61 - The Day

3.9K 470 131
                                    

JENNIE POV

Persiapan pernikahanku dengan Lisa sudah rampung sembilan puluh sembilan persen. Kami akan melangsungkan pernikahan besok. Atas keinginan Lisa pernikahanku berlangsung di New Zealand. Lisa hanya mengundang beberapa rekan kerjanya yang penting, keluarga, kerabat dan beberapa teman dekat. Semua biayanya benar-benar menggunakan uangnya.

Dia mengatakan padaku, aku hanya cukup duduk manis saja menunggu semuanya beres. Semua masalah biaya, bahkan sampai tiket semua orang, Lisa juga yang membelikannya.

Kami semua berada di satu hotel namun aku dan Lisa berada di kamar yang berbeda. Di kamarku aku tidur bersama Chaeyoung dan Jiyoung. Sementara Lisa bersama Jisoo Unnie.

"Noona, aku ingin tinggal bersama kau dan Daddy saja." tiba-tiba Jiyoung mengeluarkan suara disaat aku sedang memeluknya di kasur sementara Chaeyoung sedang memainkan ponselnya.

"Mommy selalu memarahiku." tambahnya padaku. Aku terkekeh mendengar bayi usia tiga tahun bisa mengadukan orangtuanya sendiri.

"Mommy bukan memarahimu, tapi dia menasehatimu, baby." balas Chaeyoung tanpa melihat anaknya.

"Tapi Mama, kenapa Mommy hanya memarahiku tapi tidak memarahimu?" anak ini sangat pintar sekali.

"Karena Mommy takut pada Mamamu." Chaeyoung langsung mendelik mendengar aku mengucapkan itu lalu aku tertawa.

"Apapun itu, aku hanya ingin tinggal dengan Daddy dan Noona!" dia langsung masuk ke dalam pelukanku.

"Terserah kau saja. Sekarang tidur karena besok kau harus bangun pagi, bayiku!" Chaeyoung menepuk pantat Jiyong dan meletakan ponselnya di nakas samping tempat tidur kami.

Aku sangat menyukai didikan Chaeyoung dan Jisoo Unnie kepada Jiyoung. Mereka mendidik anak ini tidak seperti orang tua dengan ajaran kolotnya. Mereka lebih menjadikan Jiyoung sebagai teman dan sahabatnya.

Tapi jadilah seperti ini, ketika Jisoo Unnie menasehati Jiyoung dia akan menyebutnya itu sebagai amarah dari Unnie. Padahal aku tahu Jisoo Unnie berkarakter seperti itu, hanya saja dia menerapkannya juga pada anaknya.

"Tidurlah sayang, besok kita akan bangun pagi." kataku sambil mengusap kepalanya.

"Goodnight, Noona." ucapnya lalu bangun sedikit untuk menciumku. Ah~ anak manis.

Aku berdiri untuk mematikan lampu kamar. Baru saja aku selesai mematikan lampunya ponselku berdenting menandakan satu buah pesan masuk.

Aku sudah mengantuk namun aku tetap membukanya. Siapatahu itu penting.

Honey💛
Baby, sudah tidur? Bisa keluar kamar sebentar? Aku lupa memberimu sesuatu.

Aku mengerutkan keningku ketika membaca pesan dari Lisa. Apa yang dia lupakan? Bukankah semua persiapan kami untuk besok sudah selesai semua.

Aku tidak membalas pesannya namun aku segera keluar. Aku melihat Jiyoung juga sudah berbalik dan memeluk Mamanya. Aku tersenyum karena melihat keduanya, Chaeyoung juga tertidur seperti bayi.

Aku membuka pintu kamar pelan-pelan lalu terkejut karena Lisa sudah berada di luar sana dengan senyumnya yang khas.

"Ada apalagi? Ada yang kurang?" tanyaku dengan cemas kepadanya.

Dia mengangguk dan senyumnya luntur. Aku khawatir ada hal yang tidak sesuai dengan rencana yang kami harapkan untuk besok.

Dia mendekatiku dan memegang pinggangku. Jarak wajah kami hanya beberapa inci bahkan hidung kami saja bersentuhan.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang