi dateng" Nata naik keatas motor dan maju kearah start dimana para pembalap sudah berkumpul disana.

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang