Bab 9 : Undangan Makan Malam

1.6K 195 72
                                    

Hai hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai.. Oya Rili kembali hadir!. 

Makasi yang selalu vote dan komen, bikin author semangat terus nulis cerita ini 😁. 

Semoga bisa konsisten update minimal seminggu sekali ya, biar kalian ngga nunggu lama. 

⚡⚡⚡

Sepuluh pasang peserta dengan poin tertinggi berkumpul dalam satu ruang hall besar yang di sulap menjadi ruang megah dengan tema dekorasi Romantic old-world charm. Bunga-bunga peony, mawar dan lili mendominasi sudut-sudut ruang. Sentuhan warna-warna classic white, cream, champagne dan gold serta aksesoris vintage dengan pita-pita berwarna senada yang terbuat dari sutra memberi kesan klasik nan elegan.

Di sayap kanan, terdapat meja-meja bar yang menyediakan aneka snacks dan juga minuman mulai dari soda, juice hingga cocktails. Table setting di rancang dengan sangat menarik, di tengah hall terdapat sepuluh ruang bersekat kaca dengan tralis berwarna emas. Di dalamnya, meja berbentuk bulat dan sepasang kursi  memberi kesan privasi sehingga setiap pasangan dapat beristirahat sejenak sebelum masuk ke pos final.

Thora mengandeng Rili menuju ruang sekat mereka, melewati ruang sekat lainnnya yang mulai ramai terisi.

Rili menarik tangannya dalam genggaman Thora, "Pitanya sudah di lepas." ucapnya dari balik punggung Thora.

Selama waktu istirahat itu, pita yang menyatukan tangan mereka dilepaskan. Entah dengan tujuan apa. Menurut Thora, peraturannya kurang konsisten. Kalau di ikat di awal, seharusnya sampai akhirpun di ikat. Ia lalu menoleh ke belakang, meraih kembali telapak tangan Rili untuk ia genggam, "Nanti kamu hilang." Jawabnya asal.

Mereka sampai di dalam ruang sekat bernomor seratus. Meja berbentuk bulat dengan vas berisi bunga berwarna pink dan putih ditemani oleh lilin-lilin tinggi yang tertanam dalam vintage wood holders berwarna keemasan, menambah kesan romantis yang entah kenapa membuat Thora merinding. Kya terlalu berlebihan dalam mendekorasi ruang tunggu ini. 

Thora jadi merasa seperti berada di dalam acara pernikahan. Seharusnya, tidak perlu semewah ini, toh mereka hanya akan menghabiskan waktu selama satu jam disana. Biaya yang di keluarkan untuk mendekorasi ruangan sebesar ini tentu tidak sedikit. Kya mungkin menghabiskan sekitar tiga ratus juta rupiah untuk mendekor hall tersebut, Thora memprediksi dalam hati. 

Lelaki itu menarikkan kursi untuk Rili, agar perempuan itu duduk terlebih dahulu, "Ingin makan atau minum sesuatu?" Tanyanya.

Rili menggeleng, "Tidak."

"Oke, kalau begitu aku ambilkan." Ia tak mendengarkan. Thora saja merasa haus sekali, masa iya Rili tidak haus?.

Lelaki bertubuh atletis itu mengayunkan langkahnya menuju snack bar. Iya, dia mulai lapar lagi, energinya habis di dalam rumah hantu tadi!. Thora panggil seorang pelayan, ia tunjuk makanan dan minuman yang ia inginkan, lalu ia suruh lelaki itu mengantarkannya ke ruang sekat mereka.

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang