LISA POV
"Lisa..." suara Mommy menyambutku ketika aku masuk ke dalam rumah.
Seperti biasa senyum lebar aku lemparkan padanya, "Hai, mom." kemudian aku mendekati dan mencium pipinya.
"Malam ini Daddymu mengundang lagi Nayeon dan ayahnya untuk makan malam." ucap Mommy.
Aku reflek medengus kesal. Kenapa harus malam ini? Malam ini aku dan Jennie memiliki kencan.
"Aku tidak bisa, mom." jawabku cuek.
"Kenapa?" tanya Mommy lagi.
"Aku akan pergi dengan Jennie. Lalu kenapa Daddy tidak memberitahuku." jawabku kesal.
Mommy menarikku ke sofa dan membuat kami sama-sama duduk, "Dengarkan aku. Jika kau tidak ingin pertunanganmu dengan Nayeon berlangsung, kau harus ikut makan malam dan katakan semuanya di depan mereka."
"Mom, aku sudah membuat perjanjian dengan Nayeon bahwa dia juga tidak akan menerima pertunangan itu." ucapku lagi.
"Siapa bilang? Justru aku menguping Daddymu saat bertelfon dengan ayahnya Nayeon, Nayeonlah yang ingin agar pertunangan ini dipercepat." tutur Mommy.
Aku terkejut mendengar penuturan Mommy. Pasalnya aku dan Nayeon sudah sama-sama setuju bahwa kami tidak akan menyetujui pertunangan ini. Tapi kenapa sekarang dia malah meminta pertunangan di percepat. Apa rencananya? Kenapa dia membohongiku?
"Baiklah, mom. Aku akan bicara pada Jennie." jawabku. Aku baru akan pergi meninggalkan Mommy tapi dia bertanya lagi, "Bagaimana Jennie?"
Akhir-akhir ini aku sering bercerita tentang Jennie pada Mommy. Sangat menyenangkan ketika orangtuamu setuju dengan apapun keputusan yang kau ambil. Begitu juga denganku. Pikiran Mommy sangat terbuka. Mommy tidak pernah mempermasalahkan dengan siapa pada akhirnya aku akan melabuhkan cintaku. Selama aku bahagia dengan keputusanku, Mommy akan sangat mendukungku.
Ditambah Mommy yang begitu menyukai Jennie, walaupun kekasihku itu sangat pemalu jika sudah bersama Mommy. Tapi itu terlihat bagaimana dia bersikap. Dia bisa sangat sopan pada kedua orangtuaku.
"Dia sudah tidak menggunakan tongkatnya lagi, mom." ujarku. Mommy kuberitahu jika Jennie terjatuh saat latihan dan dia sangat panik. Hari dimana aku memberitahunya Mommy langsung ingin menjenguk Jennie. Aku melakukan panggilan video dengan Jennie bersama Mommy tapi Jennie mengatakan tidak perlu karena lukanya tidak parah. Tidak parah apanya jika harus menggunakan tongkat. Jadi pada akhirnya Mommy tidak jadi menjenguk Jennie. Dan Jennie berjanji yang akan mengunjungi Mommy jika kakinya sudah pulih.
"Lalu kapan kau mengajaknya kemari?!" tanya Mommy. Aku terkekeh karena dia sudah merindukan calon menantunya.
"Hmm, secepatnya. Setelah membereskan urusanku dengan Nayeon aku akan membawa Jennie ke rumah." aku berdiri dari kursi dan berjalan ke kamarku.
Sesampainya di kamar aku berniat menghubungi Jennie. Iya ini sudah hampir dua bulan semenjak dia jatuh. Rencana pembukaan gips yang awalnya dijadwalkan hanya satu bulan malah diperpanjang karena Jennie yang tidak bisa diam. Dia terlalu banyak melakukan aktifitas sehingga kakinya sering kram. Jadi dokter memundurkan jadwalnya yang seharusnya satu bulan menjadi satu setengah bulan.
Dan sekadang bidadari cantikku itu sudah bisa berjalan kembali tanpa bantuanku atau tongkatnya.
Aku menyandarkan punggungku di headboard tempat tidurku dan melakukan panggilan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Romantik"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022