36 : tidak ada restu

121 7 0
                                    

"Ada hati yang memanas, siapa itu?"

Happy reading!.

Memasuki ajaran baru ternyata cukup menyenangkan. Dan di tahun ini Sena resmi menjadi kakak kelas senior paling atas, kelas 12. Yang artinya hanya setahun lagi usahanya untuk menjadi dokter. Dan tinggal setahun lagi Nata akan berusaha masuk ke tentara di bimbing oleh ayahnya tentunya. Meski begitu tentu saja kepribadian mereka yang bertolak belakang dalam bidang akademik cukup terlihat jelas. Sena yang semangat akan belajar dan memenuhi nilai akhir lalu Nata yang selalu santai dengan kerjaan sampingannya menggoda perempuan terutama adik kelasnya. Pagi ini Sena diantar oleh Sego, tentu saja tanpa sepengetahuan Nata. Ia tidak mau laki-laki itu berbicara marah-marah lagi hanya karna Sego.

Omong-omong soal ajaran baru, Sego juga ternyata satu angkatan dengannya. Selain itu, manfaat khusus mempunyai pasangan dia mempunyai ojeg dadakan dan selalu di perhatikan.

Diatas kuda besi yang tengah berjalan dan berhenti di depan saat lampu merah, Sena melamun. "Gue harap lo bukan orang yang salah, jujur gue cape sama hubungan gue yang ujungnya putus terus"

Tanpa sengaja Sego mendengar, laki-laki itu tersenyum lantas membawa tangan Sena ke perutnya dan sesekali mengelusnya. "Iya, gue bukan mereka. Gue nggak sama kaya mereka. Percaya sama gue..." Sena mengangguk.

Di tempat yang berbeda Nata yang ternyata lebih dulu datang ke sekolah tengah berdiam di dekat gerbang bersama dengan Galih. Mereka menggoda sesekali anak siswi baru yang menurutnya cantik-cantik dan menarik. Nata baru saja selesai mengetikkan nomor ponselnya di handphone salah satu siswi. Tampaknya gadis itu senangnya bukan main sampai mukanya Semerah tomat, Nata menggodanya lagi dengan mengedipkan matanya.

"Nanti jangan lupa telpon ya de" nata mengerling nakal dan menggerakkan tangannya seperti hendak mengangkat telpon. Gadis itu tersenyum malu-malu lantas berlari meninggalkan daerah gerbang.

Nata terkekeh ringan melihatnya. Karna melihat para siswa yang digodanya salah tingkah ternyata menjadi kesenangan tersendiri untuknya.

"Kak Nata ya?" Seseorang diam berhadapan dengannya, menghadang Nata yang hendak kembali menghampiri Galih di dekat pintu gerbang. Nata tersenyum manis dan mengangguk.

"OMG, aku kira rumor kakak sekolah di sini tuh boongan. Eh kenalin aku Celin"

"Nata, lo kenal gue ?"

Gadis yang menyebutkan namanya Celin itu mengangguk antusias, "Siapa sih yang nggak kenal kakak. Vokalis elang band sekaligus anggota geng motor terkenal, dragon dark. Hebat!!".

"Eh kak..." Celin tampak ragu, tapi nata terlanjur penasaran ia mengangkat satu halisnya dan memasang ekspresi ingin tahu. "Katanya temenan deket sama kak Sena, dia nya kemana?"

"Belum dateng biasanya bawa motor sendiri, susah dia kalo diajak bareng"

"Boleh aku minta foto bareng?"

"Boleh-boleh. Bal...! Gimbal.., sini potoin gue!"

Nata memanggil Gimbal lantas laki-laki yang merasa namanya disebut oleh sahabat dekatnya langsung menghampiri nata. Gimbal memotret Nata dengan adik kelas yang entah siapa namanya beberapa kali.

Tanpa sadar, Sena datang bersama Sego yang mengantarnya. Sena turun di depan gerbang masuk. Celin memicingkan matanya seakan tahu, dia menyenggolnya bahu Nata dan menunjuk pada arah dimana Sena berada.

"Itu kak Sena. Sama siapa?" Celin nampak mengingat sesuatu, berhubungan dia adalah fans fanatik Nata dan Sena melihat laki-laki yang tengah membantu membukakan helm pada kakak kelasnya itu serasa familiar. Sampai akhirnya ia teringat akan sesuatu.

"Woahhh, itu kak Sego kan? Eh bukannya Kakak sama kak Sego musuhan?" Celin memandang Nata sesaat, lelaki itu tampak diam tanpa ekspresi. "Ah aku mau nyamperin mereka mau ngajak fotbar!" Seru Celin dengan senang.

