57 - Will You?

5.1K 546 129
                                    

JENNIE POV

"Aku berjanji minggu depan akan kembali kesini, baby." ucap Lisa sambil memelukku. Kami sekarang berada di bandara. Aku mengantarnya karena penerbangannya pagi ini. Dia tidak bisa menunda kepulangannya karena pekerjaan sudah sangat menantinya.

Aku melepaskan pelukanku dari Lisa ketika Jiyoung terus menangis di gendongan Chaeyoung. Kedua tangannya terangkat berusaha untuk menggapaiku. Dia terus merintih tidak ingin pergi dari sini dan ingin tinggal bersamaku.

Aku dan Jiyoung beberapa hari ini sangat dekat. Entah mengapa tapi dia selalu ingin berada dekat denganku. Bahkan kata Lisa setiap pagi dia selalu menangis dan mencariku.

"Jiyoung, jika kau terus menangis, Mommy akan meninggalkanmu disini!" bentak Jisoo Unnie. Bagiku dia terlalu galak sebagai orangtua.

"Huaaaa~ Mama~" Jiyoung semakin menangis dan membenamkan wajahnya di leher Chaeyoung.

"Jisoo! Kau hanya membuat anakmu semakin menangis!" rutuk Chaeyoung yang kini mengayunkan tubuhnya sambil menepuk-nepuk pantat Jiyoung.

Aku menghampiri Chaeyoung dan menggendong Jiyoung. "Hei, my baby. Lihat aku." dia berhenti menangis menatapku dengan isakan yang masih tersisa.

"Aku akan datang ke rumahmu nanti. Tapi sekarang aku tidak bisa ikut. Jadi kau pulang terlebih dahulu. Aku akan menyusul nanti, okay?" bujukku dan dia mengangguk.

"Noona tidak berbohong, kan?" ucapnya sambil mengucek matanya yang sekarang basah.

Lisa mencium pipi Jiyoung, "Tentu saja tidak, baby. Noona sebentar lagi akan tinggal bersama Daddy, dan kau harus memanggilnya Eomma. Mengerti?"

Sontak aku terkejut dengan ucapan Lisa. Dia melihat wajah terkejutku dan malah tertawa terbahak-bahak lalu kemudian mengecup pipiku. Jiyoung mengerutkan alisnya kemudian mengelap pipiku yang di cium Lisa.

"Kau tidak boleh mencium Noonaku!!" dia berteriak pada Lisa. Lisa malah semakin mengerjainya dengan mencium pipiku terus berulang ulang.

"Huaaa~ Mama~" Chaeyoung berdecak saat Jiyoung mulai menangis lagi. Kemudian dia mengambil Jiyoung dari pangkuanku.

"Lisa kau sama saja seperti Jisoo!!! Sudah sayang, jangan menangis." dia kemudian menjauh dari kami.

"Kalian duluan saja. Aku menyusul beberapa menit lagi." ucap Lisa pada Luda dan Jisoo yang masih di tempat duduk mereka masing-masing.

Luda mengangguk dan dia meninggalkan kami begitu saja tanpa berpamitan padaku. Bukannya aku ingin di hargai dengan dia yang harus pamit. Tapi dimanakan attitudenya? Kami saling mengenal dan dia bersikap seperti itu. Lisa salah jika menjadikannya sekertaris. Attitudenya sangat buruk.

"Jennie, sampai bertemu lagi. Salam untum Eommamu. Aku dan Chaeyoung pamit pulang." aku tersenyum pada Jisoo Unnie dan mengangguk.

"Terimakasih sudah menjaga Lisa selama ini, Unnie. Aku menyayangi kalian semua." ucapku sambil memeluk Jisoo Unnie.

"Haisshh! Aku sudah lelah menjaganya. Sekarang giliranmu untuk menjaga dia. Dia sangat menyebalkan." Lisa memukul Jisoo Unnie, "Jangan memfitnahku!"

Aku tertawa melihat kelakuan mereka. Mereka sudah tidak muda lagi. Jisoo Unnie sudah menikah bahkan memiliki anak dan Lisa sudah menjadi pemimpin besar di perusahaannya, namun sikap mereka masih sama seperti beberapa tahun yang lalu.

Jisoo Unnie pergi meninggalkanku dan Lisa dengan menarik dua kopernya, kurasa itu kopernya dan Chaeyoung. Dia masih tetap bucin dan takut pada Chaeyoung. Tapi itu wajar, peran ayah memang cocok untuk Jisoo Unnie di keluarga mereka. Lalu dari kejauhan Chaeyoung menghampiriku lagi dan memelukku untuk pamit sekali lagi. Jiyoung sudah berhenti menangis dan dia menciumku. Namun dia mendelik ketika melihat Lisa. Dia sangat lucu.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang