LISA POV
Kami sedang makan siang di kantin bersama dengan Jisoo Unnie dan Chaeyoung. Setelah ini tidak ada mata kuliah lagi. Namun lagi-lagi jadwalku bentrok dengan Jennie. Ah tidak! Team Cheerleaders lah yang gila. Bagaimana bisa mereka berlatih setiap hari. Apa kampus tidak melarangnya? Aku tidak keberatan jika harus mengantar Jennie setiap hari. Tapi aku juga punya jadwal lain, dan Jennie pasti akan merajuk lagi karena jadwal latihan kami sama, jam 2 siang. Dan itu satu jam lagi dari sekarang.
"Hon, lihat siapa yang mengirimku pesan!!" Jennie memberikan ponselnya. Aku membaca kontak dan itu Luda dengan isi pesan yang cukup menggelikan.
Luda 🪱
Jen, apakah kau akan datang bersama Lisa? Jika tidak tolong sampaikan salamku padanya. Terimakasih, Jennie😘"Menjijikan sekali! Dasar penjilat." kesal Jennie kemudian memasukan lagi ponselnya ke dalam tasnya.
Aku tertawa terbahak bahak. Bukan karena isi pesan Luda, tapi karena kontak Luda yang disimpan oleh Jennie.
"Kenapa kau tertawa!" Jennie memukul lenganku pelan.
"Aku menertawakan nama kontaknya. Kenapa ada emoticon cacingnya?" jawabku sambil terus menyantap makan siang kami.
"Dia memang seperti cacing, menggeliat kepanasan saat melihatmu. Aku tidak suka!" racau Jennie. Kini dia sudah melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Jadi aku tidak perlu menemanimu? Ya sudah aku akan latihan dance, kebetulan ada jadwalku hari ini." aku menjawabnya dan meringis ketika dia menarik daun telingaku lagi.
"Kau ingin bersama Nayeon, kan?! Aku membencimu! Kau selalu saja tidak bisa dipercaya!" baiklah aku salah lagi!
"Baby, tidak tidak. Aku tidak akan latihan. Aku akan menemanimu. Awwww sakit, sayang."
Terimakasih kepada Jisoo Unnie yang tiba tiba menggebrak meja makan kami sehingga Jennie terlonjak kaget dan melepaskan telingaku.
Aku harus mempersiapkan telinga cadangan jika suatu saat telingaku lepas.
Jisoo Unnie menatapku bergantian dengan menatap Jennie, "Aku pikir pendengaranku rusak ketika Jennie memanggilmu hon, makanya kuabaikan. Tapi ketika kau memanggilnya baby dan sayang. Lalu apa yang rusak? Pendengaranku atau otak kalian?!?!"
"Apa maksudmu, Unnie!!" Jennie balas membentak Jisoo Unnie.
"Tidak ada sahabat yang memanggil Honey atau Baby, okay!!! Katakan kalian kerasukan apa?!?!" Jisoo Unnie mendelik padaku dan Jennie.
"Sayang pelankan suaramu, semua orang melihatmu sekarang." ujar Chaeyoung memperingati Jisoo Unnie sambil mengusap lengannya.
"Apa salah jika aku dan Jennie mempunya panggilan seperti itu?" aku menggoda Jisoo Unnie.
"Kupikir benar, otak kalian yang sudah rusak." dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan makan siangnya.
Sekarang Chaeyong yang menatapku dan menyipitkan matanya, "Jadi kapan kalian resmi?" dia langsung menembakku dengan pertanyaan itu.
Jisoo Unnie langsung terbatuk mendengar pacarnya itu. Lalu Chaeyoung menepuk nepuk punggung Jisoo Unnie, "Pelan-pelan, sayang."
Aku menatap Jennie yang berada di sampingku, "Kau tidak mau mengusap telingaku yang sakit ini, baby?"
Jennie memutar matanya tapi tetap mengusap telingaku, aku tersenyum dan berbisik, "I love you too, my princess." tapi kurasa masih bisa didengar oleh dua makhluk di depanku ini karena Jisoo Unnie berteriak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Roman d'amour"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022