Nata mencekal pergelangan tangan adik kelasnya dan menyuruhnya masuk, "Masuk kelas, jangan ganggu Sena dulu!" Meski agak enggan pada akhirnya Celin mengangguk dan berjalan menuju kelasnya sendirian dengan senang karna mendapat beberapa foto bersama idolanya.

Nata memandang tajam kearah kedua orang yang berseragam berbeda itu, Sena tidak menyadari dia memandangnya karna menghadap membelakangi Nata, tapi Sego. Sego anak itu jelas tau Nata tengah memandangnya dengan tangan mengepal.

"Sialan!" Gumam Nata, di depannya Sego memandang balik dirinya dan memberikan senyum miring terhadapnya.

Selepas Sena memberikan helm pada Sego yang tadi oleh laki-laki itu di bantu di lepaskan kini Sena memandang laki-laki dengan senyum manis. "Thanks ya"

"Yo, nanti gue jemput. Gue berangkat dulu deh takut kesiangan"

"Alah takut kesiangan segala, biasanya juga mampir ke tempat lain. Anak kaya lo gue tau kalo tabiatnya!" Sego terkekeh ringan, "Iya-iya, yaudah yang bener belajarnya, bye Sen.."

"Bye go!. Hati-hati!"

Sena membernarkan letak tasnya lalu berjalan masuk ke dalam gerbang, tanpa dia sadari lagi-lagi sebelum Sena masuk ke dalam gerbang barusan ada Nata yang memandangnya dengan pandangan yang sulit di artikan dan berlari menghindari Sena saat perempuan itu hampir melihatnya.

•••

Seperti yang kita tahu bahwa setiap awal ajaran baru pasti tidak langsung belajar di hari pertama dan itu pun berlaku bagi SMA Santasa. Sena tengah duduk dengan Mita, beruntungnya disini adalah kelas tidak akan pernah di ubah lagi jadi akan tetap bersama itu-itu saja tapi itu lebih bagus setidaknya keluarganya jadi lebih cepat terbentuk. Mita memandang Sena yang tengah tersenyum gamblang, ia heran. Tumben sekali gadis seperti Sena seperti senang bersekolah apalagi di hari Senin. Meski notabene gadis pelor di juluki untuk Mita, tapi Sena juga sebenarnya tidak ada bedanya. Sena selalu lebih bermalas-malasan di hari Senin.

Satu siswa berambut panjang tergerai ikut bergabung dengan Sena dan Mita, dia adalah Sifa. Si gadis terbaik dengan taekwondo dan otak encernya. "Gue denger lo jadian sama Sego?" Sena mengangguk sebagai jawaban.

"Sego siapa? Anak sekolah sebelah?" Mita bertanya bingung namun Sifa membalasnya dengan anggukan yang sama.

Mita melotot kaget tak percaya, bagai mana bisa?. SMA sebelah bukan sekolah baik, dan bukan sekolah yang cocok untuk di jadikan teman. Kenapa bisa Sena punya kekasih di sekolah musuhnya sendiri.

"Udah gila lo Sen" Mita menggeleng tak percaya.

"Emang kenapa? Sego baik. Dia juga sayang sama gue, nggak ada salahnya kali"

"Bego!. Kenapa sih lo kalo jatuh cinta selalu bisa sebego ini??" Keluh Mita.

"Jangan percaya sama Sego sebaik apapun dia, dia musuh sekolah kita. Meski kita semua tau dia satu anggota sama Nata di dragon dark tapi dia bukan cowo baik-baik Sena...!" Peringat Mita

"Gue setuju, sekolah kita banyak yang ganteng sesuai tipe lo juga. Kenapa malah Sego?" Tanya Sifa.

Sena menghela nafas kesal, sejujurnya ia tidak suka ketika teman-temannya malah menilai jelek kekasihnya. Seharunya mereka memberi support bukan malah mencela, tapi meski begitu Sena masih bisa sabar dan mengerti. Mereka pasti khawatir dan itu normal selama tidak berlebihan.

"Kalo ini percaya sama gue, gue nggak salah pilih cowo lagi. Dan jangan jelekin Sego, dia anak baik-baik meski dari rival sekolah kita" selepas mengucapkan itu Sena keluar kelas menghindari kedua temannya itu. Dia memilih melimpir ke kantin dan memesan sarapan pagi.

Mita mengeluh tertekan, melihat teman sekelasnya seperti itu Sifa jelas kasihan, ia pindah duduk ke samping Mita dan mengusap punggung gadis itu.

"Sabar" Mita menggaungkan kepalanya.

"Anak itu bucin tolol dari dulu. Gue cuma takut dia di sakitin lagi" keluh Mita.

•••

Jangan lupa vote ya temen-temen biar akus semangat nulisnya hehe. Oh ia, karna udah masuk bulan ramadhan aku break dulu nulis dan update ini nanti kita ketemu setelah lebaran insyaallah.

See you.....

Nata Sena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang