22 - Caught In The Act

5.6K 602 48
                                    

JENNIE POV

"Eoh, Jen? Kenapa rambutmu berantakan?" aku membukakan pintu untuk Eomma dan langsung disambut pertanyaan yang sesungguhnya tidak bisa kujawab.

"Em... Aku.. aku tadi berkelahi dengan Lisa. Yaaa, aku berkelahi dengan Lisa, Eomma." sahutku. Aku tidak biasa berbohong pada Eommaku dan kali ini aku menyebutkannya dengan sangat gugup.

Eomma menaikan alisnya, "Ada Lisa di dalam?"

Aku hanya mengangguk.

Dia langsung buru-buru masuk. Pasti dia mencari Lisa. Aku tahu Lisa adalah anak kesayangan Eomma. Jadi Eomma akan lebih memilih memeluk Lisa daripada aku.

Aku mengikuti Eomma dari belakang. Dan benar saja, begitu melihat Lisa dia langsung kegirangan dan Lisa langsung menghamburkan pelukan kepada Eomma dan mencium pipinya.

Tunggu. Tapi dia tidak pernah memelukku dan menciumku ketika bertemu di pagi hari sebelum pergi ke kampus!

Ah tidak. Bukannya aku cemburu pada Eommaku sendiri. Hanya saja Lisa pilih kasih.

"Kalian sudah makan?" Eomma bertanya seraya melepaskan pelukan Lisa.

"Belum Eomma, Jennie bilang Eomma sangat lama, dia sudah sangat lapar katanya." ucap Lisa sambil melirikku dan tersenyum sebelah. Apa arti senyum sialannya itu. Dan tentu saja dia berbohong. Aku tidak lapar dan tidak mengatakan apa-apa sejak tadi.

"Yhaa! Jennie, kau bisa memasak tapi malah menunggu Eomma." kesal Eomma padaku.

"Eomma, jangan dengarkan Lisa. Dia memang pembohong ulung sejak lahir." aku mendengus kesal.

Lisa hanya terkekeh dan mengambil kantong besar di kedua tangan Eommaku. Dia memang selalu pandai mengambil hati orang. Termasuk hatiku.

"Aku bercanda, Eomma. Ayo bersihkan dirimu, dan aku akan membuatkan teh hangat untukmu." ucapnya.

Eomma tersenyum dan menganggukan kepala. Lalu dia masuk ke kamar mandi.

Lisa membawa kantung besar tadi ke dapur. Aku mengikutinya dari belakang. Aku melihat dia sudah menyiapkan satu cangkir lagi untuk membuat teh hangat.

"Teh ku sudah dingin." keluhku sambil menyandarkan kepalaku di lengan sampingnya.

"Kau yang panas." balasnya dengan suara sensual.

Aku memukul lengan sampingnya, "Mesum!!!"

Dia terkekeh dan mencium pelipisku, "Tapi kau suka, bukan?"

Jika aku menjawab tidak, sudah pasti aku berbohong. Karena aku memang menyukai apa yang sebelumnya kami lakukan di sofa itu. Hal gila yang pertama kali aku lakukan dengan Lisa.

Jika aku menjawab ya, mau ditaruh dimana harga diriku ini.

Aku hanya mendelik, dia melanjutkan, "Jika kau diam berarti jawabannya iya."

"Lisa, aku bilang teh ku dingin dan kau harus memanaskannya lagi, bukan membahas yang lain lain!" kesalku.

Dia malah tertawa, "Iya iya, sayang. Ambil
gelasnya. Aku akan menggantinya dengan yang baru."

Aku kembali lagi ke meja dan mengambil cangkir berisi teh yang kini sudah dingin. Aku menyerahkannya pada Lisa di dapur agar dia membuatkanku lagi. Akulah yang mengajarkannya membuat teh dulu. Dia benar-benar di manja oleh kedua orangtuanya seperti seorang puteri raja.

"Done. Untuk pacarku tersayang dan ibu mertuaku." ucap Lisa sambil mengangkat teh itu untuk di taruh di meja. Aku hanya mengekorinya saja.

Aku dan Lisa duduk di sofa dan ini agak sedikit canggung. Tidak setelah Eomma duduk bergabung dengan kami. Dia langsung menyambar tehnya dan meminumnya dengan hati-hati, "Terimakasih, Lisa" ujar Eomma.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang