Thank you untuk votenya bab lalu!! Maap authornya lama, baru update lagi sekarang.. masih recovery dari sakit plus urus tiga bocil yang ganti2an aja panasnya.
Lagi musim sakit, jaga kesehatan ya semua 💕.
Btw ada request scene kah untuk Oya Rili sebelum ending? Aku selalu bingung kalau nulis bab2 akhir, tuh 🫣. Komen di sini untuk masukan ide yah 😬.
⚡️⚡️⚡️
"Rili setuju tunangan sama Mas Oya bulan depan."
Thora terlalu terkejut dengan persetujuan Rili. Rahangnya nyaris jatuh ke lantai saat mendengar kata-kata tersebut. "Hah? Nggak salah dengar aku, Bun?" Tanyanya heran.
"Heh! Udah bagus Rili langsung setuju! Nggak pakai pikir-pikir dulu! Kamu nggak mau memangnya? Tunangan sama Rili?"
Thora tak mengindahkan pertanyaan Martha. Alasannya bertanya bukan karena dia tidak mau bertunangan dengan Rili, hanya saja Thora penasaran dengan keputusan Rili. Apa yang membuat perempuan itu setuju dengan ide dadakan Mami? Rili pasti punya alasan, kan?
"Ih, ini anak malah nge-freeze!" Martha memukul bahu Thora kencang. Tatap penuh antusias Marta lalu bergulir pada Rili, "Rili, untuk urusan pesta, Mami yang akan siapkan semuanya. Rili nggak perlu siapin apa-apa. Serahin semuanya sama Mami, oke?" Ujar Martha riang gembira.
"Tapi, Mi.. Rili boleh minta satu hal?"
Martha mencondongnya tubuhnya ke depan, "Apa sayang?"
"Undangan yang datang, boleh hanya keluarga dan teman dekat kami? Rili.. kurang nyaman dengan pesta besar." Rili memang tidak suka menjadi pusat perhatian, Thora sangat tahu akan hal itu. Jadi, apa yang membuatnya mau bertunangan dengan Thora? Lelaki bermata monolid itu masih mencoba menerka-nerka.
Martha melirik Thora sekilas yang sejak tadi belum juga berkedip menatap Rili.
"Mami bicarakan nanti dengan Papi, seprivate apa acara ini bisa kita laksanakan. Kamu tenang aja, ya.. Terima beres!"
Rili mengangguk patuh. Perempuan itu lalu menoleh dengan kedua alis yang terangkat naik, membalas tatap Thora dengan bingung.
"Oya, ih! Kenapa diam aja?! Ada yang mau kamu sampai, kan, nggak? Ke Rili? Kenapa mendadak diem, sih?"
Thora bangkit, dia raih pergelangan tangan kanan Rili, "Kita bicara." Ajaknya tegas. Thora lalu menggiring Rili menuju gazebo luar. Dia butuh bicara empat mata dengan kekasihnya. Tanpa interupsi siapapun. Apalagi Mami!
"Mau bicara apa?" Tanya perempuan yang mengikuti Thora dari belakang dengan langkah pelan. Rambut pendek hitam sebahu miliknya berkibar seiring dengan angin yang berhembus kencang.
Rili duduk di pinggir gazebo dengan hati-hati, dia bilang tulang ekornya masih terasa nyeri. Thora tentu merasa bersalah dibuatnya, tapi dia bisa apa? tidak mungkin kan, Thora menawarkan diri untuk memijat area bokong Rili? Bisa-bisa di anggap kurang ajar dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained by Ferris Wheel (END)
ChickLitThora sangat berusaha menghindari segala urusan dengan mahluk bernama perempuan. Oma, Mami dan ketiga kakak perempuannya sudah cukup membuat hidupnya hiruk pikuk dan penuh drama. Agar bisa lepas dari hukuman yang Mami berikan, Thora diwajibkan ikut...