44 - Childish

4.5K 581 142
                                    

JENNIE POV

Aku membuka mataku perlahan karena menggeliat. Aku tersadar bahwa sekarang aku berada di kamarku. Terakhir yang kuingat aku ada di mobil Lisa? Atau di tenda? Ahhh bodohnya! Aku sudah tidak mabuk tapi kenapa aku sampai lupa.

Aku mencari ponselku dan itu ada di saku jaketku. Aku mencari kontak Lisa, tidak ada pesan darinya sama sekali. Atau mungkin dia ada di luar bersama Eomma.

Aku keluar dari kamarku tapi tidak melihat siapapun disini. Kemudian aku tiba-tiba ingat bahwa Lisa menggendongku masuk ke dalam rumah dan Eomma menepuk pantatku agar aku turun.

Kurasa Lisa pulang. Aku ingin menangis sekarang. Dia berjanji padaku untuk tetap tinggal tapi dia malah pulang. Aku baru saja akan menelfon dan memarahi Lisa namun Eomma lebih dahulu muncul dari kamarnya.

"Sudah terbangun, Putri Tidur?" ucapnya sambil menekankan kata 'putri tidur'nya. Ada apa dengan Eommaku?

Aku memutar mataku dan tidak menghiraukan ucapannya. "Dimana Lisa?" dan aku malah bertanya dimana kekasihku. Itu lebih penting daripada bertengkar dengan Eommaku yang kenakan-kanakan ini.

Dia memutar matanya juga. Rupayanya sifatku mutlak diturunkan dari dia. Huh!!!

"Dia pergi karena kau terus tidur seperti orang mati." jawabnya santai. Dia berjalan ke arah dapur.

Aku cemberut mendengar Lisa pergi. Tidak mungkin dia meninggalkanku hanya karena aku tertidur. Dia yang menyuruhku untuk beristirahat, jadi salahnya jika aku tertidur begitu lama.

Aku akan kembali lagi ke kamar sebelum Eommaku berteriak dari dapur, "Kau belum makan. Isi dulu perutmu itu sebelum kau hibernasi kembali."

Aku tidak ingin mendengarkannya tapi aku tidak dapat menolak tawaran untuk makan. Perutku sangat meronta minta diisi. Aku sepertinya harus mengesampingkan gengsiku demi cacing-cacing manis dalam perutku ini.

Aku menghampiri meja makan dan duduk tanpa berkata sedikit pun. Mengambil piring dan menyendokan satu-satu makanan untukku. Eomma menyusulku dan duduk di depanku juga. Dia menatapku dengan pandangan yang datar. Aku menghiraukannya dan terus melanjutkan makanku.

"Jennie, jangan terlalu menyusahkan Lisa. Setidaknya bersikaplah dewasa." ucap Eomma dengan tegas.

Aku yang tadi merasa lapar kini menjadi tidak berselera. "Here we go again." kataku dengan menaruh sendok dan garpuku.

Eomma mendengus kesal, "Setiap Eomma menasehati kau selalu seperti ini."

"Apa yang membuat Eomma berpikir bahwa aku menyusahkan Lisa?" kataku dengan menahan agar suaraku tidak menyakiti Eomma.

"Semua sifatmu yang kekanak-kanakan. Contohnya saja tadi, dia menggendongmu sampai ke rumah sementara kau enak tertidur. Eomma malu pada Mommynya. Apa yang Mommynya pikirkan melihat anaknya diperlakukan seperti itu?" tutur Eomma. Sementara aku mengerutkan alisku.

"Mommynya Lisa? Ada disini?" tanyaku heran.

"Lihat kan? Kau tidak tahu karena..."

"Tidur." aku memotong Eomma. "Aku tertidur. Silahkan salahkan aku yang tertidur. Aku memang salah. Tapi untuk semua hal yang Lisa lakukan padaku sebagian besar adalah keinginannya, Eomma. Aku tidak meminta dia menggendongku. Dia yang menawarkan padaku." ucapku dengan kesal.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang