23 - Approval

5K 573 21
                                    

JENNIE POV

"Selamat pagi, cantikku." begitu aku masuk ke dalam mobil Lisa, dia langsung menyambutku dengan kata-kata manisnya.

"Pagi, hon." balasku sambil mendekatkan tubuhku untuk mencuri satu ciuman di pipinya. Rasanya hatiku pagi ini sangat berseri-seri.

Harus kukatakan berapa kali lagi pada kalian bahwa sampai dengan detik ini aku tidak menyangka jika aku pada akhirnya berpacaran dengan Lisa. Sahabatku yang super protektif ini kini malah menjadi kekasihku. Sungguh diluar nalar. Aku selalu mengumpat padanya dulu karena keusilannya, tapi kini orang itu yang menjadi sumber senyumku setiap pagi.

Lisa menarik persnelingnya untuk melajukan mobilnya, dia menyalakan musik di mobilnya dan tentunya dia sangat hafal dengan lagu kesukaanku.

Aku mengangguk-anggukan kepalaku mengikuti irama dan tempo lagu. Aku tidak berpikir bahwa Lisa memperhatikanku sampai dia bertanya, "Kenapa kau terlihat bahagia pagi ini?"

Aku menoleh padanya dan senyumannya akan membuat jantungku lepas.

Jennie berhenti menjadi bucin!

"Apakah terlihat?" aku menaikan alisku dan bertanya balik padanya.

Dia hanya berdehem dan menganggukan kepala.

"Sebenarnya aku punya dua kabar. Kabar buruk dan kabar baik." aku melirik sedikit Lisa, dan dia agak terkejut.

"Kabar apa? Ada apa memangnya?" dia buru-buru mencecarku dengan pertanyaan.

"Kau ingin kabar buruknya dulu atau kabar baiknya?" tanyaku.

"Yang mana saja, terserah kau." dia membebaskanku untuk menceritakan yang mana dulu.



flashback on

"Kau bisa menjelaskannya di dalam." suara dinginnya menggelegar dan rasanya duniaku berhenti sampai disini.

Aku mengikuti Eommaku dari belakang yang berjalan masuk.

Dia duduk di sofa dan aku duduk di hadapannya juga.

"Hm? Apa yang akan kau jelaskan?"

Aku tidak bisa mengelak lagi pada Eomma. Jika aku berbohong pun tidak akan bisa karena kami sudah tertangkap basah.

Kali ini aku tidak berani menatap mata Eomma karena dengan tatapannya saja aku merasa bisa terbunuh.

"Katakan Jennie apa yang kau lakukan dengan Lisa?!?" dia membentakku.

"Eomma... maaf..." mulutku terkunci. Aku tidak bisa mengatakan apapun selain itu.

"Maaf untuk apa? Kau ingin mempermalukan Eomma begitu?!?!" Eomma bertanya masih dengan tatapan tajamnya.

"Aniya, Eomma.." bantahku sambil reflek menggeleng. Aku tidak memiliki niat untuk mempermalukan orangtuaku.

"Lalu, apa maksudnya? Kau sudah gila berciuman dengan temanmu sendiri di depan rumah?" Eomma terus saja mencecarku

Huft. Kurasa aku harus memberanikan diri. Inikah saatnya aku mengatakan semuanya?

"Aku... aku dan... aku dan Lisa... kita..." argghhhh kenapa Lidahku kaku! rasanya seperti terikat.

"Apa?!?!" bentakan Eomma membuatku semakin takut dan ragu mengatakannya.

"Aku dan Lisa.. kami sudah berpacaran, Eomma." ucapku dalan satu tarikan nafas dan dalam keadaan memejamkan mata, meringis mengatakannya.

BEST FRIEND - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang