59 - Fitting Room (M)

6.2K 528 98
                                    

JENNIE POV

"Hon, tolong lepaskan dulu sebentar." aku mendengus ketika Lisa berpura-pura tidak mendengarkanku. Sejak tadi dia terus berada di belakangku dan memelukku dengan erat. Itu tidak masalah jika kita berada di rumah. Hanya saja ini di butik tempat kita akan memesan baju pernikahan. Ada satu orang pelayannya yang sedaritadi canggung ketika mengikuti kami.

Pagi ini kami sedang melihat-lihat gaunku setelah hampir setengah jam kami melihat tuxedo yang akan dipakai oleh Lisa. Pilihannya jatuh pada tuxedo berwarna putih dengan kerah hitam. Mengenakan kemeja putih juga untuk bagian dalamnya. Saat dia mencobanya tadi aku sangat terkesima karena dia begitu mempesona bagiku.

"Bisakah aku melihat yang ini? Sepertinya calon istriku sangat cantik jika mengenakannya." dia menunjuk satu gaun sederhana berwarna putih namun terlihat menarik perhatianku juga.

"Tentu saja." pelayan tersebut dengan gerakan cepat segera melepas gaun itu dari manekinnya.

Lisa menatapku dari samping dengan senyumnya. Aku hanya bisa mutar bola mataku. Dia tidak memiliki rasa malu ketika memelukku di depan umum seperti ini.

"Hon, bagaimana aku akan mencobanya jika kau terus memelukku?" aku berusaha mengatakannya dengan nada sangat lembut meski kesabaranku sudah mulai habis.

Dia tidak menjawab namun mengecup pipiku lalu melepaskan pelukannya. Aku melihat pelayan butik yang bersama dengan kami memalingkan wajahnya. Haish! Lisa membuatku malu.

"Anda bisa mencobanya di fitting room sebelah kanan. Mari." pelayan dengan ramahnya menunjukan jalan padaku. Kami bertiga menuju fitting room yang dia tunjukan.

Saat aku dan pelayan tersebut akan masuk aku kemudian menahan dada Lisa agar dia tidak berjalan mengikuti kami. Aku menggeleng, "Jangan ikut masuk."

Dia mengerutkan alisnya, "Huh? Kenapa aku tidak boleh masuk?"

Kenapa dia bodoh sekali! Aku akan berganti baju dan aku tidak mau dia menggodaku lebih jauh lagi di depan pelayan butiknya. Ini akan semakin memalukan, bahkan wajahku sekarang mungkin memerah hanya dengan membayangkannya saja.

"Tidak apa-apa jika miss Lisa akan masuk, miss Jennie." sahut pelayan tersebut. Namun aku masih menggeleng.

"Kau tunggu disini. Aku akan keluar jika bajunya sudah selesai kupakai." tegasku pada Lisa. Wajahnya kini berubah menjadi kesal.

Dia tidak menjawabku dan pergi ke tempat duduk yang telah disediakan. Aku menghela nafasku karena melihat kelakuan Lisa. Dia seperti anak-anak yang sekarang merajuk padaku. Tapi mau bagaimana lagi, rasa maluku akan bertambah jika dia tiba-tiba mengodaku lagi di dalam.

Aku masuk bersama pelayan butiknya. Dia hanya membantuku untuk memasangkan beberapa kaitan gaunnya di belakang. Cukup sulit memakai gaun yang lumayan panjang ini. Aku tidak terbiasa mengenakan gaun seperti princess ini. Ini hanya akan terjadi sekali seumur hidupku. Di pernikahanku nanti.

Huft~ Siapa yang menyangka pada akhirnya aku dan Lisa akan sampai di titik ini. Titik dimana kita akan memulai kehidupan baru yang sesungguhnya.

Sekali lagi aku katakan, pikiranku tidak pernah sama sekali terbersit untuk menikah dengan Lisa, sahabatku sendiri. Yang selalu ada disetiap aku membutuhkannya. Yang selalu menghapus airmataku ketika hidupku bersedih. Yang tidak pernah meninggalkanku walau dia tahu semua kelemahanku.

Kami sempat terpisah karena satu-satunya kebodohan dalam hidupku. Aku yang bukan siapa-siapa ini dengan beraninya meninggalkan Lisa begitu saja yang jelas-jelas sangat mencintaiku. Karena keegoisanku semua kisah bahagia ini hampir tidak akan pernah terjadi. Tapi ternyata Lisa tidak mudah dan tidak pernah menyerah. Dia selalu mencariku dan tidak pernah menghapuskan namaku di dalam hatinya, bahkan ketika ada orang yang mencintainya pun, di hidupnya hanya ada aku.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang