Bab 1 : Jarak 12T

7.7K 279 31
                                    

Tora dihukum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tora dihukum!. Ini semua karena mulut ember sepupu laki-laki tertuanya-Tirta Nanggala-yang entah sengaja atau tidak menceritakan pada kakak-kakaknya bahwa Thora pergi ke club!. Padahal kejadian itu terjadi lima tahun yang lalu!.

Mami menyita kunci apartementnya dan memerintahkan dengan tegas agar Thora kembali tinggal di rumah kedua orang tuanya sampai dengan batas waktu yang entah sampai kapan. Artinya, Thora harus kembali hidup dalam ruang bising ketiga kakak perempuannya, Mami dan juga Oma.

Hidupnya selama beberapa tahun ini sudah sangat menyenangkan. Damai dan tentram setelah dengan susah payah berhasil membujuk Mami untuk mengizinkannya tinggal sendiri dengan alasan jam kerjanya yang tak tentu. Ia diizinkan untuk membeli sebuah apartement yang berada persis di sebelah gedung perusahaannya-yang memiliki fasilitas keamanan sesuai dengan standard Mami.

Usianya sebentar lagi tiga puluh tiga tahun, namun di dalam keluarganya ia sama sekali tak memiliki hak untuk berpendapat. Semua keputusan utama berada di tangan Mami atau Oma. Selain karena dirinya adalah anak terakhir, Mami, Oma dan ketiga kakak-kakaknya itu tipikal perempuan-perempuan dominan yang galak, usil dan juga cerewet setengah mati!.

Hal tersebut juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sampai dengan usianya yang sudah sangat matang ini Thora tak tertarik untuk menjalin sebuah hubungan. Hidupnya sudah terlalu memusingkan dengan kelima perempuan itu dan Thora tak butuh perempuan lain untuk menambah beban hidupnya.

Terlalu malas berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan, Thora hanya memperkerjakan karyawan laki-laki di perusahaan konsultan IT yang ia rintis sejak duduk di bangku kuliah.

Sabtu pagi di minggu kedua ia menjalani hukumannya, Thora ingin sekali beristirahat dengan tenang setelah bekerja sepanjang malam. Namun, semua kenikmatan itu hanyalah angan-angan jika tinggal di rumah orang tuanya.

"Oyaaa.. bangun!." Itu suara Aurora, Kakak keduanya yang berprofesi sebagai model internasional.

Thora tak merespon, ia memilih pura-pura tak mendengar dan kembali tidur.

"Oya iih!. Kok ngga bangun-bangun sih!." Ujarnya sambil mencubiti pipi Thora lalu mencium pipinya bertubi-tubi.

"Kak!. Oya ngantuk!." Gumamnya kesal.

"Yaudah bobo lagi aja ya, bayinya Kak Ora.." balasnya sambil mengusap-usap puncak kepala Thora, membuatnya kembali mengantuk.

Thora pun sempat tertidur kembali sampai, "Oya!!. Ya ampun udah jam berapa ini!. Anak bujang jam segini belum bangun!. Digondol buaya itu nanti jodoh kamu Oyaaa!!." Mami melangkah masuk, kemudian membuka gordyn lebar-lebar hingga kamar bernuansa hitam putih itu bermandikan cahaya matahari.

Thora menarik bantal untuk menutup wajahnya dari cahaya yang menyilaukan.

"Oya!. Kok tidur lagi sih!. Ayo dong bangun!." Sahut Mami sambil menepuk-nepuk kaki Thora yang berada di bawah selimut.

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang