48 - Moody Season 2

3.9K 519 99
                                    

LISA POV

"Sayang, pelan-pelan." aku memanggil Jennie agak sedikit berteriak. Kami baru saja turun dari mobilku. Jika biasanya aku membukan pintu untuknya, kali ini dia keluar lebih dulu dan tidak menungguku untuk masuk sama-sama ke dalam kampus.

Aku mengejarnya tapi sia-sia. Meskipun memiliki kaki yang panjang, akan tetap kalah dengan langkah gadis yang sedang marah.

Jennie masih marah setelah dia memutus pembicaraan kemarin. Aku tidak tahu apa penyebab dia marah padaku. Apa karena aku tidak jadi datang ke rumahnya lagi, atau karena aku salah mengucapkan kalimat terakhirku di panggilan video tadi malam. Yang jelas sekarang Jennie marah.

Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan Jennie yang seperti ini. Sepuluh tahun lebih aku menghadapinya dan bersyukurnya mentalku masih sehat. Terkadang kemarahannya selalu diluar nalar dan tidak masuk akal.

Aku masih belum bisa mengejarnya sampai kami berada di koridor. Dari jauh aku bisa melihat Jisoo Unnie sedang berjalan sambil membaca buku di tangannya. Tapi buku itu langsung terjatuh ketika Jennie menabrak bahu Jisoo Unnie dengan sengaja.

Jisoo Unnie menganga dan berteriak, "Gunakan matamu sebelum aku mencoloknya! Sialan kau!!!" dan meskipun begitu, Jennie tidak menoleh, masih terus melanjutkan adegan kejar-kejaran ini. Jisoo Unnie mengambil lagi bukunya yang jatuh di lantai. Aku berhenti mengejar Jennie dan memilih berbicara dengannya sebentar.

"Aku minta maaf, Unnie. Jennie tidak sengaja." ucapku lembut.

"Kau juru bicara Jennie?" jawabnya dengan nada mengejekku. Aku hanya terkekeh. Aku selalu seperti itu. Selalu meminta maaf atas nama Jennie pada Jisoo Unnie dan Chaeyoung jika Jennie melakukan kesalahan pada mereka berdua.

"Kalian bertengkar lagi, kan? Aku heran dengan sifat Jennie-mu itu. Ada waktunya dia bisa sangat dewasa. Tapi bisa juga dia menjadi anak-anak seperti itu." baru saja aku akan menjawab tapi Jisoo Unnie memotong "Ah tidak! Bahkan anak-anak saja lebih dewasa darinya."

Aku tertawa mendengar penuturan Jisoo Unnie, "Dia memang bayi, Unnie. Bayiku!" ujarku dengan tersenyum. Jisoo Unnie memandangku ngeri.

"Dimana Chaeyoung?" tanyaku karena tidak melihatnya. Terasa aneh karena biasanya dimana ada Chaeyoung disitu ada Jisoo Unnie.

"Dia di toilet. Aku akan mengembalikan buku yang dipinjam Chaeyoung ini ke perpustakaan." ucapnya sambil mengangkat buku yang tadi terjatuh.

Aku hanya mengangguk. Tapi aku memelototi Jisoo Unnie karena melihat Jennie di belakangnya mendekati kami, atau aku?

"Wae?" tanya Jisoo Unnie heran. Kemudian dia melihat ke belakang dan terkaget karena Jennie tiba-tiba dibelakangnya. "Kamjagiya!!" teriak Jisoo Unnie.

"Shit!" umpat Jisoo Unnie. "Bisakah kau tidak seperti hantu yang tiba-tiba muncul?!" gerutu Jisoo Unnie kepada Jennie. Tapi Jennie mengacuhkannya, hanya menatapku dengan marah.

"Kenapa kau berhenti mengikutiku?" tanyanya seram. Aku menelan ludahku karena merasa terancam dengan tatapannya, "Jisoo Unnie mengajakku mengobrol." jawabku sambil tersenyum lebar menampilkan deret gigiku dengan panik.

"Yhaaa!! Jangan menggunakan namaku untuk berlindung dari makhluk ini!" teriak Jisoo Unnie sambil menunjuk Jennie.

"Masuk ke kelas. Sekarang." ucapnya datar, pelan dan dingin.

Aku mengangguk dengan cepat. Dia meninggalkanku lagi dan aku harus segera mengikutinya. Jika tidak, matilah aku.

"Bye!" aku melambaikan tanganku dengan cepat pada Jisoo Unnie dan berlari sesegera mungkin mengejar Jennie yang sudah jauh. Aku mendengar Jisoo Unnie masih mengoceh tapi aku tidak peduli.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang