“Saat remaja, dengan siapa kamu berteman, disitulah karakter kamu mulai terbentuk”
Jangan lupa vote yaaa
Happy Reading 💗
Kepulan asap beradu dengan dentuman musik yang kencang tiada tara. Di depan lebih tepatnya di atas meja tersedia berbagai jenis minuman dan benda berbahan nikotin. Kekehan seseorang saat membuka ponselnya membuat bibirnya tersungging kecil.
Tidak jauh dari posisi itu, laki-laki dengan rambut berantakan tampak cemas. Bajunya bahkan belum ia ganti setelah kejadian beberapa hari lalu. Kepanikan dan ketakutan dalam dirinya tercampur menjadi satu. Pada akhirnya dia tidak berani untuk mengakui kesalahan dia hanya diam bersama temannya dan mengurung diri jauh dari tempat kejadian.
"Nata nggak akan bisa nemuin kita, lo santai aja " Gabriel, lelaki itu menatap media yang tengah memampangkan wajahnya dan Sego di berbagai platform media masa.
"Anjing lo Gabriel. Gue udah bilang gue nggak mau lanjutin, kenapa lo jebak gue?"
"Jebak? Bahkan lo nikmatin apa yang lo lakuin sendiri. Di sisi mana gue jebak lo?"
"Jauh-jauh hari gue bilang, gue mundur dari rencana gila lo. Gue... Gue... Gue jatuh cinta beneran sama Sena. Kenapa lo kasih obat itu ke gue anjing?!"
"Kesampingkan perasaan cinta lo. Bro dendam lo ke sepupu udah gue bantu bales, dan si bangsat itu pasti hancur sekarang!" Gabriel terkekeh ringan sambil menyesap rokoknya dalam-dalam.
"Buktinya bukan perasaan senang yang gue dapet karna ngelakuin itu anjing, gue ngerasa bersalah. Dia cewe yang gue cinta Gabriel, dia cewe pertama yang bisa bikin gue jatuh cinta!"
Gabriel memutar bola matanya malas dan membuang rokoknya ke bawah lantas menginjaknya hingga tidak terbentuk. Sahabatnya ini terus saja mengutarakan rasa paniknya, memangnya apa yang harus dia panikkan?. Rasa benci terhadap sepupunya sudah dia balaskan bahkan mendapat bonus wanita yang bisa Sego cicipi. Apa yang dia khawatirkan?.
"Santai go, lebay lo"
"Cewe kaya Sena apasih yang bisa bikin lo jatuh cinta? Nggak jago muasin di ranjang, baperan, sok-sokan gak mau di sentuh. Ah tapi kalo di lihat dari body nya isinya emang bagus, bener kan tebakan gue?" Lanjut Gabriel.
Mendengar ucapan yang baru saja Gabriel lontarkan tidak membuat dirinya tenang sedikitpun. Sego mengepalkan tangannya kesal, ia bangkit dari duduknya dan menarik kerah baju Gabriel sampai membuat laki-laki itu tersungkur ke lantai karna pukulan yang ia berikan kepada Gabriel.
"Anjing lo!. Nggak gini rencananya, gue cuma mau bikin Nata buruk di mata orang bukan bikin cewe gue sendiri rusak bajingan!"
"Pikir anjing, kalo misal hal ini terjadi ke adik lo gimana?! Hah?!. Gue nggak pernah mau nyentuh Sena!"
"Terus mau lo apa? Minta maaf ke depan Sena?. Setelah apa yang lo lakuin lo cuma bakal jadi trauma dia, lo cuma jadi ketakutan dia"
"Udh tau gitu kenapa lo jebak gue brengsek?" Sego teriak dan memukul rahang sahabatnya sendiri.
Gabriel terkekeh ringan, Sego memang bodoh. Lebih bodoh dari nata. "Bahkan ucapan orang yang ngomong Nata lebih unggul dari pada lo, gue setuju. Lo emang se bego itu"
"Ngeliat kalian berantem gue justru senang. Karna dengan begini posisi gue di SMA lebih unggul di banding lo. Meski harusnya gue langsung yang nyicipi Sena, setidaknya dragon dark kosong pemimpin selanjutnya dan gue bisa minta buat gabung kesana. Emangnya apalagi bro?"
"Dan bukan nama gue yang rusak, cuma lo. See? Bereskan?. Lo yang bego sego!"
"Goblok lo anjing!" Sego menarik paksa kembali laki-laki itu dan memukulnya, tapi kali ini Gabriel membalas apa yang di lakukan Sego.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata Sena (End)
Teen FictionNata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu serasi jika di sambungkan. namun siapa yang tau perihal hati. Bisa saja apa yang orang ucapkan serasi...