42 - Camp (M)

7.1K 607 85
                                    

JENNIE POV

"Sayang, kau bisa membaca maps atau tidak? Kita sudah melewati jalan ini hampir empat kali jika kau tidak lupa." ucap kekasihku. Dia mencoba mengeluarkan suara selembut mungkin walau aku tahu sekarang dia sangat kesal padaku.

Aku terus menggulir ponselku, memperhatikan jalannya dalam peta yang sedang aku lihat. Aku tidak salah, ini jalan yang memang harus di lewati. Tapi mengapa dia melewati lagi jalan yang sama untuk kesekian kalinya.

Karena mengetahui aku tidak memberikan jawaban, Lisa berdecak kesal dan dia menepikan mobilnya. Berhenti tepat di depan penjual odeng.

"Ajumma, maaf mengganggu." panggil Lisa sehingga penjual odeng itu melirik ke arah Lisa.

"Apa kau tahu dimana jalan menuju Nanji Camp Ground?" tanya Lisa dan ajumma tersebut menghampiri mobil kami.

"Seharusnya di perempatan tadi kau belok ke kiri. Jika ke kanan, pasti kau akan membuat jalanmu kembali lagi kesini." ucap ajumma itu.

Aku tentu saja tidak ingin percaya. Maps ini mengarahkan ke kiri dimana seharusnya camp ground nya ada di dekat sini. Kenapa dia sok tahu dengan memberikan info bahwa kami harus belum ke kiri.

"Baiklah, terimakasih. Bisakah kau memberikanku odeng dua bungkus?" tanya Lisa. Ajumma itu memberikan Lisa dua bungkus dan membayarnya.

"Terimakasih, ajumma." Lisa kemudian menutup pintu kaca mobil dan kembali melajukan mobilnya.

Aku masih diam tidak berbicara karena aku tidak ingin mendebatkan jalan meskipun aku kesal. Memang seharusnya jalannya kesini tapi Lisa tidak percaya padaku.

Dua puluh menit telah dilewati dengan Lisa yang mengikuti arahan dari ajumma tadi. Dan kami sampai di camp ground tempat tujuan kami.

Maps sialan, kenapa dia membohongiku!

"Kita sudah sampai!" ucap Lisa dengan semangat.

Dia melirikku dan meraih tanganku untuk dia genggam. Aku menoleh padanya dan dia tersenyum begitu manis padaku.

"Jangan cemberut. Kita sudah sampai dan ayo kita bersenang-senang." serunya padaku, sementara aku masih memasang wajah tidak enak.

Lisa mengambil satu tusuk odeng dan tangannya yang lain memegang daguku. "Ayo makan ini." ucapnya dan aku membuka mulutku.

Wow, odengnya begitu nikmat. Aku mengunyah dan menelannya. Dan tentu saja Lisa terus menyuapiku sampai dua bungkus itu habis.

"Kau tidak makan?" tanyaku karena Lisa hanya menyuapi sambil memandangiku.

Dia menggeleng sambil tersenyum, "Tidak. Aku membeli dua bungkus ini untukmu."

Aku membulatkan mataku dan memukul dia, "Kau ingin menbuatku gemuk!" Dia malah tertawa dan membereskan sisa bungkusan odengnya.

"Jika kau gemuk kau akan enak dipeluk." ujarnya dengan mencubit pipiku.

"Ck! Kau menyebalkan!!!" kesalku sambil menjauhkan tangannya.

Dia terus tertawa dan kemudian keluar dari mobil. Membukakan pintuku dan aku keluar. Perlakuan manisnya ini selalu membuatku semakin jatuh cinta padanya.

Dia pergi ke bagasi mobilnya dan menggendong dua tas ransel milikku dan miliknya. Aku akan meraih satu tasku tapi dia menghalanginya.

"Tidak perlu. Biar aku bawakan. Kau hanya perlu menggandeng tanganku." aku tersenyum dan langsung meraih tangannya.

Kami berdua berjalan pada seorang pengurus camp ground nya. Kebetulan hari ini tidak banyak yang berkunjung. Aku dan Lisa di arahkan pada tenda kecil yang cukup untuk dua orang. Aku meraih tasnya dan menatanya di dalam sana.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang