LISA POV
"Eomma, sudah kubilang biar aku yang membawanya." aku merebut dua koper yang sejak tadi di dorong Eomma. Dia memaksa untuk membawa dua koper tersebut, namun aku sebagai calon menantu yang baik tidak mungkin membiarkan ibu mertuaku kesulitan. Lagipula sudah kewajibanku membawa dua koper milik kami.
Jennie sedaritadi juga mencoba merebut kopernya dari Eomma tapi Eomma menolak. Dan tentu saja aku tidak akan membiarkan dua wanita cantikku ini kesulitan.
"Hon, kau tidak lelah? Biar aku yang membawanya." ucap Jennie yang berjalan di samping kananku.
Aku hanya tersenyum dan menggeleng, "Asal ada kau di sampingku, energiku akan selalu penuh." Jennie memutar bola matanya dan terkekeh.
Kami bertiga berencana untuk pergi ke New Zealand. Aku memberikan kejutan pada Jennieku, aku tahu dia belum pernah melihat makam Appanya. Jadi ini mungkin waktu yang tepat sebelum pernikahan kami.
Aku menawarkan kepada Eomma awalnya untuk menggunakan private jet karena ingin mereka merasa nyaman dalam perjalanan. Namun Eomma menolak dan mengatakan Jennie juga akan keberatan dengan itu. Jadi atas persetujuan Eomma aku membeli tiket penerbangan dan tidak jadi menggunakan private jet milik Daddy. Tapi tentu saja aku membeli tiket first class untuk kesayanganku ini.
Jennie tidak kuberitahu karena aku ingin memberinya kejutan. Saat siang tadi aku mengatakan akan mengajaknya berlibur dia sangat senang. Sampai akhirnya kami tadi tiba di bandara dan aku menunjukan tiket ke New Zealand lalu dia menangis tersedu di dalam mobil. Dia mengatakan bahwa aku jahat tidak mengatakan hal yang dia impikan ini.
Dia memelukku dan menangis sangat lama sampai Eomma memarahinya. Eomma bilang berhenti untuk menjadi manja padaku karena sudah tidak sesuai umurnya lagi. Tapi mau sampai usia berapapun aku akan selalu nyaman dengan Jennieku yang manja. Aku sudah terbiasa menjaganya dan menyenangkan hatinya sejak kecil. Dia memang bayiku.
Kami sudah berada di dalam pesawat dan Jennie terperangah ketika melihat isi pesawatnya.
"Lisa, kenapa mewah sekali?" dia membulatkan matanya dan melihat seluruh isi pesawatnya.
Aku terkekeh, "Untuk calon istriku dan calon mertuaku." aku merangkulnya dan mencium pelipisnya.
Aku duduk di sebelah Jennie kemudian Eomma ada di depan kami. Sebelum itu dia menghampiri kami dahulu yang sudah duduk di kursi kami masing-masing.
"Motionsickness patch mu susah dipasang?" Eomma bertanya pada Jennie. Dia menghela nafas panjang dan menggeleng. "Aku lupa membawanya Eomma."
"Hah! Kau ini! Bagaimana bisa melupakannya?!" tegur Eomma pada Jennie.
Aku tersenyum pada mereka, "Tenang, Eomma. Aku sudah membawanya untuk Jennie."
Jennie menoleh padaku dan terkejut. Aku tadinya berjaga-jaga takut Jennie lupa dan ternyata betul dia melupakan hal penting itu.
Kekasihku memang memiliki motion sickness jika melakukan perjalanan panjang. Apalagi perjalanan kami akan memakan waktu 11 jam dan aku tidak akan membiarkannya terjebak dengan motion sicknessnya.
"Aku menyayangimu. Kau selalu bisa diandalkan." Eomma tersenyum padaku.
Aku mengangguk, "Bukan masalah, Eomma. Sekarang Eomma beristirahatlah. Aku akan menjaga Jennie."
Eomma kembali ke tempat duduknya di depan kami. Jennie menatapku lalu aku mencium bibirnya sekilas. Kemudian membuka kotak kecil di tasku dan mengeluarkan patch yang sudah aku siapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Romance"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022