55 - Changed

4.1K 523 85
                                    

LISA POV

"Eomma.." aku memanggil Eomma Kim ketika sedang melihatnya di meja kecil di dalam cafenya. Eomma menoleh dan sontak saja dia membulatkan matanya melihatku. Tanpa berpikir panjang dia berlari ke arahku dan memelukku begitu erat.

"Lisa.." lirinya dalam pelukanku dan suaranya bergetar. Dia mulai menangis.

"Kenapa Eomma menangis?" aku mencoba melepas pelukannya.

"Maafkan Eomma." hanya itu yang bisa dia katakan.

Aku menggelengkan kepalaku dan menghapus airmatanya. "Eomma.. Jangan menangis. Tidak ada yang harus ditangisi lagi sekarang. Aku senang mengetahui kalian baik-baik saja."

Aku dan Eomma duduk di salah satu meja cafe mereka di paling ujung. Pengunjung belum terlalu ramai jadi mungkin aku tidak terlalu menganggu Eomma. Setelah sarapan bersama semuanya, aku berniat untuk segera datang ke cafe yang Jennie tunjukan tadi untuk mengunjungi Eommaku disini.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Eomma yang tidak pernah melepaskan tanganku dari genggamannya.

Aku tersenyum, "Seperti yang Eomma lihat. Aku baik. Lalu bagaimana kalian?" aku bertanya balik.

Senyum Eomma melemah, "Eomma tidak tahu apakah Eomma harus mengatakan semua baik-baik saja, atau ternyata tidak baik-baik saja."

Aku mengerutkan dahiku, "Apa maksud Eomma? Apa yang terjadi?" aku bertanya dengan khawatir. Aku takut ada sesuatu yang tidak berjalan lancar di kehidupan mereka.

"Jennie. Eomma merasa dia berubah sekarang. Dia tidak seceria dulu. Dia yang meminta untuk pindah kesini, tapi seluruh kehidupannya dia tinggalkan di Seoul. Tidak ada lagi Jennie yang nakal, Jennie yang mengesalkan, Jennie yang ceria. Semuanya benar-benar berubah dari Jennie." aku hanya diam mendengarkan penuturan Eomma.

Eomma melanjutkan, "Dia tadi mengatakan bahwa dia bertemu denganmu. Tapi dia tidak terlihat seperti seseorang yang baru saja bertemu dengan teman lama. Bagaimana pun kisah kalian sebelumnya, kalian sudah berteman baik dari kecil. Tapi itu tidak terlihat dari raut Jennie. Eomma tidak tahu apa yang salah padanya."

Aku membasahi bibirku sebelum berbicara, "Mungkin Jennie takut pacarnya akan marah jika dia bertemu aku disini?"

"Hah! Kau gila! Jangankan pacar baru. Satu teman pun dia tidak punya." sanggahan Eomma membuatku terkejut.

Jadi sampai saat ini Jennie masih sendiri dan tidak memiliki siapa-siapa. Lalu kenapa dia terlihat sangat menjaga jarak denganku tadi. Bahkan satu pelukan pun tidak aku dapatkan darinya.

"Bagaimana denganmu? Kuliahmu lulus, kan? Sekarang kau bekerja dimana? Lalu kau sudah punya pacar lagi?" pertanyaan bertubi-tubi dari Eomma membuatku terkekeh.

"Aku menyelesaikan studiku dan setelah lulus aku langsung bekerja di perusahaan Daddy. Setahun aku bekerja sebagai staff, lalu Daddy mempercayakan aku untuk memegang satu perusahaannya di Seoul. Sebenarnya aku sibuk, tapi Jisoo Unnie dan Chaeyoung memaksaku untuk ikut mereka berlibur kesini." jelasku pada Eomma. Meski Jisoo Unnie dan Chaeyoung dulu tidak pernah ke rumah Jennie, tapi aku dan Jennie sering menceritakan mereka pada Eomma.

"Lalu untuk pasangan, aku—" ucapanku terhenti ketika melihat Jennie berjalan ke arah meja kami.

"Lisa.." Jennie tersenyum setelah berada di dekat mejaku dan Eomma.

"Biar Eomma yang mencuci ikannya. Kau duduk disini, temani Lisa." Eomma berdiri dan mengambil dua kantung plastik yang ada di tangan Jennie.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang