Hai!! Maaf lama menunggu! Terima kasih untuk para readers yang sudah setia menunggu part ini.
Kangen banget nulis Oya-Rili.. Pemanasan dulu ya, 2000 kata di Extra Part 1 ini.
Jangan lupa Voment yang ramai~
Biar semangat nulis part-2nya.⚡️⚡️⚡️
"Kalau tahu semudah itu ajak kamu nikah, harusnya dari kemarin aja, ya? aku jedutin kepalaku ke tembok sampai luka?" Cicit Thora sambil memeluk pinggang Rili mesra. Lelaki itu ikut berbaring di atas ranjang pasien, mengeluh pusing sejak keluar dari ruang IGD. Setelah melalui perdebatan panjang, Thora berhasil memaksa Rili agar di rawat inap! Perempuan itu benar-benar tidak bisa kabur kemana-mana—Ke rumah Myra sekalipun.
Rili cubit pipi Thora pelan, "Nggak, gitu!"
Terkekeh, Thora benamkan wajahnya di dada Rili sambil mencari posisi memeluk yang nyaman, "Pusing, Bun.. cenut-cenut kepalaku."
"Hasil rontgen nggak ada masalah, kan? Mungkin karena benjolnya, ya?"
Lelaki itu mengangguk, bagai kucing kecil yang lemah.
"Makanya, hati-hati! Kenapa lari-lari tadi?" Usap Rili dengan ujung jari telunjuknya pada sekeliling plester yang menempel di satu sudut kening Thora yang terluka.
"Mau cepet-cepet lihat kamu, lah! Kamu pasti tadi bangun-bangun cariin aku, kan? Ya, kan? 'Mas Oyaku mana?!' gitu, kan?"
Rili mendengus, percaya diri sekali memang lelaki satu ini—walau benar apa yang dia katakan. "Tapi bukan berarti kamu perlu lari-lari!" Omelnya sebal. "Bikin khawatir aja!"
Thora mendongak, "Aku yang harusnya bilang gitu! Kamu bisa sampai sakit kayak gini, bikin aku merasa nggak becus urus kamu!"
"Kamu udah maksimal banget ngurusin aku, akunya aja yang bandel." Akunya sambil mengangguk-angguk.
Thora tatap Rili dengan ekspresi datar, "Sadar?"
"Sadar. Tapi gimana, kerjaanku memang menuntut begitu."
"Ganti kerjaan! Ubah gaya hidup kamu dengan gaya hidup yang lebih sehat!" Perintah Thora galak.
"Iya... Tapi nggak sekarang. Aku mau diskusiin hal ini sama kamu tanpa debat dan marah-marah, mungkin enggak?"
"Tergantung... Kalau kamu keras kepala dan ngeyelan, ya harus aku debatin!"
Rili hembuskan nafasnya panjang, dia sisir rambut Thora dengan jari jemarinya, "Aku mau kita menikah, tapi nggak minggu depan juga.. Tiga bulan lagi, gimana?"
Bibir Thora maju mengerecut, "Kenapa nawar terus, sih? Tadi kamu sendiri yang bilang 'aku nggak mau nyuruh kamu nunggu lebih lama lagi. Aku takut kehilangan kamu.'" Cibirnya menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained by Ferris Wheel (END)
ChickLitThora sangat berusaha menghindari segala urusan dengan mahluk bernama perempuan. Oma, Mami dan ketiga kakak perempuannya sudah cukup membuat hidupnya hiruk pikuk dan penuh drama. Agar bisa lepas dari hukuman yang Mami berikan, Thora diwajibkan ikut...