Yeayyy Hallo!
Cari pacar sesusah Nemu jarum dalam jerami –Author.
Happy reading!
Pukul setengah delapan kali ini, rumah dengan gaya Eropa modern cukup terbilang ramai. Rumah milik Adiguna kedatangan tuannya hari ini. Ayahnya Nata sudah pulang dari dinasnya. Beliau pulang tadi sore dan bunda langsung mengabari mami untuk kerumah nata dan mengajaknya makan malam bersama. Maka hari ini mami, Sena, dan papinya sudah berada tepat di kediaman Adiguna.
Para orang tua sudah asik duduk di meja makan dan berbincang ria sambil menunggu para pelayan menyelesaikan masakannya, sedangkan Nata dan Sena mereka asik di pinggir kolam renang yang pencahayaannya cukup terang sambil bernyanyi yang sesekali di selingi oleh gitar yang nata mainkan.
Aku diam-diam suka kamu
Sena menepuk tangan beberapa kali sebagai penentu tempo lalu Nata yang menggoyangkan badannya nyaman sambil bermain gitar.
Ku coba mendekat ku coba mendekati hatimu...
Kali ini Nata ikut bernyanyi, suaranya lebih dominan tapi tidak lama karna ayah datang dan merangkul kedua anak remaja itu.
"Anak abg suka banget misah diri, nanti mainnya di lanjut. Sekarang kita makan dulu"
"Siap ayah!" Ucap Nata dan Sena bersamaan. Nata menyimpan terlebih dahulu gitarnya di kursi dekat kolam renang lalu berjalan beriringan bersama ayahnya serta Sena menuju ruang makan.
"Ini nih yang di tunggu-tunggu, malah asik pacaran kayanya" sindir mami.
"Apaan sih mi" Sena nampak kesal mendengar candaan mami, "Jadian beneran juga gak papa kali Nana" timpal bunda
"Mana mau Sena sama Nata. Anak bandel yang satu ini kerjaannya bikin ulah aja terus!" Ucap ayah sambil menggetuk kening nyata dengan sendok, meski pelan tapi cukup ngilu. Para orang rumah hanya tertawa melihat kelakuan tersebut.
"Nata kan turunan ayah. Lagian nggak ada salahnya kali, tapi kalo ko mau sama gue ayo aja Sen, jadi selir aja tapi ya?" Goda Nata dan dibalas tatapan tajam oleh Sena.
"Najis!"
Sena duduk di samping Nata, dan berhubung yang digunakan kali ini adalah meja makan bundar jadi Sena diapit oleh mami dan juga Nata.
Para pelayan menghidangkan beberapa makanan mulai dari daging, Sup, Hingga beberapa buah-buahan. Sena mengambil satu centong nasi dan rendang serta kerupuk udang. Sedangkan Nata mengambil nasi beserta kari ayam lalu sate ayam tak lupa dengan bihun yang telah diolah dengan bumbu balado.
"Maruk banget lo" bisik Sena
"Biarin rumah-rumah gue, suka-suka gue"
"Emang abis?" Ragu Sena, sedangkan Sena saja tau, Nata tidak pernah bisa makan terlalu banyak, lalu tak lama Nata menyengir lebar. "Kalo ga abis lo aja yang abisin" bisiknya pada Sena.
Kelakuan mereka berdua menjadi bahan tertawaan Kemabli paranorang tua, "Yang ngobrol sampai bisik-bisik segala, kenapa tuh" ucap papi
"Biasa Seno, anak jaman sekarang pedekatenya aneh-aneh. Nggak kaya jaman kita" ucap ayah Adiguna menimpali dan di balas kekehan ringan oleh papi Seno.
"Jaman para bapa kan masih surat-surat terus pake telepon rumah, ya jelas beda lah. Ga asik!" Timpal Nata setelah berhasil menelan sate ayam.
"Justru itu Romantis, kita nggak usah selalu berkabar tapi sekalinya berkabar kan enak bisa lama" ucap papi yang sebenarnya belum selesai sudah di timpali oleh nata, "justru malah buang-buang uang"
"Lebih boros kamu lah Nat, buang-buang duit buat beli kuota. Belum lagi pasang Wifi. Terus neraktir pacar-pacar kamu, mana di beliin branded semua. Gimana, siapa yang buang-buang uang?" Ucap ayah.
Nata jelas saja kalah telak, dia tidak berucap kembali hanya tersenyum manis tanpa dosa lalu anteng makan dan sesekali mengganggu Sena. Yang lainnya kembali tertawa melihat nata yang tidak bisa membalas ucapan ayahnya.
"Lulus SMA nanti anakmu masuk tentara juga Adi?" Tanya papinya Sena pada ayah Nata.
"Tergantung anaknya lah, gua ngebebasin dia maunya gimana. Mau nerusin saham silahkan, mau ikut jadi tentara ayo, asal jangan jadi pengangguran aja. Rugi"
"Sena sendiri gimana?" Tanya bunda.
Sena yang anteng makan lantas mendongkak menatap para keluarganya, "jadi ibu rumah tangga aja boleh gasih?" Tawar Sena sambil melirik pada maminya dan di balas kerutan kening bingung, melihat mami yang sedikit Lola Sena tidak jadi melanjutkan candaannya.
"Engga Deng, Sena belum jelas mau jadi apa, tapi pengen jadi penyanyi sambil nerusin bisnis papi, mungkin planning dokter aja" ucapnya.
"Na minta rendangnya, tolong ambiilim maaf" ucap nata sambil menyodorkan piringnya yang setengah hampir habis pada Sena, dengan sigap Sena memberikan dua siuk rendang pada Nata.
"Makasih" Sena mengangguk.
"Kemaren nata ketauan beliin pacarnya lagi skincare branded, tas, sama baju, sisanya dia pake buat yang baik-baik. Tapi dia balik balapan lagi" ucap bunda mengadu pada ayah, setelah ucapan itu ayah menatapnya tajam dengan senyum yang menurut nata itu menyeramkan.
Anak dan bapa itu saling bertatap tatapan, seakan tau isi pikiran ayahnya nata menggelengkan kepalanya tidak setuju.
"Besok ayah jual semua koleksi mu, cuma ayah sisain si jago merah aja. Tidak boleh di bantah" ucap ayah yang berhasil membuat nata bernafas tidak lega.
•••
Selepas selesai makan malam bersama dan orang tua pada asik dengan pembicaraannya. Nata dan Sena memilih kembali ke dekat kolam renang, mereka mengampar karpet yang tidak terlalu besar lalu tiduran di sana sambil menatap langit-langit. Nata membuka Snack kacang atom lalu ikut tiduran diatas karpet seperti Sena dan sambil memakan kacang atom.
"Gue pengen jadi bintang"
"Lo selalu jadi bintang. Bintang liar bernama anjing" cletuk nata
"Itu mah binatang tolol!" Balas Sena agak ngegas
"Oh ia, gue ga tau" Nata tampak acuh.
"Eh Na, gue kan seminggu besok libur semester pulang ke Bandung kan yah mumpung bokap nyokap pada bisa. Besok sebelum gue berangkat kita main ke see world dulu gimana?"
Sena menoleh pada nata dengan mata berbinar lalu menaggguk mau, "Boleh-boleh!"
Usainya mereka hening dan hanya asik menatap langit tanpa tau tujuannya, kadang-kadang nata menyuapi Sena kacang atom atau Sena yang menyuapi nata kripik kentang yang toplesnya tengah di pegang oleh sena.
••••
Hayo loh! Si nata atau Sego yang kalian pilih buat Sena?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nata Sena (End)
Novela JuvenilNata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu serasi jika di sambungkan. namun siapa yang tau perihal hati. Bisa saja apa yang orang ucapkan serasi...