*Up lagi, nih! 🤗
~Semoga chapter ini menghibur 🥰
◾️️◾️◾️◾️
"Bangsat! Maksud lo apa, hah?! "
Shino langsung menegakkan tubuhnya. Ia jelas emosi mendengar pertanyaan yang Arabella lontarkan.
Selama berpacaran dengan Arabella, baru kali ini Shino berani membentak wanita itu. Arabella pun menjadi gelagapan dibuatnya. Wanita itu lantas menggigit bibir bawahnya. Merutuki dirinya yang sudah keceplosan.
"A-ah, maaf, Shin. Maksud aku gimana keadaan adek kamu. Dia lagi sakit parah, kan? Makanya aku nanya keadaannya." Arabella berusaha mengubah kata-kata yang dilontarkan nya menjadi lebih enak di dengar, supaya Shino tidak salah sangka.
"Pertanyaan lo tadi tuh kasar banget tau, gak? Nanyain kabar orang, udah kayak nanyain kabar binatang." Omel Shino kesal.
"Iya, maaf. Kamu kan tau sendiri kalo aku kadang susah memilih mana kata yang baik dan mana yang enggak." Balas Arabella mencoba membela diri.
"Terserah deh. Sekarang mending lo pergi! Gue gak mau ketemu sama lo lagi!" Usir Shino tanpa menatap ke arah mata Arabella. Ia tidak ingin lama-lama bertatapan dengan wanita itu. Karena Shino sudah tahu kalau sorot mata itulah yang selama ini telah menjeratnya.
"Shin, aku gak mau putus sama kamu. Aku janji bakal memperlakukan kamu lebih baik lagi. Jadi tolong jangan usir aku, ya. Aku masih pengen ketemu kamu. Aku butuh kamu, Shin." Arabella kembali meraih tangan Shino yang tadi sempat ditepis. Memohon pada Shino agar tidak memutuskan hubungan dengan nya.
Namun, Shino lagi-lagi menepis tangan Arabella. Lalu berkata, "Gue gak mau pacaran sama cewek yang udah berani nyakitin adek gue. Gue udah liat semuanya dari CCTV, Bel. Jelas-jelas waktu itu lo sengaja dorong adek gue sampe bikin serangan panik dia kambuh. Gue gak mau berurusan sama lo lagi. Jadi mending sekarang lo pergi!" Usir Shino lagi.
"Shin,dengerin aku. Waktu itu aku refleks, gak sengaja dorong adek kamu karna dia ngehalangin pintu, gak ngebolehin aku masuk. Aku gak bermaksud nyakitin dia. Kamu boleh deh ngehukum aku, tapi jangan dengan cara memutuskan hubungan kita." Ujar Arabella masih membela diri, berusaha merayu Shino.
"Gue gak mau denger penjelasan apapun dari lo lagi. Pergi atau gue teriak panggil perawat buat ngusir lo sekarang!"
Sudah tidak ada lagi kata-kata manis atau suara lembut yang keluar dari mulut Shino untuk menanggapi Arabella. Setelah diruqyah, Shino sudah terlepas dari mantra guna-guna yang wanita itu jerat untuknya. Jadi rayuan apapun yang diberikan wanita itu kini sudah tidak mempan lagi pada Shino.
Arabella terdiam. Kedua tangannya mengepal di samping tubuh. Emosi yang sejak tadi berusaha ia tahan seperti tidak berguna. Percuma saja berusaha bersikap baik, toh ternyata Shino sudah benar-benar tidak bisa dibujuk atau pun dirayu lagi. Sekarang ia tidak perlu berpura-pura baik lagi di depan Shino. Emosinya akan ia keluarkan. Ia tidak terima karena sudah diperlakukan dengan kasar. Karena itu Arabella lantas membuang napas kasar. Lalu tersenyum miring ke arah Shino.
"Oke, gue bakal pergi. Tapi gue tetap gak mau putus sama lo. Kita liat aja, nanti gue bakal bikin lo bertekuk lutut lagi di hadapan gue. Tapi sebelum itu gue bakal bikin perhitungan sama lo dan adek lo karna dia sudah menjadi pengganggu di hubungan kita selama ini. Jadi, lo tunggu aja pembalasan gue!" Setelah mengatakan kalimat yang berisi ancaman itu, Arabella berbalik, membawa tungkainya keluar dari ruang rawat Shino.
"Sialan! Jangan bawa-bawa adek gue! Kalo sampe lo berani nyakitin adek gue lagi, gue gak bakalan tinggal diam! ABEL, LO DENGAR GUE, KAN?! AAAKH, CEWEK SIALAN!" Shino melempar bantal ke arah Arabella yang sudah menghilang di balik pintu. Teriakannya tidak dihiraukan oleh wanita itu. Membuat Shino semakin geram.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Gara
General FictionTentang Gara menghadapi kekurangan dan kelemahan nya. 📢 Warning! - Ini cuma cerita fiksi ya! Jadi jangan terlalu dianggap serius! Buat hiburan aja! Ambil sisi baik nya, buang sisi buruk nya, okey! 💙😽