Bab 39 : Mas Oya ❤️

2K 242 26
                                    

Rili membuka pintu kamar mandi secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rili membuka pintu kamar mandi secara perlahan. Sudah cukup lama dia berdiam diri di kamar mandi. Setengah jam bukan waktu yang sebentar, kan? Dia bisa ambeien kalau terlalu lama duduk di kloset!

Matanya mengintip sedikit melalui celah pintu, dia lihat separuh tubuh Thora sudah benar-benar berbaring di atas ranjang.

Nafas panjang terhembus dari hidungnya. Rili dorong daun pintu bersamaan dengan tiang infus keluar dari dalam kamar mandi.

Thora benar-benar menuruti perkataannya. Lelaki itu tertidur dengan pulas di atas ranjang dengan dengkur halus yang terdengar samar. Ada ruang selebar empat puluh centimeter yang lelaki itu sisihkan untuknya, yang mana sangat cukup untuk Rili tidur-walau artinya dia harus tidur miring sepanjang malam.

Setelah merebahkan diri, perempuan berrambut hitam itu mengamati setiap detail wajah kekasihnya. Tidak dia lewati tiap inchi bingkai wajah berrahang kokoh milik Thora. Dengan segala bentuk perhatian, kasih sayang dan semua rasa yang Thora beri untuknya, apa dia sanggup membalasnya dengan sama besar?

Muncul rasa takut yang sedari tadi berusaha dia lawan keberadaannya. Takut jika mungkin rasa cintanya tidak seperti apa yang Thora harapkan.

Detik berikutnya Rili mencoba meyakinkan diri, bahwa dia akan berusaha memberi yang terbaik untuk hubungan mereka. Dia harus bisa mengendalikan pikirannya sendiri, juga prasangkanya yang sering kali mengarah pada hal-hal buruk.

Bersama Thora dia ingin menjalin hubungan yang sehat, yang berjalan dua arah, yang bisa menjadikannya pribadi yang lebih baik lagi.

Setelah mencium kedua kelopak mata Thora, Rili ikut memejamkan kedua matanya. Dia tidur dengan nyenyak sampai mendengar suara alarm yang nyaring.

Rili temukan sumber suara alarm dari ponsel Thora-yang lelaki itu letakkan di atas nakas. Dia lirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Rili guncang bahu lelaki itu kencang, "Thor-" Rili berdeham sebelum memanggil ulang kekasihnya, "M-mas Oya.." dia terbata mengucapkannya.

Thora tidak bergeming.

"Bangun! Nanti kamu terlambat berangkat.." Ucapnya dengan suara lebih kencang.

Rili benar-benar lupa, betapa sulitnya Thora untuk di bangunkan.

"Mas Oya!! Bangun!" Desaknya lagi yang tak juga mendapatkan respon sedikitpun.

"Mas!!" Rili masih berusaha membangunkan dengan mengguncang bahu Thora lebih keras lagi.

Dia paksa tubuhnya setengah duduk, kembali dia berusaha membangunkan Thora dengan memanggil namanya berulang kali.

Matanya tiba-tiba jatuh pada nampan dengan piring-piring dan mangkuk-mangkuk yang bertumpuk-tumpuk. Ada juga bungkus gelas-gelas plastik di dekatnya. Pasti semalam Thora kelaparan dan memesan makanan yang seharusnya untuk porsi lima orang!

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang