Bab 5 : Lelaki Aneh

1.5K 172 63
                                    

Temu lagiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Temu lagiii.. Maafkan lama.

Part ini ngga sepanjang bab sebelumnya, tapi dari pada nunggu kelamaan jadi aku upload dulu aja yang udah jadi yaa.

Voment, ramaikaaan.. 💕💕
Kalau rame ku balik lagi nulis cerita ini, tapi kalau masih sepi ku seling sama cerita yang lain dulu 😆. Harap maklum ya, ada tiga cerita ongoing xixixi

⚡️⚡️⚡️

Rili menjauhkan wajahnya cepat, juga mendorong tubuhnya bangkit dengan menumpu kedua telapak tangannya pada bahu bidang lelaki itu. Ia benar-benar tak sengaja, "Maaf.." Bisiknya tercekat sembari merapikan helaian rambut yang jatuh di satu sisi wajahnya. Lelaki yang pernah memergokinya di lift itu mematung, membuat Rili kembali tersadar untuk merebut ponsel yang masih menggantung di udara.

Ia rebut ponsel tersebut tanpa perlawanan, ia matikan sambungan telpon Kya. Dengan nafas lega, Rili duduk dengan canggung di kursi yang berseberangan dengan lelaki yang kini mengerjap beberapa kali dalam diam.

"Dengar. Saya tidak tahu hubungan apa yang anda miliki dengan Kya dan saya rasa, tidak seharusnya anda menyebarkan informasi tentang saya. Itu, privasi saya." Tegas Rili.

Lelaki itu berdeham satu kali, suara baritonnya membuat bulu kuduk Rili meremang, "Kamu membohongi Kya, adik saya."

"Setahu saya, Kya anak tunggal. Dan berbohong atau tidak itu urusan saya."

"Adik sepupu lebih tepatnya." Ada jeda yang lelaki itu beri dengan tatap tajam, "Wah.. Sahabat macam apa yang tidak tahu sahabatnya memiliki hubungan bahkan sudah tinggal bersama?"

Rili mengeratkan rahangnya kuat. Dimana sopan santun lelaki ini?. Mereka baru saja bertemu, dan lelaki dihadapannya ini dengan berani melanggar batas privasinya. "Itu bukan urusan anda."

Ia mengangguk-angguk dengan wajah tengil, "Tentu hubungan anda dengan lelaki itu bukan urusan saya." Ia memajukan tubuhnya, menumpu kedua siku di atas lutut, "Saya hanya ingin memastikan, tidak akan ada masalah setelah kita menjadi pasangan nanti?."

"Pasangan?. Siapa?. Anda dengan saya?" Rili menunjuk ke arah depan dan belakang, kini jari telunjuknya mengarah kepada dirinya sendiri.

Lelaki itu menggedikkan bahunya acuh, "Tentu. Siapa lagi?"

"Anda tahu saya sudah punya pasangan."

"Dan secara sadar anda mengikuti aplikasi pencari pasangan?. Lucu sekali. Kurang puas dengan pasangan anda?." Satu alis tebalnya naik ke atas, seakan mengejek.

Rili mengepalkan telapak tangannya yang berada di atas pangkuan, "Saya hanya ingin membantu Kya. Jangan salah paham."

"Sama. Saya juga ingin membantu Kya untuk menjalankan aplikasi ini. Lalu, dimana letak salah pahamnya?."

"Ada di perbedaan tujuan kita dalam mengikuti acara ini. Anda ingin mencari pasangan, saya tidak."

"Saya yakin tujuan anda juga bukan hanya, 'ingin membantu Kya'. Ada tujuan lain kan?"

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang