24 - Liar

5.5K 547 43
                                    

JENNIE POV

Siapa yang sependapat denganku bahwa menunggu itu menyebalkan? Kurasa hampir dari kalian semua akan sehati denganku. Setelah selesai kelas terakhir kami, aku disini, di perpustakaan dengan si tupai ini. Tentu saja tupai tidak sendiri, akan selalu ada ekor di belakangnya. Siapalagi kalau bukan Jisoo Unnie kami.

Hari ini aku tidak latihan Cheerleaders karena Joy memberikan waktu untuk istirahat dari latihan. Ayolah, dia sudah membantai kami setiap hari, ini hal yang wajar jika satu hari tanpa latihan.

Mengapa aku bisa terjebak di perpustakaan dengan pasangan bucin ini disini? Karena aku sedang menunggu Lisa latihan dance. Sebelumnya Lisa menyuruhku untuk pulang lebih dulu karena dia berkata bahwa latihannya akan sedikit agak lama dari biasanya, dan aku menolak. Bagaimana bisa dia yang hampir setiap hari menungguku latihan, sementara hanya hari ini saja aku harus pulang duluan. Betapa egoisnya aku. Jadi aku memutuskan untuk bersama dengan Chaeyoung si kutu buku ini serta dayangnya yang absurd.

"Chagiya, apa kau tahu perbedaan buku ini dan hatiku?" di keheningan kami bertiga Jisoo Unnie tiba-tiba bertanya sambil menunjuk satu buku diantara tumpukan yang ada di depan Chaeyoung.

Chaeyoung yang berada di samping Jisoo Unnie menoleh sedikit dan menaikan bahunya.

"Buku ini penuh berisi ilmu, sementara hatiku penuh berisi dirimu." ucapnya dengan nada manja. Chaeyoung memutar matanya dan melanjutkan membaca tanpa ekspresi. Dan aku rasanya ingin muntah sekarang juga.

"Unnie, kau tahu persamaan kotoran ayam dan kau?" tanyaku yang duduk di hadapannya.

"Yhaa! Jelas berbeda! Aku bukan kotoran ayam!!!" dia membentakku dan tangannya mengepal di samping kepalanya seperti akan menonjokku.

"Ck! Dengar dulu!" aku berdecak dan melanjutkannya, "Persamaannya adalah kau dan kotoran ayam sama-sama menjijikan!" aku berbicara sambil mengerutkan seluruh wajahku memasang wajah jijik.

"Jennie-ya! Sialan kau!" dia akan melayangkan satu buku padaku namun Chaeyoung menahannya, "Jika kalian akan melanjutkan keributan tidak berguna ini, lebih baik angkat pantat dan kaki kalian dari sini. Keluar sekarang!" ucapnya dengan mengatupkan rahangnya untuk menahan suaranya. Tapi itu sangat terdengar menyeramkan bagiku. Apalagi matanya yang menatap kami tajam.

"Mianhae, Chagiya." Jisoo Unnie menaruh kembali buku yang akan dia lemparkan padaku dan menundukan kepalanya. Hahahaha! Benar-benar penurut! Dia akan sangat patuh apapun yang diucapkan oleh Chaeyoung. Wibawa Jisoo Unnie jatuh dihadapan kami semua jika Chaeyoung sudah mulai dalam mode mengeluarkan taringnya.

Saat tatapan aku dan Jisoo Unnie bertemu, aku menjulurkan lidah tanda kemenanganku. Dia hanya bisa pasrah hanya dengan memelototiku tanpa melakukan perlawanan. Seandainya ada Lisa disini, dia akan kalah telak oleh kami berdua.

"Guys, apa aku boleh bercerita?" aku bicara dengan ragu. Entah apa yang harus kulakukan untuk memecahkan kebosananku. Mungkin dengan membuka obrolan?

Chaeyoung menutup bukunya yang sedang dia baca, dan mendekatkan tubuhnya agar mengurangi jarak diantara dia dan aku.

"Tentu. Kami selalu siap mendengarkanmu." ucapnya sambil tersenyum. Senyumnya kadang membuatku lupa bahwa dia adalah manusia. Chaeyoung benar-benar berwajah seperti malaikat. Aahh tidak, aku memang belum pernah melihat malaikat seperti apa, namun kupastikan Tuhan menciptakan wajahnya sama persis dengan malaikat-malaikat yang ada disana.

"Kau bertengkar dengan Lisa?" Jisoo Unnie langsung menembak dengan pertanyaan acak dan tidak masuk akal.

"Bukan, Unnie!" ucapku kesal.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang