LISA POV
Makan malam sudah selesai dan kami semua masih berkumpul. Tapi tidak dengan Jennie. Aku menyuruhnya masuk ke kamarku terlebih dahulu. Dia akan menginap dan aku sudah meminta izin pada Eomma lewat telfon. Untungnya Eomma mengizinkan Jennie menginap disini.
Aku duduk di sebelah Mommy dan Daddy duduk di sebelah Nayeon. Sementara Uncle Nam, dia di sebelah Mommyku. Aku membenci ini semua. Orangtuaku terang-terangan menjodohkan aku dengan Nayeon yang bahkan seorang perempuan. Aku yakin dibalik semua ini ada alasannya.
"Nayeon sudah bercerita pada Daddy bahwa kau adalah mantan kekasihnya. Benar begitu, Lisa?" Daddy bertanya padaku dan aku hanya mengangguk.
"Itu bagus! Setidaknya kalian sudah saling mengenal satu sama lain." tambah Uncle Nam.
Aku melirik Mommy dan dia hanya diam, tidak menunjukan ekspresi apapun.
"Dad, aku masih harus menyelesaikan kuliahku." tukasku pada Daddy. Dia malah tersenyum.
"Lalu? Apa yang salah? Aku tidak akan menyuruhmu untuk keluar dari kampus." dia menjawab dengan enteng.
"Aku tidak memiliki banyak waktu. Aku masih harus latihan dance dan juga boxing. Tidak ada waktu untuk menjalin hubungan serius bahkan sampai harus bertunangan." aku sebisa mungkin mencoba membantah acara perjodohan dadakan ini.
"Kami tidak meminta jawabanmu sesegera mungkin Lisa. Kau bisa memikirkannya." Uncle Nam melirikku. Untuk pertama kalinya aku membenci dia.
"Lisa, tidak perlu terburu-buru. Aku akan menunggu." Nayeon menambahkan sambil tersenyum kepadaku. Shit! Wanita di depanku memang licik. Dia sudah berjanji padaku untuk tidak akan pernah membahas hubungan masa lalu kami, namun sekarang dia malah membawa ayahnya untuk melakukan pertunganan paksa. Bahkan aku tidak sempat memikirkan dan tidak peduli kalau ternyata dia adalah anak Uncle Nam. Apa reaksinya jika aku menolak perjodohan ini dengan alasan dia sudah pernah selingkuh. Mau ditaruh dimana harga dirinya.
Aku menatap tajam Nayeon, "Aku rasa kita harus berbicara empat mata tentang ini, Nayeon."
"Kapanpun kau mau. Aku selalu siap." dia tersenyum membuatku memalingkan wajahnya. Aku benar-benar merasa bodoh disini.
"Pikirkan baik-baik dan segera beritahu kami kapan kalian siap." ucap Daddy sambil melirikku dan Nayeon bergantian.
Rasanya banyak sekali pertanyaan di kepalaku. Seperti, kenapa ini bisa begitu saja terjadi. Kenapa harus Nayeon. Kenapa Mommy dan Daddy tidak membicarakannya dulu denganku. Dan masih banyak lagi pertanyaan itu. Tapi aku menyimpannya. Aku terlalu shock sehingga akupun tidak tahu reaksi apa yang harus aku keluarkan.
Aku memilih berpamitan terlebih dahulu pada mereka. Aku bilang jika aktifitasku hari ini sangat berat. Namun alasannya bukan itu. Pikiranku terlalu banyak dan ada Jennie di kamarku. Aku tidak ingin membiarkannya sendirian terlalu lama. Terlebih dia belum pernah menginap disini. Sahabatku itu pasti akan mencekikku karena aku berlama-lama disini.
Aku masuk ke kamar. Dan aku melihat Jennie sudah tertidur di pinggir tempat tidurku sambil menghadap berlawan arah dengan pintu. Aku tersenyum melihatnya karena membayangkannya yang begitu anggun tadi. Biasanya dia cerewet dan energik. Namun hari ini begitu pendiam.
Aku sangat senang juga ketika memgetahui dia semakin dekat dengan Mommy. Mommy begitu menyukai Jennie. Dia sering menanyakan Jennie dan aku pusing menjawab pertanyaannya.
Aku merebahkan tubuhku di sisi yang satunya, berharap tidak mengusik Jennie yang mungkin sudah berada di alam mimpinya.
Aku mencoba memejamkan mataku namun aku sedikit terganggu dengan suara isakan kecil namun masih bisa aku dengar. Aku segera membuka mataku dan melirik ke samping. Aku memperhatikan dengan seksama dan benar saja, itu memang suara isakan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Roman d'amour"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022