46 - Moody

4.1K 541 111
                                    

JENNIE POV

Aku membuka pagar rumahku dengan kasar. Seketika moodku berubah menjadi berantakan. Pasalnya, tepat saat Lisa membukakan pintu mobil untukku, dia mendapatkan panggilan dari Mommynya. Dia bilang ada hal penting yang harus dibicarakan. Aku tidak tahu mereka akan membicarakan apa. Tapi meskipun Lisa sudah menolak, dia akhirnya tetap pergi karena apa yang di bilang Mommynya ini sangat penting.

Seharusnya aku tidak perlu merasa kesal karena orangtuanya lebih berhak akan Lisa. Tapi entah mengapa hari ini aku berbeda sekali. Aku juga sedikit ikut kesal pada Lisa karena dia tidak mau mampir dulu ke rumah. Alasannya jika hal yang dibicarakan sudah selesai dia bisa kembali, tapi aku tidak yakin.

Meskipun besok kami akan bertemu lagi, tetap saja aku tidak suka. Hari ini aku akan tidur sendiri tanpa Lisa dan hanya akan memeluk guling. Apa aku tidur saja bersama Eomma? Ahhh! Tidak! Aku tidak mau mendengarnya mendengkur. Aku lebih baik tidur sendiri dan merasa kesepian daripada aku harus tidur bersama Eomma tapi pendengaranku terganggu.

Aku masuk ke dalam rumah. Aku dan Lisa selain berbelanja perlengkapan skincare routineku, kami juga menonton film dahulu dan makan di restoran favorit Lisa. Jadi kemungkinan Eomma sudah sampai di rumah.

Aku sudah makan malam, jadi jika Eomma masih akan mengomeliku malam ini seperti kemarin, aku tidak akan menyesal masuk kamar karena tidak akan merasa kelaparan.

Sungguh kemarin sangat menyiksaku. Aku ingin mengatakan lapar pada Lisa tapi sepertinya dia lelah. Karena dia juga baru tidur sebentar saat camp sebelumnya dan menyetir penuh. Jadi aku tidak tega jika memintanya menemaniku makan. Akhirnya tadi malam aku tidur dengan merasakan lapar di sepanjang malamku.

Di dalam rumah aku mendapati Eomma yang sedang menulis sesuatu di buku catatannya. Buku catatannya itu adalah laporan keuangan kami. Biasanya Eomma mencatat pemasukannya hari ini dan mencatat juga pengeluaran di keluarga kami.

Aku duduk di sampingnya dan memberikan satu kantong plastik berisikan satu porsi mandu kesukaan Eomma.

Dia mengalihkan pandangannya dari buku catatan pada kantong plastik yang kusodorkan di depan wajahnya.

"Apa ini?" dia bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Mandu." jawabku singkat. Aku masih sebal padanya karena kejadian kemarin jadi sebisa mungkin menghindari percakapannya.

"Dari Lisa lagi?" tanyanya kembali.

"Dia menitipkan itu padaku. Jika Eomma tidak mau, tinggal katakan saja tidak mau, biar aku yang sampaikan pada Lisa kalau Eomma menolak pemberiannya." jawabku sambil menarik lagi kantong plastiknya.

Eomma hanya menarik nafas dan menghembuskannya kasar. Aku sudah tahu kami akan memulai kembali perdebatan ini seperti kemarin.

"Lalu, sekarang dimana Lisa?" kenapa Eomma terlalu banyak bertanya.

"Mommynya menelfon ada hal penting yang akan mereka bicarakan. Dia bilang jika sudah selesai dia akan kembali." jawabku tanpa menatap Eomma yang kini menutup buku catatannya.

"Berikan mandunya." ucapnya dengan melirik pada kantong plastik yang ada di sebelahku.

"Jangan menerimanya jika terpaksa." balasku ketus.

Eomma berdiri lalu mengambil bungkusannya yang ada di sebelahku.

"Yhaaa!" teriakku karena Eomma memukul pahaku tanpa sebab.

Dia Eommaku tapi bertingkah seperti kakak yang jahil dan menyebalkan.

"Darimana saja kau dan Lisa?" tanyanya sambil membuka bungkusan mandunya.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang