𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝟮

5.7K 287 9
                                    

JAM berjenama Rolex yang membalut pergelangan tangannya itu ditilik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JAM berjenama Rolex yang membalut pergelangan tangannya itu ditilik . Satu keluhan terlepas dari bibirnya apabila sudah lima belas minit dia menunggu si gadis

Hatinya dari tadi berdebar dan jantungnya berdetak laju . Entah mengapa dia merasakan itu . Satu perasaan yang dia tidak pernah rasakan sebelum ini

Teruja ?

Separuh hatinya teruja dan separuh hatinya tidak bersedia . Tidak bersedia untuk bersemuka dengan gadisnya telah sekian lama

Ya , sudah enam tahun dia mengikuti kemana sahaja gadis itu pergi . Dia membuat keputusan untuk mengikuti gadis itu setelah umurnya menginjak ke angka dua puluh tahun dan Anaya berumur enam belas tahun

Gadis itu masih muda bukan ? Jarak umur mereka berbeza sebanyak enam tahun

Mereka berpisah sewaktu dirinya berumur sepuluh tahun dan Anaya berumur lima tahun

" Ehem hello ? " Cahaya Anaya melambaikan tangannya di hadapan wajah lelaki itu buat ke-lima kalinya

Fattah Al Qair masih dengan dunianya sendiri . Sibuk mengingat tentang zaman kecilnya dahulu . Zaman kecilnya bersama Cahaya

" Encik ! " Meja makan itu ditepuk kuat . Hampir keseluruhan restoran itu memandang kearah Anaya dengan riak wajah kehairanan

Anaya hanya tersenyum janggal . Fattah yang tersentak dengan tepukan kuat dimejanya itu terus memandang kearah gerangan yang menepuknya

Baru sahaja dia ingin menghamburkan amarah wajahnya terus berubah . Melihat sepasang mata bundar memandang redup kearahnya

" Ca-cahaya ? " Panggilnya tidak percaya . Fattah terus bangun dari duduknya . Melihat dengan matanya sendiri wajah jelita itu . Mata bulat gadis itu . Dua ulas bibir yang merah - kemerahan seperti buah ceri . Tidak ubah seperti sewaktu Anaya kecil dahulu

Sentiasa cantik dan comel dari dahulu

Tidak henti matanya bekerja menilik wajah cantik itu . Sungguh dia rindu akan wajah ini . Biarpun dia sentiasa melihat wajah Anaya dalam diam pada setiap hari

" Ha-have a seat " Jemput Fattah sebelum dia kembali melabuhkan duduk . Kening Anaya berkerut tidak suka dengan reaksi lelaki itu

Tetapi tidak mengapa , lelaki itu kacak pada matanya . Ada suatu yang menarik perhatiannya , iris lelaki itu berwarna hazel . Sangat cantik dan unik dimatanya

Dan dia seperti pernah melihat iris mata ini . Mata Anaya terpejam dengan sendirinya teringat akan zaman kecilnya

" Eee mata abang warna coklat lah ! " Teruja si kecil itu berkata dengan suara comelnya

" Ini bukan warna coklatlah . Ini warna hazel babygirl " Balas budak lelaki itu lembut . Membetulkan kenyataannya

" Cahaya ? Are you alright ? Anything wrong ? " Kalut Fattah memanggil Anaya apabila melihat gadis itu memejamkan matanya secara tiba - tiba

𝐅𝐀𝐓𝐓𝐀𝐇 𝐀𝐋 𝐐𝐀𝐈𝐑 : 𝐇𝐈𝐒 𝐏𝐀𝐈𝐍𝐊𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑Where stories live. Discover now