JENNIE POV
"Jennie, tolong berikan buku menu ini pada pelanggan di meja 2." suara Eomma membangunkan lamunanku.
Aku meraih buku menunya kemudian menghampiri meja nomor dua yang Eomma tunjukan tadi. Aku tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa padahal hatiku sedang meringis karena mendapati pemandangan di meja nomor tiga.
Selagi aku menunggu pesanan meja nomor dua ini, aku masih mencuri curi pandanganku pada meja nomor tiga.
Aku melihat mereka duduk dengan keadaan menautkan jari jemari mereka dan tubuh mereka yang sangat menempel sambil menunggu pesanan mereka yang sedang disiapkan oleh Eomma.
Sebenarnya banyak pasangan yang selalu datang kesini. Namun kali ini berbeda. Aku seperti mengingat masa remajaku dulu.
Mereka sepasang kekasih yang tidak biasa. Yaa, karena aku melihat dengan jelas bahwa mereka dua-duanya adalah wanita. Sudah sangat murni mengingatkanku pada kekasihku dulu. Lisa. Lisaku.
Apa pantas aku masih memanggilnya Lisaku diatas semua yang sudah terjadi?
Huft. Bagaimana menjelaskannya pada kalian semua.
Hari dimana aku melepas cincinku dan menutup pintu rapat-rapat untuk Lisa adalah hari dimana ternyata aku hancur sehancur-hancurnya. Namun kala itu aku terlalu egois. Aku terlalu memikirkan perasaanku, kebencianku, dan semuanya malah aku luapkan pada Lisa dan berujung pada mengorbankan hubungan kami.
Aku meminta Eomma untuk menjual rumah kami dan entah mengapa jalannya begitu dimudahkan. Tentangga kami membeli rumah kami karena dia ingin memperluas rumahnya dan menyatukan rumahku dan rumahnya. Aku meminta pada tetangga kami tersebut untuk tidak mengatakan apa-apa pada siapapun yang bertanya kemana kami pergi.
Aku dan Eomma pindah ke Jeju. Aku hanya ingin pergi jauh dari Seoul, dari semua kenanganku dan Lisa. Kami berhasil pindah dan membangun dimulai dari kedai kecil sampai cafe kami cukup besar seperti sekarang. Hanya cafe seadanya di pinggir pantai dengan nuansa outdoor.
Eomma kala itu hanya diam saja, menuruti semua permintaanku. Dia mengatakan tidak akan pernah memaksakan apapun untukku. Termasuk untuk meninggalkan Seoul dan segala isinya. Meninggalkan kuliahku, meninggalkan kenanganku bersama Lisa.
Dan disinilah aku dan Eomma sekarang. Di Jeju, bersama kehidupan baru kami. Tercukupi semua kebutuhanku dengan hasil kerja keras di cafe ini. Namun tidak dengan kebutuhan hatiku. Aku selalu merasa hampa dan kosong. Setelah meninggalkan Seoul aku pikir aku akan hidup baru. Namun kenangan akan Lisa tidak pernah hilang dari pikiranku. Bahkan sampai dengan saat ini.
Mungkin saat remaja dulu aku benar-benar bodoh. Meninggalkan Lisa yang begitu mencintaiku, tapi aku malah menyalahkannya atas semua yang terjadi. Tapi itu sudah terlanjur. Untuk kembali pun rasanya aku sangat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIEND - JENLISA
Roman d'amour"cinta butuh waktu untuk bisa kita rasakan" Jenlisa Story GXG ID 🏆🥇 #jenlisa rank #1 on May 26, 2022 until May 30, 2022 | June 5, 2022 until June 6, 2022 🏆🥉#gxg rank #3 on Sept 13, 2022