PINTU bilik usang dihadapannya itu ditolak sedikit kasar . Dia terus menapak masuk ke dalam dengan dulang di tangan . Seorang budak kecil yang duduk di hujung penjuru dinding sedang tidur sambil duduk memeluk lutut
Kaki melangkah mendekati susuk tubuh kecil itu . Dia mendengus seketika sebelum kakinya bergerak , menguis kasar kaki budak perempuan itu
" Hei budak , bangunlah ! " Dulang masih di tangan , hanya kakinya sahaja yang bergerak menguis kaki anak kecil itu
Tiada kelembutan dalam perlakuannya , hanya kekerasan . Dahi berkerut marah apabila budak itu hanya diam tidak berkutik . Masih lena diulit mimpi
" Bodoh ni taknak bangun pula ! " Carutnya kasar . Dia duduk bercangkung dan dulang di tangan di letakkan ke tepi
" Woi bangun ! " Tangan naik menampar sedikit kasar pipi budak perempuan itu . Barulah mata itu tercelik memandang kearahnya
Iris mata hazel itu redup memandang kearahnya . Perempuan itu menggulingkan bebola matanya keatas apabila melihat mata anak kecil itu sudah berkaca
" Alahai kesiannya sayang Mummy ni . Kenapa sayang ? Sakit atau lapar ? Hmm ? " Perempuan itu tersenyum . Tangannya terus membelai lembut rambut anak kecil itu
" Lapar .. " Anak kecil itu seakan merintih . Perlahan sahaja nada suaranya . Matanya menjeling melihat dulang yang berada di tepi kaki wanita itu
" Lapar ke ? Lah kesiannya anak Mummy . Sekejap ya .. " Senyumannya terukir dibibir apabila perempuan itu memberikannya keizinkan untuk menjamu selera
Sungguh , raut wajahnya sudah tidak dapat disorok lagi . Dia betul-betul lapar sekarang
" Lapar ya ? " Wanita itu membuka penutup bungkusan makanan polisterin itu sebelum ..
" Nah ! Kau lapar sangatkan ?! Nah makan ! Makan sampai habis ! " Sebelah tangannya mencengkam kuat belakang leher anak kecil itu sebelum tangan yang menggenggam nasi tadi disuap kasar ke dalam mulut anak kecil itu secara terpaksa
Terbatuk-batuk anak kecil itu dibuatnya akibat tersedak . Tanpa segan silu air matanya tumpah jua menuruni pipi . Kasihan sekali kalau sesiapa dapat melihat bagaimana dia diseksa selama mana dia ditinggalkan disini
" Hidup kau memang dari dulu tak habis-habis nak menyusahkan aku kan ? Kenapalah kau lahir ya ? Kalau macam ni , baik aku gugurkan je terus masa kau dalam perut aku dulu ! " Tepi kepala anak kecil itu ditunjal kasar . Dia terus bangun
Meluat hatinya melihat anak kecil itu masih menangis tidak henti-henti . Sisa nasi di tangannya direnjis kearah anak kecil itu sebelum dia bertindak menyepak bungkusan makanan di tepi kakinya
" Semak ! " Dia berlalu keluar dari bilik usang itu sebelum pintu itu kembali dikunci
Menangis dirinya apabila melihat sisa nasi sudah banyak kotor di atas lantai . Dia mengesot perlahan mengutip satu-persatu butir nasi yang kotor
YOU ARE READING
𝐅𝐀𝐓𝐓𝐀𝐇 𝐀𝐋 𝐐𝐀𝐈𝐑 : 𝐇𝐈𝐒 𝐏𝐀𝐈𝐍𝐊𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑
Romance𝐇𝐈𝐒 𝐏𝐀𝐈𝐍𝐊𝐈𝐋𝐋𝐄𝐑 [ ending yang tergantung sebab author writers block untuk sambung HIS PAINKILLER puasa dan raya version ] Berkahwin dengan crush sendiri masa zaman kanak-kanak ? Bahagia kah ? Ditinggalkan sendirian tanpa sempat dia men...