LISA POV
"Kau yakin baju ini cocok untukku?"
Aku mendengus kesal. Jika aku hitung, mungkin Jennie sudah bertanya sepuluh kali mengenai baju yang dia kenakan sekarang. Aku tidak buta. Aku masih bisa membedakan mana yang bagus dan yang tidak. Lagipula dengan apapun Jennie berpakaian, dia selalu terlihat cantik.
Bahkan dengan dress sederhananya sekarang.
"Lisa!!!" dia berteriak karena aku tidak menjawabnya.
"Sebenarnya kau ingin jawabannya yang seperti apa?" tukasku. Dia masih menghadap ke lemari pakaiannya yang memiliki cermin besar.
"Aku sudah menjawabmu berkali-kali bahwa dress itu sangat cantik. Tapi kau tidak percaya. Please, Jennie, ini hanya acara makan malam bukan pesta dansa." aku memutar bola mataku.
"Tapi tetap saja jangan sampai aku terlihat tidak sopan." dia terus menatap dirinya sendiri di depan cermin.
Aku yang sedang duduk di kursi meja belajarnya kemudian menghampirinya. Aku berdiri di belakangnya, menatap matanya melalui cermin, "Kau percaya padaku, kan? Jika aku bilang kau cantik, maka kau memang cantik. Tidak ada yang bisa merubah kenyataan itu."
Dia tidak menghiraukanku dan malah terus melihat semua sisi di pakaiannya.
"Apa yang sebenarnya kau permasalahkan, Jen?" aku bertanya kesal.
"Kan sudah kubilang aku tidak ingin terlihat tidak sopan, Lisa!"
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Dia selalu seperti ini. Selalu merasa tidak percaya diri jika akan bertemu dengan kedua orangtuaku. Padahal Mommy sangat menyukai Jennie. Mommy bilang Jennie sangat sopan dan baik. Ya walau Daddy sedikit cuek tapi dia tidak mempermasalahkan bagaimana dengan Jennie. Bahkan dia membantu Jennie saat masuk ke kampus kami sekarang.
"Lihat aku." aku memutarkan badannya sehingga kali ini menghadapku, tidak menghadap cermin lagi.
"Ini sudah sangat sopan. Paket lengkap. Kau cantik, pakaian yang sopan, sifatmu baik. Tidak ada yang kurang. Jadi berhenti untuk tidak percaya diri, okay? Dan kau tidak sendiri disana. Ada aku yang selalu disampingmu, hmm?" aku berusaha untuk meyakinkannya.
Dia menatapku dan senyumnya kini terlihat. Dia hanya menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang?" dia mengangguk lagi.
Aku keluar dari kamar Jennie dan menghampiri Eommanya, Eommanya shock karena melihat Jennie begitu berbeda dengan pakaiannya.
"Omo!! Jennie mengapa kau sangat rapi sekali? Kau akan pergi kemana? Biasanya tidak pernah serapi ini pakaianmu?" ucap Eomma. Aku memang belum meminta izin padanya.
"Eomma, bolehkah aku membawa Jennie ke rumah malam ini? Mommy mengundang Jennie untuk makan malam di rumah." aku menghampiri Eomma dan duduk di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Romance"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022