5 - Sweet Candy Jelly

6K 730 59
                                    

LISA POV

Bughh.. Bughh.. Bughh..

"Sialan!!! Buka pintunya!!!" Aku sudah jengah menekan bel berkali-kali hingga harus memukul pintu dengan sangat keras. Namun hampir 10 menit kami menunggu, si pemilik apartemen maupun peliharaannya sama sekali tidak membukakan pintu.

Bahkan Jennie membantu menelponnya hingga belasan panggilan sama sekali tidak di angkat oleh mereka.

"Apa jangan-jangan mereka tidak ada di rumah?" Jennie memandangiku dari samping dan kami saling berpandangan.

"Lihat saja, jika mereka kedapatan mengerjai kita, aku akan menghajar dua orang itu!" dadaku naik turun karena sedikit emosi.

Siapa yang tidak akan marah saat kau di undang ke apartemen temanmu, tapi dia tidak ada di dalam dan tidak memberi kabar sama sekali. Membuang waktuku saja. Dia tidak tahu bagaimana pusingnya aku merayu Eommanya Jennie agar dia diperbolehkan menginap di apartemennya.

Baru saja akan ku ketuk lagi, pintu terbuka. Dan terlihat seseorang dengan rambut pirangnya yang kini tertutup handuk tersenyum paksa melihat kami di luar.

"Apa tidak lama menunggu?" dia masih memaksakan senyumnya. Padahal sudah sangat jelas dari ekspresi wajahku bagaimana perasaanku saat ini.

"Oh Miss. Tidak. Kami tidak lama menunggu. Hanya saja rasanya aku ingin menghancurkan pintu ini agar bisa segera masuk." aku mengatakannya dengan sarkas. Aku juga tersenyum paksa memperlihatkan wajah kesalku dengan senyumannya. Bisa kalian bayangkan, kan? Aku tidak tahu bagaimana menjabarkannya! Jangan banyak tanya, aku sedang kesal!

Jennie hanya tertawa di sampingku sambil memakan jelly yang baru saja kubelikan di minimarket sebelum masuk ke gedung apartemen ini.

Dia sudah merengek ingin memakan sesuatu yang manis semenjak di perjalanan. Aku tadinya ingin menyumpal mulutnya dengan sampah yang ada di mobilku karena dia sangat berisik. Hanya saja tidak jadi karena dia pasti akan mencekikku.

For your information! Dia sangat suka sekali mencekikku. Aku tidak tahu mengapa tapi setiap dia kesal, dia akan meraih leherku dan mencekiknya tanpa ampun. Untung saja leherku sekuat baja. Jika aku lemah, aku sudah mati semenjak hari pertama sekelas dengannya di sekolah menengah pertama!!!

Aku masuk dengan sebal karena melihat Chaeyoung yang terlihat baru saja mandi jika di perhatikan dari rambutnya yang masih tergulung dengan handuk. Saat kami masuk ke ruang tengah, tiba-tiba pintu kamar Chaeyoung terbuka dan peliharaannya keluar dengan menggunakan bathrobe pink seperti gadis imut. Mukanya tidak cocok!

Jisoo Unnie! Dia adalah pacarnya Chaeyoung. Tapi aku lebih suka menyebutnya peliharaannya Chaeyoung karena dia benar-benar membuntuti kemana pun Chaeyoung pergi.

Kalian ingat saat di perpustakaan tadi? Ah tidak. Dimanapun kalian melihat Chaeyoung, maka kalian akan melihat peliharaannya ini alias si bucin ini!

Mari ku ceritakan sedikit tentang dua temanku ini. Park Chaeyoung, dia gadis pintar yang kutemui dulu di perpustakaan kampus saat awal kami masuk. Kala itu aku sedang mencarikan Jennie buku yang dia butuhkan. Dia harus membantu ibunya berjualan sehingga mau tidak mau aku yang mencarikannya. Tidak tidak! Aku tidak bucin, aku hanya membantu sahabatku karena dia sedang sibuk. Lagipula Jennie bukan pacarku.

Aku mencarinya setengah jam dan tidak menemukannya. Kemudian saat aku bertanya pada Chaeyoung dengan mudahnya dia menemukan buku itu. Aku berterimakasih padanya dengan menjabat tangan Chaeyoung dan beberapa detik sebelum jabatan tangan kami terlepas tiba-tiba sebuah buku melayang pada wajahku. Ya, entah mengapa aku selalu sial dengan buku-buku yang menganiaya tubuhku tapi itu memang benar terjadi. Mukaku sangat sakit karena buku yang dilemparkan oleh seseorang. Dan kalian tahu siapa? Tentu saja Jisoo Unnie, siapa lagi!

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang