Bab 4 : Dia?

2.1K 190 47
                                    

Ketemu lagi sama adik Oya dan Rili ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketemu lagi sama adik Oya dan Rili ❤️.

Voment yang ramai kalau mau sering-sering ketemu mereka ya 😁.

⚡️⚡️⚡️

Pintu lift terbuka, Thora mengayunkan langkah kakinya terlebih dahulu untuk keluar dari ruang besi itu. Suara roda koper yang bergulir terdengar mengikuti dari arah belakang.

Thora berdiri di depan pintu apartementnya, membiarkan pasangan itu melewatinya terlebih dahulu. Ia lalu memasukkan passcode access pada gagang pintu, kemudian masuk ke dalam apartementnya dengan gerak kasar.

Diraihnya ponsel yang baru beberapa detik lalu ia masukkan ke dalam saku celana setelah Mami menelpon. Sembari menunggu seseorang di seberang sana mengangkat sambungan telponnya, Thora membuka tali sepatu boots hitam yang seharian ini ia gunakan. Lalu, ia masukkan sepasang sepatu itu ke dalam lemari sepatu.

"Ya?" Jawab lelaki di seberang sana.

"Mas Tirta. Udah jadi bilang Mba Kirsi? Tentang sepupunya?." Tanyanya penasaran. Beberapa waktu lalu sepupunya itu sempat meminta tolong Thora untuk mencari seseorang, atau lebih tepatnya sepupu dari sepupu iparnya yang telah lama hilang. Yang tak lain dan tak bukan adalah perempuan yang berada di lift tadi, Riliana Alora Wiyata. Perempuan yang beberapa kali sering berpapasan dengannya di lift atau koridor apartement karena unit tempat tinggal Thora dan kekasih perempuan itu bersebelahan.

Tak sulit bagi Thora untuk mencari informasi mengenai seseorang. Ia hanya membutuhkan nama serta foto, dan dalam hitungan jam, segala bentuk informasi yang ia butuhkan dapat ia kumpulkan. Mulai dari data pribadi terkini hingga kumpulan cctv yang berhubungan dengan orang tersebut.

"Belum. Kirsi semakin sensitif  akhir-akhir ini karena kehamilannya. Mas Tirta tidak ingin menambah masalah." Adunya.

Thora bergerak ke arah dapur, dijepitnya ponsel tersebut di bahu kanan, selagi kedua tangannya membuka kabinet, meraih gelas kosong yang kemudian ia isi di water dispenser, "Jangan lama-lama Mas. Perempuan itu ada di dalam situasi yang rumit, entah dia sadar atau tidak." Ucapnya sebelum menegak habis air di dalam gelas.

"Serumit apa?"

Thora mengedikkan bahunya, "Yang jelas, tidak ada perempuan yang ingin menghadapi masalah serumit itu. Lelakinya yang terlalu pintar menyembunyikan statusnya atau perempuannya yang terlalu bodoh?"

Hela nafas pendek terdengar, "Ada yang bisa kamu lakukan?. Untuk memisahkan mereka?. Mas coba bicara pelan-pelan dengan Kirsi terlebih dahulu."

"Thora bisa push media untuk mengeluarkan berita tentang Abiyasa Pramana. Mas Tirta punya waktu satu minggu untuk bicara ke Mba Kirsi. Akan lebih baik jika perempuan itu punya seseorang untuk menghadapi masalahnya nanti."

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang