49 - Lisa's House

4.1K 520 80
                                    

LISA POV

Kalian pikir Jennie sudah selesai dengan moody nya selama dua hari kemarin? Tentu tidak.

Itu terus berlanjut sampai tiga hari berikutnya lagi. Hari ketiga, aku menjemputnya namun dia sudah tidak di rumah. Eomma bilang dia sudah berangkat lebih dulu. Jennie bilang pada Eomma kalau aku sudah tiba di depan. Namun nyatanya dia memang berangkat sendirian tanpa menungguku. Dan di kampus dia benar-benar mendiamiku. Hari ke empat kebalikannya, dia pulang dengan meninggalkanku lebih dulu padahal kami tidak memiliki jadwal apapun setelahnya.

Dan kemarin hal yang paling membuatku ingin menangis. Kemarin adalah jadwalku latihan dance. Jennie memang menungguku di kantin, tapi setelah aku selesai dan menghampirinya dia langsung memukuliku. Dia bilang aku ingin dekat-dekat dengan Nayeon. Demi Tuhan ini adalah minggu menstruasi terhoror yang pernah Jennie alami. Aku sepertinya tidak akan sanggup lagi jika setiap bulan akan menghadapi satu minggu menyeramkan seperti ini.

Pagi ini saat aku menjemputnya aku sudah menyiapkan diriku. Aku sudah siap apapun yang akan dia lakukan. Aku sengaja turun dari mobilku dan menjemputnya ke dalam rumahnya. Tapi yang terjadi adalah dia berlari kepadaku dan memelukku. Mengucapkan kata "maaf" yang sangat jarang dia lontarkan. Dia menyesali lima hari yang sudah dia lakukan padaku. Aku memaafkannya tentu saja. Aku mencintainya dan apapun yang dia lakukan, nampaknya aku akan selalu memaafkannya.

Sekarang kami di dalam mobil menuju kampus. Jennie hari ini adalah Jennie yang berbeda dengan lima hari sebelumnya. Dia banyak tersenyum apalagi saat aku menoleh padanya. Tangan kananku selalu terpaut dengan tangan kirinya bahkan ketika aku akan menyentuh persneling. Aku lebih menyukai Jennie yang manja seperti ini.

"Hon, hari ini kau latihan dance?" tanyanya padaku dengan lembut.

Aku menggeleng, "Memangnya kenapa?" tanyaku balik.

"Ehee.. Tidak apa-apa, aku hanya ingin lebih lama denganmu." ucapnya sambil terkekeh.

Aku menyentuh kepalanya dan mengusapnya, "Kita habiskan waktu seharian ini, okay." seruku dan dia mengangguk cepat serta tersenyum gemas.

Aku memikirkan sesuatu untuk mencari ide apa yang akan kami lakukan setelah pulang dari kampus nanti. Tapi hanya satu yang melintas di kepalaku dan itu bukan ide yang buruk.

"Sayang, bagaimana kalau kita ke rumahku. Ayo kita bertemu Mommy dan Daddy?" ajakku padanya. Aku lebih memilih untuk meminta persetujuannya dibanding memaksa. Butuh kesiapan untuk menghadapi Daddyku apalagi sekarang status kami sudah menjadi pasangan, bukan teman lagi. Jadi jika dia belum siap dan masih keberatan, aku tidak akan memaksanya.

"Emmm..." Jennie ragu menjawabnya. Sepertinya dia belum siap namun tidak enak mengatakannya padaku.

"Jika kau belum mau dalam waktu dekat ini tidak apa-apa, baby. Aku mengerti." ucapku sambil menautkan lagi tanganku dengan tangannya. Kemudian aku mencium punggung tangannya. Senyum lebarnya sekarang pudar. Dia hanya menampakan senyum tipis.

Sepanjang perjalanan kami tidak berbicara lagi. Aku memikirkan kemana kami akan pergi setelah dari kampus. Hangout bersama Jisoo Unnie dan Chaeyoung kurasa akan menyenangkan.

Setelah tiba di kampus dan memarkirkan mobilku, seperti biasa aku akan turun lebih dulu untuk membukakan pintu mobil disamping Jennie. Tapi baru saja aku membuka sabuk pengamanku dan aku belum sempat turun, Jennie menahan lenganku.

"Apa tidak apa-apa ke rumahmu sore nanti?" Jennie bertanya dengan penuh keraguan.

Aku mengerutkan dahiku, "Tidak apa-apa? Maksudnya?"

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang