𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝟰𝟮

2.4K 126 4
                                    

FATTAH AL QAIR menunggu kedatangan isterinya dengan penuh sabar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FATTAH AL QAIR menunggu kedatangan isterinya dengan penuh sabar . Tangan berpeluk tubuh dengan badan yang bersandar pada kereta

Keluhan bosan dilepaskan . Lamanya isteri dia ni bersiap . Buat apa pun taktahulah !

" Abang ! " Anaya berlari anak menuju kearah suaminya . Sudah lupa yang dia sedang berbadan dua

" Lamanya sayang bersiap " Awning tudung isterinya dibetulkan sedikit akibat tiupan angin

" Yeke lama abang ? Anaya rasa Anaya bersiap cuma lima minit je " Anaya tersengih menunjukkan giginya

Fattah membuat muka . Bosan sungguh gayanya mendengar bicara Anaya

" Sudah ? Jom ! " Fattah bergerak membuka pintu di bahagian pemandu . Bersedia ingin masuk ke dalam perut kereta

" Abang jap ! " Berpaling tubuh Fattah apabila isterinya memanggil

" Why ? "

" Boleh tak pagi ni .. kita naik blacky " Anaya tersenyum dan terkelip-kelip memandang Fattah

Blacky binatang apa pula ni ?

" Blacky who ? " Anaya tertawa kecil melihat wajah keliru Fattah

" Tu ... " Panjang muncungnya menunjuk kearah si blacky yang dimaksudkan

" Seriously sayang ? For what ? " Pelik Fattah jadinya apabila melihat perangai 'tiba-tiba' isterinya ini

" Saja . Anaya teringin nak naik motor besar abang tu . Tak pernah merasa naik pun sebelum ni " Tangan sengaja digoyangkan kekiri dan kekanan . Dengan raut wajah yang sengaja di comelkan

Fattah datang mendekati isterinya . Apabila jarak hanya sejengkal , belakang tangannya naik menuju kearah dahi si isteri . Seketika kemudian dahinya berkerut halus

" Tak demam pun . Suam-suam kuku je ni " Fattah menggumam perlahan . Laju tangan Anaya naik memukul bahu suaminya

" Ish abang ni kenapa ?! Nak Anaya demam ke ? " Tangan mencekak pinggang . Garang betul dari riak wajahnya

" Taklah bukan .. sayang nampak pelik sangat ni kenapa ? Tiba-tiba je " Fattah ketawa janggal . Belakang kepalanya digaru perlahan biarpun tidak terasa gatal

" Jomlah abang .. kita naik blacky . Jomlah , jomlah ! " Laju tangan Fattah dicapai dan digoyangkan . Merayu

" Tapi bahayalah sayang " Fattah cuba memujuk lagi . Superbikenya itu sudahlah besar dan tempat duduk belakangnya boleh tahan tinggi

Tak takut ke isterinya ini ?

" Kan abang yang bawakan , tak bahayalah " Anaya mencari alasan

" Erm yelah . Sayang tunggu sini , abang pergi ambilkan kunci sekejap " Terus pintu keretanya kembali ditutup . Tidak lupa juga dia untuk mengunci keretanya

𝐅𝐀𝐓𝐓𝐀𝐇 𝐀𝐋 𝐐𝐀𝐈𝐑 : 𝐇𝐈𝐒 𝐏𝐀𝐈𝐍𝐊𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑Where stories live. Discover now