JENNIE POV
"Iya mom, maafkan aku tidak bilang padamu. Semalam aku langsung tidur." suara Lisa samar samar mengusik tidurku.
"Hm.. Nanti aku akan bicara padanya. Dia belum bangun." ini memang berat tapi aku harus membuka mataku sekarang.
"Okay, mom. Sampai bertemu di rumah. Love you." aku berhasil membuka mataku dan melihat Lisa memunggungiku menghadap ke jendela kamarku. Sepertinya dia baru selesai melakukan panggilan bersama Mommynya.
Dia kemudian menghadapku dan melihatku sudah membuka mata, "Hei, sudah bangun." dia tersenyum dan duduk di samping tempat tidurku. Dia mengelus-elus kepalaku. Aku menjawabnya hanya dengan mengangkat alisku.
Aku tidak bangun dalam keadaan mood bagus karena biasanya jika Lisa menginap di rumahku dia akan memelukku sepanjang malam. Tapi tidak dengan semalam, dia bahkan hari ini bangun lebih dulu dan sudah berpakaian rapi.
"Cepat mandi, sebentar lagi kita harus berangkat." ucapnya sambil memainkan rambutku.
"Bisakah hari ini aku bolos saja? Aku tidak dalam kondisi ingin belajar." ujarku yang kemudian membalikan badanku ke arah berlawanan.
"Bukankah kau memang malas belajar setiap hari." dia berkata sambil tertawa sedikit. Kepalaku menoleh sedikit padanya dan aku melayangkan tatapan tajam dan tidak ramah padanya, "Aku bercanda, hei!" lanjutnya.
Aku bangun dari tidurku dan duduk dengan kaki menyilang. Aku menghembuskan nafas kasar, "Kenapa Mommy menelfon?" tanyaku penasaran.
"Dia marah karena aku tidak memberitahunya menginap disini. Aku bilang padanya kalau aku lupa. Dan memang semalam aku langsung tidur karena sangat mengantuk." jawabnya. Dan aku juga pantas marah hari ini karena dia tidak memelukku!
"Ck! Kenapa wajahmu seperti itu. Ini masih pagi dan kau sudah cemberut. Ada apa hm?" dia bertanya. Aku juga tidak tahu kenapa efek dari tidak dipeluknya membuatku sangat tidak mood.
Melihat aku yang tidak menjawab apapun Lisa bertanya lagi, "Hari ini Mommy ulang tahun, dia mengajak kau untuk ikut makan malam di rumah kami. Ada teman lama Daddy juga dan keluarganya. Tapi Mommy memaksaku untuk mengajakmu sekalian. Kau mau, kan?"
Aku mengerutkan alisku, "Tidak. Dengan Daddymu saja aku takut. Apalagi ada temannya."
Lisa tertawa kecil, "Aku tidak mengerti kenapa kau begitu takut dengan Daddy. Tapi apapun alasannya kau tidak bisa menolak. Ini permintaan Mommy, bukan permintaanku!" dengan tegas dia mengatakan.
"Aku akan ikut dengan satu syarat. Ahh tidak, dua." ucapku padanya sambil mengacungkan dua jariku.
"Kenapa harus ada syarat?" jawabnya sambil memasang wajah bingung.
"Ck! Jangan banyak omong! Mau atau tidak?!?!" dia membuatku semakin kesal saja.
"Baiklah apa syaratnya?" tanya Lisa lagi.
"Pertama, peluk aku. Kau tidak memelukku semalam dan membuat moodku buruk, Lisa." jelasku padanya. Dan dia tersenyum. Huh, senyumnya masih saja membuat hatiku bergetar.
"Kemarilah." aku mendekatkan tubuhku padanya, dia menarikku dan aku masuk ke dalam pelukannya. Sangat nyaman.
"Maafkan aku tidak memelukmu." dia mendekapku sangat erat.
Aku menikmati pelukan itu sambil menutup mataku, "Hmm. Jangan lakukan lagi jika kau menginap disini." pintaku.
Dia terkekeh, "Tentu. Aku akan memelukmu sepanjang malam nanti." dia melanjutkan, "Lalu apa yang kedua?"
Aku menjawab dengan masih memeluknya dengan mata terpejam, "Jangan terlalu dekat dengan Nayeon. Aku tidak suka."
Aku terdengar lebih seperti pacar posesif dibandingkan sahabat posesif. Tapi aku tidak peduli! Aku tidak suka Lisa berdekatan dengannya.
Lisa tidak menjawabku, aku kesal dan melepaskan pelukannya, "Kenapa? Kau mau dekat-dekat dengan dia, kan? Kau senang jika bersama dengannya? Haaaah, sudah kuduga." moodku yang tadi membaik seketika jelek lagi.
Lisa tersenyum kecil, "Bagaimana aku tidak dekat dengannya jika dia ada di club dance juga?"
"Terserah kau saja!" aku kesal dan beranjak dari kasurku. Lebih baik aku pergi daripada terus memancing kekesalanku.
Tapi Lisa menahanku dengan menarik lenganku, tatapan kami bertemu sesaat. Dia menghembuskan nafasnya dan mengangguk, "Aku tidak akan dekat-dekat dengannya."
"Wajahmu terlihat terpaksa!" dengan cara dia menghembuskan nafas seperti itu saja sudah terlihat.
Dia menarikku lagi ke dalam pelukannya, "Kapan aku terpaksa melakukan sesuatu untukmu? Tidak pernah, kan?" aku hanya diam saja.
"Tapi aku memang satu club dengannya. Aku tidak bisa menghindarinya terus menerus. Jika kau melihat aku bersama Nayeon dan kau ingin marah, marahlah. Apapun yang akan kau lihat nanti katakan padaku maka aku akan menjelaskannya. Tapi jika diluar latihan aku janji aku akan menghindarinya." mendengar penjelasannya aku merasa bahwa aku cukup egois.
Aku tidak mau menjawab dan hanya memeluknya, "Jangan tinggalkan aku, Lisa." hanya itu yang bisa aku ucapkan.
"Tidak ada alasan aku akan meninggalkanmu." dia menjawab sambil tertawa.
"Bagaimana jika nanti ada alasannya?" aku bertanya karena memang aku takut dia akan meninggalkanku.
Dia melepaskan pelukan kami dan melihat mataku, "Maka aku akan mengabaikan alasan itu dan membiarkan aku tetap bersamamu."
Aku tersenyum dan dia mengacak-ngacak rambutku, "Baiklah sekarang kau harus bersiap karena keong membutuhkan waktu sangat lama untuk mandi." dia beranjak dari kasurku.
Aku melemparkan bantal padanya dan dia tertawa terbahak-bahak, "Monyet sialan!"
Dia akan membalasku kembali dengan melemparkan bantal namun aku lebih dulu masuk ke kamar mandi.
Tapi sesaat kemudian aku baru ingat bahwa aku belum meminta maaf padanya. Aku kesal semalam padanya sehingga aku tidak mau membahas dan lebih memilih untuk mengatakan agar kami melupakan ciuman itu.
Oh Gosh! Yang benar saja. Siapa yang akan bisa melupakan ciuman manis dan bibir lembut Lisa? Hanya makhluk bodoh yang akan melakukan itu.
Aku jadi membayangkan bagaimana Lisa dan Nayeon dulu ketika berpacaran. Seberapa sering mereka berciuman? Atau jangan jangan mereka sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman itu?
Jennie!!! Hentikan!
Moodku jangan dirusak lagi karena membayangkan hal menjijikan itu. Walaupun aku sebenarnya penasaran. Tapi tidak! Aku tidak ingin mencari tahu atau membayangkan apa yang tidak ingin aku ketahui. Sejujurnya aku tidak siap.
Aku berharap bahwa Lisa akan menepati ucapannya. Karena aku tidak tahu bagaimana lagi menjalani hidup ini tanpanya.
Tentang hubungan kami? Sepertinya hanya akan terus berlanjut seperti ini. Lisa tidak berinisiatif untuk membahasnya lagi dan sepertinya dia setuju untuk melupakan ciuman itu. Kupikir hanya aku yang jatuh cinta padanya. Aku tidak ingin merusak persahabatan kami hanya karena perasaanku ini.
Biarkan ini jadi rahasia hatiku saja. Perasaan ini sepertinya salah. Aku sudah lancang mencintai sahabatku seperti ini.
Aku akan membiarkan perasaan ini menghilang. Dan yang sekarang aku rasakan adalah hatiku sudah patah jauh sebelum aku memulai apapun.
•••
to be continued
Gajadi berlayar ternyata, soalnya pada nyerah duluan sebelum perang😭
Yauda kalau kapal nya gajadi berlayar kita naik angkot aja kalau gitu🥲
Waktu dan tempat untuk memaki di persilahkan. Wkwkwkwkwkwkwkwk!
See you next chapter! Enjoy🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Romance"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022