CHAEYOUNG POV
"Chagiya!!!" seperti biasa, anak manja ini selalu merengek padaku.
Aku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapnya di belakangku, tapi dia tidak ikut behenti dan malah menubrukku.
"Akhhhhh!" aku terkejut saat dia menubrukku, "Sakit, Kim Jisoo!!!"
Mulutnya terbuka lebar, "Aaaaaaaaaaaah, maafkan aku, chagiyaaaa. Aku tidak melihatmu berhenti.."
"Sudah kubilang berhenti mengikutiku!" aku menghentakan satu kakiku karena kesal.
Dia mengikutiku dengan menghentak-hentakan kedua kakinya lebih dari sekali. Seperti anak kecil? Apa-apaan itu? Menyebalkan sekali!
"Aku akan terus mengikutimu sampai kau mau memaafkanku!" balasnya menyentakku balik.
Aku dan Jisoo sedang bertengkar semenjak kemarin. Dia memintaku untuk mengizinkan pindah ke apartemenku dengan alasan ingin terus bersamaku. Yang benar saja? Rumah orang tuanya bahkan lebih dekat dengan kampus daripada apartemenku. Apa yang akan dikatakan kedua orangtuanya jika dia tinggal bersamaku.
Aku sudah menjelaskannya baik-baik tapi dia terus merengek bahkan mengancam akan memutuskanku jika tidak diizinkan pindah ke apartemenku. Jelas aku marah. Untuk hal ini beraninya dia mengancamku dengan seperti itu. Aku marah dan aku saat itu juga memintanya putus. Aku mengusirnya dari apartemenku kemarin. Dan apa yang terjadi, hari ini dia mengikuti terus sepanjang hari.
Aku tidak bersungguh-sungguh, sejujurnya aku juga tidak ingin putus dengannya. Tapi dia memang harus diberikan pelajaran kecil seperti ini. Dia sudah dewasa, dia harus bisa memilih mana yang baik dan buruk untuknya. Cukup satu kali hal bodoh yang dia lakukan untuk bersamaku, saat mengulang lagi tahun pertama kuliahnya. Jangan sampai hal bodoh lainnya terulang lagi.
"Aku memaafkanmu tapi kita sudah putus." aku berbicara tenang sambil menghadapnya.
"Jangan putus aku mohon, Chagiya!!!" dia semakin merengek.
"Berhenti memanggilku Chagiya!" bentakku.
Dia mengacak-ngacak rambutnya sendiri, "Jangan melarangku!!! Itu panggilan sayang untukmu dariku!!!"
"Tapi kau tidak sayang padaku. Buktinya kau menginginkan kita putus. Maka aku menerimanya." jawabku dengan nada acuh.
Dia menarik tanganku, "Maafkan aku, Chagiya. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya menggertakmu. Aku mohon jangan putus. Aku tidak akan meminta lagi untuk pindah ke apartemenmu. Jangan putus Chagiyaaaaaa!!" dia terus merengek dan kali ini aku melihat matanya berkaca-kaca.
Aku menghela nafasku, "Kau tahu kan jika orangtuamu tidak bisa menerima hubungan seperti ini. Aku mohon jangan menambah masalah." dia hanya mengangguk.
Ya, keluarga besar Kim Jisoo adalah keluarga terpandang di Korea Selatan. Dan Jisoo pernah bercerita padaku bahwa semua keluarganya terlihat Homophobic. Mereka tidak suka melihat hubungan seperti kami ini. Maka dari itu, sampai dengan saat ini kami masih merahasiakan hubungan kami kepada keluarganya.
Orangtuaku berada di Australia, aku sudah menceritakan tentang Jisoo dan mereka senang mendengarnya. Namun, Jisoo masih belum berani bilang, dia mengatakan suatu saat nanti akan bicara tapi tidak saat ini. Dia mau menjadi sukses dulu dan bisa berdiri di kakinya sendiri baru akan mengatakan tentang kami.
Aku tidak masalah tentang itu, aku menerimanya apa adanya. Jika keputusan untuk menyembunyikan sementara dari keluarganya adalah pilihan terbaik, maka aku ikut.
Tapi sifat kekanak-kanakannya kadang akan menghancurkan sendiri usahanya. Seperti kemarin, ide gilanya untuk pindah ke apartemenku agar bisa tinggal denganku. Bagaimana jika orangtuanya curiga? Mereka hanya tahu kami bersahabat dan dia bisa-bisanya memancing kecurigaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Romantizm"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022