31 - Confess

4.6K 525 95
                                    

JENNIE POV

Aku melewati hari-hari beratku dengan tertatih. Bukan hanya karena kakiku yang sekarang sedang tidak bisa berjalan sempurna, namun lebih dari sekedar itu. Ada perasaan kosong dan hampa yang ada di dalam sini, di dalam dadaku.

Aku pergi ke kampus, pulang lagi ke rumah. Hanya menghabiskan waktuku di dalam kamar. Memutar lagu sedih dan melow. Mengurung diri meski Eomma selalu berteriak menyuruhku untuk menemaninya sekedar mengobrol. Aku menolak semuanya.

Aku seperti menarik diri dari kebisaanku. Kakiku memang tidak bisa berlatih tapi seharusnya aku masih bisa mengikuti latihan walau hanya melihat tanpa praktek. Tapi entahlah, aku enggan berbicara banyak pada orang-orang disekitarku.

Sudah satu minggu kakiku sakit, hanya Deb yang setia mengantar jemputku. Walau setelah itu Eomma selalu memarahiku karena ketidaksukaannya pada Deb. Eomma bilang dia tidak sopan. Pada orang yang lebih tua seperti Eomma dia hanya menyapa sekilas. Dan yang paling menyedihkan Eomma selalu membandingkan Deb dengan Lisa. Eomma adalah fans nomor satu Lisa. Dia selalu mengagung-agungkan Lisa saat membandingkan dengan Deb. Lisa yang selalu mencium tangan Eomma setiap kali bertemu dan pulang. Selalu ramah setiap kali berbicara pada Eomma. Begitu katanya. Tapi kenyataannya memang Lisa sangat berbeda dengan Deb. Mungkin budaya dan kultur di Amerika berbeda dengan budaya kita di Asia.

Tapi mau bagaimana lagi, sekarang aku tidak memiliki siapa-siapa selain Deb. Chaeyoung dan Jisoo Unnie, aku rasa mereka juga ikut menjauhiku setelah aku menolak berbicara dengan Chaeyoung. Aku tidak tahu apakah inisiatif dari dirinya sendiri atau dia disuruh oleh Lisa, saat itu Chaeyoung bersikeras ingin menjelaskan sesuatu padaku tentang Lisa. Namun percuma, semuanya sudah rusak. Tidak perlu ada yang diperbaiki lagi antara aku dan Lisa. Dia juga sudah tidak peduli padaku dan melepaskanku begitu saja, jika kalian masih ingat ucapannya di kantin beberapa hari yang lalu.

Hari ini sangat membosankan seperti hari-hari sebelumnya. Aku ikut berkumpul bersama anggota team Cheerleaders untuk mempelajari beberapa gerakan baru, walau aku hanya menonton, tidak mempraktekan. Ada Luda disini, dan semenjak kejadian itu kami seperti musuh. Padahal jauh sebelum kejadian kemarin, Luda sangat perhatian dan baik padaku. Aku tahu dia sangat menyukai Lisa, tapi bukan begitu caranya.

Latihan selesai dan bertepatan dengan panggilan masuk pada ponselku. Aku melihat pemanggilnya adalah Eomma. Sangat aneh karena biasanya dia tidak pernah menelfonku jika tidak ada hal yang penting.

"Ya, Eomma?" aku memulai berbicara dahulu pada panggilan Eomma.

"Jennie, kau dimana sekarang?" tanya Eomma.

"Em, aku masih di kampus. Tapi latihan sudah selesai, aku akan segera pulang. Eomma membutuhkan sesuatu? Biar aku membelinya sambil menuju perjalanan pulang." ucapku pada Eomma.

"Ck! Kenapa kau masih latihan disaat kakimu seperti itu?!" kesal Eomma sambil sedikit berteriak. Eommaku memang tidak pernah bisa lembut akhir-akhir ini.

"Eomma.. aku hanya menonton." balasku lagi, sebisa mungkin untuk berbicara lembut padanya

"Terserah kau saja. Awas kalau kau mengeluh sakit pada kakimu lagi!" dia memarahiku. Beberapa hari yang lalu memang setiap malam aku selalu mengeluh nyeri dan kram pada kakiku. Namun Eomma tidak bisa berbuat apa-apa karena bagian yang sakit ada di dalam gips. Aku hanya bisa meminum obat pereda nyeri. Cukup menyiksaku karena bagaimanapun aku adalah type orang yang tidur dengan posisi tidak karuan. Sementara aku harus menahan kakiku pada posisi yang sama. Jadi itulah yang mungkin menyebabkan kram dan nyeri.

"Jika Eomma menelfon hanya untuk memarahiku, sebaiknya hentikan sekarang. Eomma bisa memarahiku jika aku sudah sampai di rumah." ucapku sarkas.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang